•17•

53 42 45
                                    

Laura mengeringkan rambutnya sambil menonton film lewat ponselnya, dia melirik ke arah jam dinding sejenak dan sontak membola

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Laura mengeringkan rambutnya sambil menonton film lewat ponselnya, dia melirik ke arah jam dinding sejenak dan sontak membola. "Hah? Kok udah jam setengah delapan, sih?" pekik Laura panik, dia mematikan hairdryer dan membereskan barang-barangnya yang berantakan.

Laura menyisir rambutnya secepat mungkin, lalu dia memasukkan beberapa buku, laptop dan charger-nya ke dalam tasnya. Lalu dia buru-buru berjalan keluar dari kamarnya, "Aduh, jadi telat ....

Laura menuruni anak tangga dengan buru-buru, tiba-tiba ponselnya berdering tanda panggilan masuk. Tanpa melihat siapa yang menghubunginya, dia langsung mengangkat panggilan tersebut. 

"Halo?" sapa Laura menempelkan ponselnya pada daun telinganya.

"Ra, gue di luar."

"HAH?" pekik Laura dengan kening yang mengerut, dia melihat lagi layar ponselnya. Kedua mata Laura kembali melebar melihat nama kontak yang memanggilnya tadi, dia berlari cepat keluar rumahnya.

"Kok lo di sini, Yud?" tanya Laura bingung saat melihat Yudi yang berdiri sambil bersender di depan dinding rumahnya entah dari kapan lelaki itu menunggu. Yudi menyunggingkan senyum tipis di wajahnya, dia menegakkan kembali tubuhnya.

"Pas jalan nganter teman dekat sini, lo juga ditanya-tanya di grup gak balas. Jadi, gue kepikiran ke rumah Rasti bareng." jawab Yudi tersenyum simpul.

"Padahal lo gak perlu repot-repot," ucap Laura tersenyum paksa. Jika Yudi sudah di rumahnya dia tidak tahu bagaimana harus menolaknya dan dia juga tidak enak menolak saat orang yang menawarkan bantuan sudah di hadapannya.

"Jadi, mau bareng?" tanya Yudi memastikan.

Laura mengangguk pelan, dia tersenyum simpul. "Lo udah di sini, gak enak gue kalo nolak. Bentar, gue kunci pintu rumah dulu."

Yudi mengangguk patuh, Laura mengunci pintu rumahnya sambil menghela napas berat. Lalu kedua berjalan masuk ke dalam mobil, Yudi memutar mobilnya berbelok keluar dari kompleks perumahan Laura. Keduanya diselimuti kecanggungan dengan lagu yang terputar memecah keheningan antara mereka.

Laura mengotak-atik ponselnya berniat mengabari Rafa bahwa dirinya sudah pergi untuk belajar bersama menghadapi ujian minggu depan. Tentu saja dia memberitahu juga perihal Yudi tiba-tiba datang ke rumahnya, Laura menoleh ke arah Yudi dan memalingkan wajahnya.

"Em, Yud ...."

"Iya, kenapa? Ada yang ketinggalan? Atau lo mau singgah sebelum ke rumah Rasti?" tanya Yudi sesekali melirik ke arah Laura.

Laura menggeleng, "Lain kali jangan ke rumah tiba-tiba gini, walaupun searah. Gue gak mau ngerepotin ...."

"Tapi gue gak kebe—"

"Gue yang keberatan." potong Laura cepat dan tegas.

"Maaf kalo lo tersinggung, tapi gue cuman bisa terima niat baik lo. Makasi tumpangannya, nanti gue pulang naik taksi. Jadi lo gak perlu repot-repot nganter balik sebagai tanggung jawab," terang Laura melepas seatbelt-nya dan keluar dari mobil Yudi saat mereka sudah sampai di rumah Rasti. Yudi hanya diam melihat punggung Laura yang menjauh, dia ikut keluar dan menyusul Laura.

2. I&U : Lara [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora