Bab 3

2.3K 233 4
                                    

Hari sudah mulai gelap, Andreas membawa Tomi kembali kerumah. Sesampainya di rumah, kedua orang tua Andreas menanyakan apakah Andreas mendapatkan pekerjaan?

"Bagaimana nak, apakah kamu mendapatkan pekerjaan?" tanya Ibu Tomi.

Sambil makan makanan di depannya, Andreas menelan makanan itu dulu baru berbicara. "Aku mendapatkannya ibu... Oh mereka juga membayarku di awal, jadi tadi aku sudah membayar tunggakan Listrik, air, dan juga rumah sudah aku bayar selama satu tahun kedepan. Gajiku besar, jadi aku bisa membiayai semuanya."

"Syukurlah kalau begitu," ujar ibu Andreas.

"Oh iya, ini untuk ibu, buat belanja keperluan rumah." ujar Andreas sambil menyerahkan uang ke ibunya.

Ayah Andreas hanya tersenyum bangga melihat anak laki-lakinya sudah bekerja dan menghasilkan uang sendiri. Sekarang kebutuhan keluarga jadi lebih ringan, bahkan Andreas juga sudah membayar uang sekolah Tomi selama setahun. Mereka semua sudah selesai makan, Andreas masih bermain-main dengan Tomi. Lalu Andreas memberikan sesuatu kepada Tomi.

"Tomi, ini untukmu..." seru Andreas sambil memasangkan mainan tas yang berbunyi gemerincing itu.

"Uncle, terimakasih..." seru Tomi.

"Tomi, jika kelak kamu tersesat, bunyikan saja ini. Uncle akan ada untukmu," seru Andreas.

Tomi mengangguk, malam sudah semakin larut. "Ya sudah ayo tidur."

"Tomi tidur sama Uncle ya..." ujar Tomi.

Andreas mengangguk, Andreas dan Tomi masuk kedalam kamar. Seperti biasa, Tomi tidur dalam pelukan Andreas, mungkin kelak saat Tomi dewasa nanti, Tomi pula yang akan memeluk Andreas saat tidur. Andreas masih belum bisa tidur, ia masih kepikiran dengan orang yang ada di perusahaan itu.

Andreas akhirnya mengantuk, lalu tertidur pulas hingga pagi hari. Saat pagi menjelang, Andreas bangun lebih awal, ia juga membangunkan Tomi. "Tom, bangun... Nanti kamu terlambat."

"Eeeng... Iya... Mandi bareng Uncle ya." sahut anak itu.

"Baiklah, ayo..." Ujar Andreas.

Setelah selesai mandi Andreas memakaikan seragam sekolah untuk Tomi, setelah Tomi selesai ia pergi keluar menuju dapur untuk sarapan, di ikuti oleh Andreas dari belakang. Setelah selesai sarapan, Andreas pergi kerja sembari mengantarkan Tomi ke sekolah. Mereka sampai di sekolah Tomi, Andreas berbicara. "Tomi, Uncle pergi kerja dulu. Kamu belajar yang rajin ya, ingat jangan nakal. Bekalnya di makan ya,"

"Siap, Uncle." ujar Tomi.

Tomi pun masuk ke dalam, Setelah melihat Tomi sudah berada di dalam kelasnya, Andreas baru pergi menuju ke kantornya. Andreas pergi naik taksi, di sepanjang perjalanan Andreas memikirkan pria itu. Ketika sampai di Gedung, Andreas menyapa semua karyawan disana.

"Selamat pagi...." seru Andreas.

"Selamat pagi juga, Andreas..." sahut Rain.

"Oh, pak Rain... Sudah sarapan?" balas Andreas.

"Sudah, kamu? Oh iya, kamu langsung keruangan 1546 ya." ujar Rain.

"Baik pak, saya juga sudah sarapan kok." ujar Andreas.

Rain mengangguk, Andreas pun menuruti apa kata Rain, ia pergi masuk ke dalam ruangan 1546. Ruangan itu adalah ruangan dimana pria misterius itu di berada. Andreas melihat pria itu tengah duduk di tempat tidurnya dan melihat lekat-lekat kearah Andreas. Andreas berbicara. "Selamat pagi, aku Andreas... Aku membawakanmu sarapan,"

Pria itu nampak senang, tapi Ekspresi wajahnya nampak datar, namun senangnya itu terlihat dari sorot matanya. Andreas merasa ada yang aneh lagi, bekas luka yang sama, bentuknya bulat dan banyak bekas tusukan jarum di bagian leher.

(BL)- THE MYSTIKAL OF AGEWhere stories live. Discover now