Bab 6

2.2K 193 12
                                    

Andreas mencoba mengetuk pintu rumah itu, lalu ada penghuni rumah yang keluar. "Maaf cari siapa ya?"

Andreas bingung lalu berbicara. "Maaf, kalau boleh tau, keluarga yang tinggal di rumah ini sebelumnya pindah kemana ya?"

Orang itu tampak berpikir kemudian berbicara. "Saya kurang tahu, mereka menjual rumah ini kepada saya sejak lima tahun lalu."

"Oh, terimakasih... Saya permisi dulu." Seru Andreas.

Andreas berjalan gontai, ia tidak tahu harus kemana mencari keluarganya. Ia mencoba menelpon Ayumi dengan ponselnya. Telpon itu tersambung, lalu di angkat dan terdengar suara wanita disana. "Halo, dengan siapa saya bicara?"

Andreas menangis dan meneteskan air matanya. Lalu Andreas berbicara. "Kakak, ini aku... Andreas..."

Ayumi di seberang sana juga menangis, Tomi yang melihat ibunya menangis langsung mengambil ponsel ibunya. "Halo, maaf ini dengan siapa...?"

Andreas berbicara. "Ini aku, Andreas..."

Tomi yang mendengar itu langsung meneteskan air matanya. "Uncle, Uncle dimana? Ini aku Tomi..."

Andreas melihat sekitarnya, "Uncle di.... Ini, di Star Coffee... Di depannya ada taman, Aku di sini."

"Uncle tunggu aku disana, aku dan ibu akan segera kesana." seru Tomi.

Andreas mematikan telepone itu, Tomi dan Ayumi segera pergi mencari Andreas. Andreas sangat haus, ia membeli sebotol air mineral untuknya, ia melihat sekeliling, ia melihat Anak kecil yang sedang bermain bersama saudara laki-lakinya, mengingatkannya pada Tomi saat itu. Andreas tidak yakin akan seperti apa keponakannya itu sekarang.

Andreas sedang duduk sambil melihat kekanan dan kekiri. Saat itu juga matanya tertuju kearah satu orang, itu adalah Tomi. Tomi masih ingat betul wajah paman kesayangannya itu, terlebih Andreas tidak menua dan masih sama seperti dua puluh lima tahun yang lalu.

Tomi meneteskan air matanya, ia melihat Unclenya berdiri di hadapannya itu. Ayumi menutup mulutnya menahan tangisnya, Tomi berlari dan langsung memeluk Andreas. Andreas juga sama, berlari dan memeluk Tomi juga Ayumi.

Andreas terlihat pucat, Tomi khawatir dan langsung menggedong Andreas di belakang. Andreas tersenyum ia teringat dulu ia sering menggendong Tomi seperti itu. Tomi berbicara. "Aku merindukanmu, Uncle..."

"Aku juga merindukanmu, aku tidak tahu sekarang kamu sudah sebesar ini." sahut Andreas.

Ayumi yang sedari tadi diam berbicara. "Kami berpikir kamu tidak akan pernah kembali adikku, setelag dua puluh lima tahun kamu pergi, bahkan kamu tidak berubah sedikitpun."

Andreas hanya tersenyum, mereka sudah masuk kedalam mobil menuju kerumah Tomi yang baru. Mereka sampai dirumah, Tomi membantu Andreas duduk di Sofa. Ayumi berbicara. "Adikku, apakah kau sudah makan? Kakak ambilkan makan untukmu ya."

"Terimakasih kak," ujar Andreas.

Tomi melihat Andreas intens, lalu Andreas berbicara. "Kenapa Uncle tidak menua sedikitpun?"

Andreas tersenyum misterius lalu berbicara. "Bukankah kamu yang meminta Uncle harus tetap seperti ini? Tidak boleh menua, karena kamu mau menjadi sugar Deddy nya Uncle?"

Tomi meringis, lalu wajahnya bersemu merah. "Iya, karena aku mencintai Uncle sejak aku kecil, sekarang berjanjilah padaku, kamu tidak akan meninggalkanku lagi."

Andreas mengangguk, kemudian Ayumi membawakan makanan untuk Andreas. Tomi langsung mengambil makanan itu dan menyuapkannya ke mulut Andreas. Ayumi tersenyum senang, melihat Tomi yang kembali bersemangat untuk menjalani hidupnya. Mengingat betapa dekatnya Tomi dulu kepada Andreas. Ayumi berbicara. "Nak, ibu ke kantor dulu ya. Kamu jaga pamanmu dulu,"

(BL)- THE MYSTIKAL OF AGEWhere stories live. Discover now