14

523 88 16
                                    


Asap dan api menjadi penglihatan pertama usai perang besar antara Morgan dan Right Arms. Orang orang yang tak bernyawa sudah memenuhi sepanjang jalan pasir kering ini. Perang yang dimulai pada pukul dini hari berkisaran menjadi lebih dari sepuluh jam lamanya. Langit malam untuk pertama kalinya meneteskan air hujan. Sangat mendukung sekali atas kehilangan banyaknya kawan mereka.

Tetapi Morgan telah mati. Semua anggota mereka sudah mati. Ditengah tengah hampir kematian Vince, untuk kali keduanya Jorge bersama Abi mengambil tembakan dari arah lain yang langsung dapat menyerbu musuh semua. Tidak ada yang lebih beruntung atas kehadiran ide mereka yang muncul. Karena ketidak siapan Right Arms akan kemunculan Morgan, mereka hampir habis ditangannya. Vince tidak bisa membayangkan bagaimana usahanya sia sia selama ini.

Malam yang sunyi ini akhirnya terisi tangis pecah Brenda. Di dekatnya ada Emily yang berlumuran darah. Wanita yang selama ini menjadi ibu angkat dari anak anak para remaja. Tidak hanya Brenda, Frypan ikut menangis mendekatinya. Lalu James, suami wanita itu ikut menghembuskn nafas terakhirnya karena tusukan dari salah satu anggota Morgan.

Pemandangan itu membuat Thomas, Vince, dan Minho tertegun melihatnya. Mereka hanya terduduk lemas mengamati itu.

Anggota alis teman teman Vince pun banyak yang kalah berjuang. Luka luka mereka cukup parah sampai Vince tidak bisa lagi berkata. Pria itu hanya diam masih tak tau harus melakukan apa. Dia terlalu terkejut.

Benny salah satu teman lama Vince ikut berbaring tak bernyawa. Disaat akhir hayatnya, pria itu masih menampilkan senyum tipis dikematiannya. Orang baik memang selalu terlihat meskipun dia tak bernyawa. Benny adalah salah satu teman terlama Vince yang berpikiran seadanya. Dia terbilang lucu. Vince sangat berat untuk mengikhlaskan dia.

"Brenda.." Thomas menyentuh punggung Brenda yang bergetar. Mata pria itu ikut berkaca.

Brenda bergerak memeluk Thomas dalan tangisannya. Frypan ikut mengusap telapak tangan Brenda disaat dia juga sudah mulai tenang.

Suara langkah kaki yang datang membuat Minho beranjak mendekatinya.

Jorge terpengah melihat pemandangan disana. Dia berlari mendekati Brenda. "Brenda, you okay!?"

Thomas memberikan tatapan melirik pada Emily ketika Jorge manatapnya.

Lelaki itu menunduk mengerti.

"Dimana Clara?" Abi bertanya seraya melirik mereka satu persatu.

Brenda seketika berhenti menangis seolah teringat sesuatu. "Aku menyuruhnya lari."

"What?" Thomas ikut terkejut.

Brenda menggeleng. "Dia akan lebih aman jauh dari sini."

"Lalu sekarang dia dimana!?" Abi berteriak kesal.

Brenda diam tak tau harus menjawab apa.

"Shit." Minho mengacak acak rambutnya.

"Come on we have to go." Abi menepuk Minho untuk ikut bersamanya.

Thomas ikut beranjak, namun ketika melihat Brenda mengikutinya. Pria itu menggeleng tak setuju. "Kau tetap disini."

"Aku harus melihatnya!"

"Akan lebih aman disini, Brenda.."

"Aku tidak apa apa."

"Dengarkan dia." Jorge membuka suara. Dia beranjak mendekati Brenda dan menggenggam tangannya. "Biarkan mereka yang mencarinya."

"Tapi--"

"Aku janji akan menemukannya." Thomas berucap sungguh sungguh.

Brenda menghela nafas akhirnya mengangguk.

GIRL CRUSH [book 3 : The Death Cure]Där berättelser lever. Upptäck nu