08. Astraphobia

75 33 51
                                    

Jangan bosen dukung vote & comment ya...

🍃🍂🍂🍃

Hari itu...

Sore yang mendung dan gelap ...
Namun yang menakutkan bukan hanya pertanda akan turun hujan, melainkan suara petir yang terdengar sering memekakkan telinga. Membuat siapapun gentar pada sang kekuatan alam.

Jane terdiam cukup lama... Memeluk dirinya sendiri dengan erat di ruang baca perpustakaan. Kelas nya sudah selesai setengah jam yang lalu, namun karena di luar kilat petir... sesuatu yang paling ditakuti nya di dunia ini.

Ya, Jane memiliki semacam phobia pada petir. Ini menyangkut pengalaman traumatis nya saat masih kecil. Dan itu berhubungan dengan hari dimana ayah nya meninggal dunia.

Jadi sampai dewasa pun Jane tak bisa menghilangkan ketakutannya di saat cuaca seperti ini.

Sudah 1 jam berlangsung .. namun tak berhenti juga. Meski di dalam ruangan Jane tetap dapat mendengar suara yang bagi nya amat mengerikan.. Rasanya seperti.. kapan saja bisa membunuh nya.

Jane mulai menangis frustasi. Beberapa mahasiswa memandang aneh padanya. Jane berusaha keras mengendalikan emosinya... menahan tangis nya.
Meski sekujur tubuhnya tegang dan nafasnya menjadi agak sesak karena gelisah nya yang berlebihan.

Rasanya aneh sekali dikelilingi orang-orang yang amat tenang di situasi ini, saat kamu sendiri panik.

Seorang mahasiswa mendekat menanyakan kondisi nya namun Jane berkata bahwa ia tidak apa-apa. Lalu pria itupun meninggalkannya, berpikir pasti karena masalah cinta makanya gadis itu dilihat nya tadi menangis.

Jane tak bisa menahan tangis nya lebih lama, dan menuju pojok paling belakang ruang perpus itu. Tempat yang biasanya jarang di datangi para pencari buku.

Jooan yang sudah menunggu di luar di dalam mobil nya tak bisa menghubungi Jane. Ponsel nya non aktif.

'Apa gadis Jane itu pergi melarikan diri lagi seperti kemarin ?? '

Jangan kira kemarin Jooan tidak tahu kebohongan Jane. Baju Jane yang berubah dan lembab .. juga rambut nya yang setengah basah. Jooan tau betul Jane dari luar kampus hingga ia basah seperti itu. Lagipula Jooan tidak melihatnya keluar dari lobi kampus.

Tapi Jooan tidak marah, melihat cara Jane yang kembali ke kampus untuk nya. Itu saja sudah bentuk cara Jane menganggap dirinya. Jadi Jooan tidak mempermasalahkan itu.

Jooan termenung sambil menunggu .. Dan begitu saja ingatannya kembali saat Yuri menceritakan bahwa putri nya itu memiliki phobia pada kilat dan petir. Jooan terkejut menyadari ingatannya itu dan mulai keluar dari mobil nya memakai payung.

Ya, Jane tidak takut pada hujan. Tapi hanya takut pada kilat dan petir nya. Dan Jane kemungkinan besar masih di dalam gedung menunggu dan mematikan ponselnya sebagai bentuk kehati-hatiannya. Jooan menganalisa hal itu di otak nya.

Jooan memakai masker menyembunyikan tampilannya. Beberapa mahasiswa dilihat nya keluar, Jooan setengah berlari menghampiri mereka.

" Permisi, boleh aku bertanya ....? "

Para mahasiswa itu berhenti melihat sosok dengan tampilan tertutup itu.

" Ya.. silahkan ... ", jawab seorang berkacamata.

" Apa kalian melihat mahasiswi jurusan kedokteran semester 3 bernama Jane... ? ",

Seseorang berkemeja biru terlihat merespon.

" Jane .. ? Gadis pendiam yang cantik itu kan.. ? Yang itu lhoo.. yang disukai senior Lee... tapi dia cuek sekali... ", ucap pria itu pada temannya yang lain.

My Daddy My Crush ( M )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang