Bab 8

1.4K 129 4
                                    

Mesin Pembunuh....






Pagi hari menjelang, Andreas bangun lalu di ikuti Tomi yang ikut bangun juga. Tomi mencari Andreas, saat ia bangun Andreas sudah rapih, lalu membawa 1 koper pakaiannya yang di belikan oleh Tomi. Tomi berbicara. "Kamu sudah mau pergi?"

"Belum, aku hanya menyiapkannya saja. Kamu mandi, lalu sarapan dan pamitan kepada ibumu. Uncle tunggu di luar ya," ujar Andreas.

Tomi mengangguk dan langsung pergi mandi, Andreas pergi turun kebawah untuk sarapan. Andreas menyapa Ayumi. "Pagi kak, maafkan aku karena harus pergi dan tidak tinggal disinu bersama kalian."

"Pagi juga adikku, tidak masalah... Asalkan kamu bisa jaga diri dan baik-baik saja. Tapi, apakah alasanmu ada kaitannya dengan dua puluh lima tahun kamu menghilang?" ujar Ayumi.

Andreas menghela napas panjang sebelum berbicara. "Benar, aku tidak tau hal apa yang perusahaan lamaku lakukan saat itu. Intinya mereka mencoba membunuhku,"

Ayumi menjadi sangat khawatir, akan ada hal yang terjadi. Namun melihat sorot mata adiknya yang benar-benar penuh amarah dan sebenarnya manik mata Andreas sedikit berubah. Ayumi tersenyum sebelum berbicara kemudian. "Ya sudah, kamu sarapan dulu. Paling tidak, Tomi akan mengantarmu ketempat barumu, jadi sewaktu-waktu kakak bisa mengunjungimu."

Andreas mengangguk, lalu Tomi datang dan ikut sarapan bersama mereka. Setelah selesai sarapan, Tomi dan Andreas pun berpamitan pergi dari sana, pergi meninggalkan rumah Tomi menuju ketempat Andreas yang baru. Setelah menempuh perjalanan satu jam, Andreas dan Tomi sampai di sebuah Rumah yang temptnya tepat berada di tepi pantai.

Tomi berbicara. "Kamu tinggal disini?"

"Iya... Kamu mau mampir atau langsung ke kantor?" ujar Andreas.

"Aku langsung ke kantor, lain kali aku akan mampir." sahut Tomi.

"Ya sudah kamu hati-hati..." ujar Andreas.

Tomi mengangguk, Andreas melambaikan tangannya seiring kepergian Tomi yang semakin jauh. Dari dalam rumah, Juno keluar bersa Savaro. Juno sangat senang melihat Andreas, Andreas tersenyum kearah mereka.

"Selamat pagi, maaf aku baru datanhmg hari ini." sapa Andreas.

"Pagi juga An... Tidak masalah, tapi Juno selalu menanyakanmu." sahut Savaro.

Andreas menyapa Juno, lalu Juno berbicara. "A-aku bisa berbicara... Ka-karena, tiba-tiba saja, li-lidahku tumbuh..."

Andreas terkejut, lalu mereka buru-buru masuk kedalam. Sesampainya di dalam, Juno membawa tas Andreas dan membawanya ke kamar Andreas. Kemudian mereka berkumpul di ruang kerja Savaro. Andreas berbicara. "Sebenarnya, ada yang aneh juga denganku. Mataku ini.... Sedikit ke unguan,"

Savara memeriksa kesehatan Andreas, Savaro bahkan melihat kalau Andreas baik-baik saja. Savaro mengambil sample darah Juno sebelumnya, di darah Juno terdapat sesuatu yang berbeda, lantas di darah Andreas terdapat hal yang unik. Lalu saat melihat ada sesuatu di darah Andreas, ia mengambil suntikan yang sempat tertancap di lengan Andreas saat ia menemukannya. Savaro memeriksa dan hasilnya sangat mengejutkan.

"Darahmu unik, mampu menetralisir virus mematikan yang ada di suntikan ini. Namun, siapa kau sebenarnya? Di darah Juno bahkan darahmu hampir sama dengan Juno?" ujar Savaro kepada Andreas.

(BL)- THE MYSTIKAL OF AGEWhere stories live. Discover now