13

520 78 31
                                    

8 months later..


Usia kandungan Clara semakin tua. Perut Clara semakin membucit dan Clara senang ketika perutnya bergerak gerak. Bayi itu menendang setiap dia mengajaknya bicara.

Terkadang Brenda dan Emily kasihan kepada Clara karena harus merasakan berat membawa perut besar itu dengan tubuh yang kecil. Namun Clara benar benar terlihat mempesona. Brenda akui, orang yang sedang hamil memang terlihat sexy.

Gadis itu sampai memasang wajah galak kala mata anak buah Vince nakal melihatnya. Hal ini juga Brenda sampaikan kepada teman temannya yang lain untuk memperhatikan Clara dan menjaga gadis itu dari laki laki dewasa yang menatap tubuhnya.

Sayang sekali Newt tidak bisa melihat ini. Brenda selalu ingin Newt melihat perkembangan kehamilan Clara. Paras wanita yang sedang hamil itu juga berubah menjadi lebih cantik dan bawaan yang tenang jika di dekatnya. Clara berubah hampir 80 persen dari gadis remaja.

Seperti saat ini, Clara masih berlatih senapan yang Thomas dan Brenda ajarkan. Padahal keduanya menyuruh dia untuk tetap istirahat, tetapi gadis itu memaksa mereka untuk melatihnya lagi.

Sudah lama sejak dia hamil Clara tidak meneruskam latihannya lagi. Padahal jika dipikir pikir sayang sekali karena Clara mahir dalam menggunakan tongkat dan pandai menggunakan senjata lainnya.

"Tarik bahumu," Brenda membawa bahu Clara untuk tegap. "Jika sudah merasa tepat, lepaskan."

Clara segera melepaskan panah itu hingga menancap pada beberapa lingkar kedalam. Gadis itu tersenyum senang. "Aku masih bisa melakukan ini ternyata."

"Tentu saja, kau pandai menggunakan senjata." puji Brenda.

"Tapi kau harus memperhatikan posisimu agar tidak menyulitkan perutmu." ujar Thomas, "Seperti tadi, aku tau kau harus menahan nafas karena tidak nyaman."

Clara bergumam membetulkan.

"Ambil posisi miring agar lebih bebas bergerak." kata Thomas.

Brenda mengangguk lalu beralih pada Clara, "Mau coba lagi?"

"Ayo lakukan--"

DORR!!

Mereka semua terjatuh terkejut dengan getaran kencang dari reruntuhan batu dinding berasal dari tempat tinggal mereka. Asap memenuhi tempat ini.

"VINCE! KELUAR KAU!"

Thomas, Brenda, dan Clara yang sedang terbatuk batuk terdiam mendengar suara itu. Asap tebal membuat mereka tak dapat melihat dengan jelas, hanya suara orang orang yang berteriak riuh kalang kabut.

Thomas berteriak, "Clara, kau harus pergi dari sini!"

Brenda membangunkan Clara. "Aku akan membawanya!"

Brenda dan Clara berlari menjauh dari kekacauan itu.

"Sialan! Morgan!!"

Bisa di dengar Vince ikut berteriak marah. Suara tembak tembakan mulai terdengar. Clara masih menoleh kebelakang, melihat right arms yang betarung. Hati Clara berdebat panik kala salah satu dari anak buah Morgan ikut mengejarnya.

"Brenda!"

Brenda menoleh kebelakang. Dia berhenti melihat pria itu. Pandangannya kembali pada Clara. "Clara dengar, kau harus lari dan cari tempat persembunyian. Aku akan menyusulmu."

Clara menggeleng, "Aku tidak akan meninggalkanmu!"

"Semuanya akan baik baik saja. Lari, Clara!"

Clara masih menggeleng. "Aku ikut denganmu."

"Clara!" Brenda berteriak. Musuh sampai di hadapan mereka.

"Aku janji akan menyusulmu." Brenda memegang bahu Clara yang bergetar, "Aku akan baik baik saja. Percaya padaku."

Clara menunduk lalu perlahan meninggalkan Brenda dengan tangisnya yang tertahan. Dia bergerak cepat mencari tempat sembunyi, keributan dari belakang benar benar membuat Clara bergetar karena panik.

Ada sebuah bangunan kecil yang membuat Clara akhirnya kesana.

Clara memasuki bangunan itu dengan tangan tangan yang menempel di dinding. Perutnya tiba tiba mulas.

"Arghh." Meringis kecil, Clara kembali berjalan jauh kedalam. Namun kakinya terpaksa jatuh karena tak kuat merasakan perutnya yang sakit.

Clara menangis tak tau harus berbuat apa. Dia bergerak dengan tangannya untuk bersembunyi dibalik dinding.

"Arghh!" Dia meringis kencang. Tangannya meraba perutnya.

Tidak ada jalan pikiran yang membuat Clara harus berpikir positif. Pikiran dan serangan panik membuat Clara buntu. Dia merogoh sesuatu di saku celananya.

Setidaknya bayi ini harus selamat dari pada dia.

Di detik itu juga, Clara merobek perutnya dengan pisau yang ia punya.

"ARGHH!"

***

Langit kembali berganti dengan awan gelap yang hanya disinari sinar bulan. Kekacauan dan bangunan yang runtuh menjadi pemandangan pertama yang dapat dilihat. Right arm bersimpuh dengan tangan terikat. Mereka kalah jumlah.

Kondisi ini mengingatkan Thomas saat right arm diserang oleh wicked di bukit.

Morgan dan anak buahnya mengambil senjata dan barang barang yang right arm punya. Morgan sendiri masih tertawa tawa penuh kemenangan.

"Kau!" Morgan menunjuk Cassie yang ketakutan.

"Mau melihat ayahmu?"

Mereka semua terdiam.

Morgan memberi kode kepada anak buahnya. Tak berapa lama dari itu itu mereka membawa kotak besar yang ditutupi kain. Mereka membawa itu tepat dihadapan Cassie.

"Siap dengan kejutanku?" Morgan tertawa melihat raut pucat mereka. "Senang sekali melihat wajah ketakutan kalian. Kalian memang harus tau beradapan dengan siapa."

"Morgan." Morgan mengeja namanya sendiri. "Hati hati dengan nama itu."

Morgan melirik kotak itu yang sudah di taro. "Dia pernah patuh kepadaku. Lalu kau datang dan menghancurkan kami. Mengambil dua orang milik ku untuk ikut bersamamu. Aku masih bisa memaafkan itu."

Morgan menunjuk Cassie. "Tapi ayahmu ingkar janji. Dia membunuh adik ku. Jadi aku pikir, hal yang sama juga harus ku lakukan."

Cassie menegang mendengar itu.

Vince dan yang lain terlihat marah.

"Baiklah," Morgan memberi kode agar mereka membuka kainnya. "Here's your suprise!"

Mereka semua sontak terkejut. Paul berteriak dan meronta ronta. Dia bukan lagi manusia, tetapi crank.

Melihat itu membuat Cassie berteriak. Mereka semua juga tak bisa menyembunyikan raut wajah terkejutnya.

"MATI KAU, MORGAN!"

Dorr!!!





***

Aku terima pertanyaan, saran, atau kritik buat 3 part ini! (⁠●⁠♡⁠∀⁠♡)

Sebenarnya 1 permintaan karakter buat hidup lagi bisa tapi harus ada yang mati..

Coba jawab, jangan jadi silent reader yaa!! :*

GIRL CRUSH [book 3 : The Death Cure]Where stories live. Discover now