5

713 99 28
                                    


Waktu sudah selang beberapa jam ketika mereka menaikin pesawat menuju last city. Ditengah pemandangan gelapnya gurun pasir dari atas sini, dan hanya cahaya bulan yang dapat membuat ketiganya tertarik memandangnya jauh dari atas.

Abi mengalihkan pandang melihat perempuan yang tengah kaku dalam duduknya. Mungkin ini menjadi pengalaman pertamanya naik pesawat setelah bertahun tahun berada dikawasan pandemi.

Abi tidak pernah bicara dengan Emily, kecuali suami dari perempuan itu. Selama lamanya dia bergabung di Right Arm, Abi terlalu malas mengajak orang asing berbicara. Tidak seperti dalam kegiatan pekerjaan dia yang mengharuskan berkomunikasi satu sama lain. Namun bukan berarti dia tak mengenal Emily.

Abi banyak berteman dengan pria berumur setelah mengharuskan bekerja sebagai anggota tim Vince, karena pria itu telah menolong dirinya dan juga ayahnya yang telah sakit. Sehingga mau tak mau dia banyak mengenal teman teman Vince dan menjadi berteman.

Bukan masalah selagi dia masih hidup saat ini.

"Kau tak akan jatuh hanya karena naik ini." celetuk Abi menoleh pada Emily. Dia melirik kuku kuku perempuan itu yang memutih karena terlalu erat memegang penyangga.

Emily menarik nafas. "This is my first time."

Abi mengangkat alis lalu membuang pandang melihat Vince yang duduk dikursi pengemudi pilot. Alisnya mengkerut ketika mengingat sesuatu sehingga dia kembali melihat Emily. "I thought you were stay."

"I have to make a sure they are save."

"All? They'll be okay."

"No exactly. I actually came cause.. i needed to know the truth about Clara."

Abi terdiam beberapa saat. "Whats goin' on?"

Emily diam, dia menatap langit langit atap seakan mencoba mengingat sesuatu. "Kami kenal tak lama dari ini. Dia membantuku mengangkat barang waktu itu, lalu kami dekat. Dia selalu menyempatkan diri dari kesibukannya untuk menemaniku. Setelah tau kekurangan yang kumiliki, dia datang menemaniku." Emily tersenyum kemudian, "She's good girl."

Abi mengangguk dalam keheningannya. "Jadi kau mengurusnya seperti dia anak angkatmu?"

"Jika aku bisa berperan dalam hidupnya, aku akan melakukan itu."

"Maybe she doesn't mind it. Dia bukan gadis seperti yang lain."

"Bagaimana maksudnya bukan seperti yang lain?"

Abi mendengkus mendengar nada menggoda dari Emily. "Aku tak berencana merebutnya dari Newt."

"Aku tak bilang seperti itu."

Abi menggeleng dengan senyum tertahan. "Funny."

Emily tertawa. "Well ku akui dia memang cantik."

"Kau bisa mengalihkan rasa sukamu dengan yang lain. Maksudku ada banyak gadis gadis muda seperti mereka yang bergabung di Right Arm."

"Aku mengerti."

Emily dan Abi kembali terdiam.

"Jika ada kesempatan, kau mau bersamanya?"

"Tidak semudah itu."

"Why?"

"Dia terlihat tak menyukaiku." Abi kembali menjelaskan ketika masih melihat raut tak mengerti dari Emily. "Aku beberapa kali tak bersikap baik padanya."

"Jika kau benar benar mau bersamanya, aku pikir kau bisa menaklukannya. Hanya saja terlalu jahat untukmu memisahkan seseorang hanya untuk mendapatkannya."

"Aku tak pernah bepikir seperti itu."

"Ya semoga tidak."

Abi memilih diam beberapa saat.

GIRL CRUSH [book 3 : The Death Cure]Where stories live. Discover now