9. Beautiful moment

234 29 0
                                    

Off shoulder dress di bawah lutut berwarna lilac berlengan panjang dengan sentuhan artistik di ujung lengan dan ujung rok membuatnya terlihat cantik. Riasan tipis menjadi pilihan Nichi saat ini.

Senyuman lebar tak lepas dari wajahnya. Tangannya dengan lembut mengenggam tangan ayahnya yang matanya ditutup, menuntunnya ke dalam restoran. Ibunya sendiri dituntun oleh kakak sulungnya.

“Masih jauh nggak sih ini? Kaki Papi pegel,” komentar Alarick yang mengundang tawa renyah mereka.

“Papi, kita jalan aja belum ada semenit udah ngeluh pegel. Nggak berdampak dong olaharaga rutinnya,” timpal Nichi yang membuat Papi mereka tekekeh. “Kata siapa nggak berdampak? Buktinya Papi masih bisa main tenis. Jangan ragukan kekuatan Papi ya..”

“Nah, Papi sendiri yang ngomong jadi nggak usah ngeluh pegel ya Papi..,” ujar Gara dan membuat mereka kembali tertawa.

Alarick ikut tertawa. “Yah ketahuan deh.”

“Papi, ini ada-ada aja,” ucap wanita paruh baya yang masih cantik dan terlihat segar itu adalah pasangan Alarick. Biasa disapa dengan Miyuki.

“Nah. Kita udah sampai.. Bentar, aku sama Adek buka dulu penutup matanya,” kata Kara lalu membuka penutup mata Mami dan Nichi membuka penutup mata Papi.

Kedua pasangan paruh baya itu mengerjapkan mata mereka menyesuaikan dengan cahaya. Ketika sudah terbiasa mata mereka menatap ke depan, rasa haru tidak bisa dibendung. Alarick dan Miyuki menatap ketiga anaknya, dan terlihat menantu mereka beserta cucu menghampiri mereka.

“Oma! Opa!” Teresha berseru dengan riang, wajahnya terlihat senang melihat Opa dan Omanya.

“Tere. Sini sama Oma.” Lalu Teresha yang berada dalam gendongan Papanya berpindah pada Omanya.

“Kalian yang siapin ini semua?” Tanya Alarick pada anak-anaknya yang disambut dengan anggukan kompak dari mereka.

Lalu satu per satu dari mereka memeluk Alarick dan Miyuki bergantian. Tak lupa mengucap selamat ulang tahun dan juga harapan untuk kedua orang tua mereka.

Miyuki dan Alarick sudah menangis. Mereka terharu dan tersentuh dengan kejutan dari ketiga anak mereka. Buncahan rasa sayang membuat mereka semua menangis, termasuk ketiga saudara itu, menantu mereka bahkan Teresha pun ikut menangis. Riuh tepuk tangan dari para tamu pun seolah tidak didengar keluarga itu.

Namun setelah itu Alarick dan Miyuki dipersilahkan untuk duduk dan acaranya pun dimulai. Sampai pada ucapan syukur dari anak-anak, Kara, Gara dan Nichi langsung berdiri. Mereka berjalan ke depan dan microphone diambil Kara. Ketiga saudara itu menatap hangat orang tua mereka yang sedang duduk menatap mereka dengan haru, juga senyuman.

“Selamat ulang tahun pernikahan yang ketiga puluh lima tahun Bapak Alarick Giorgio Jansen dan Ibu Miyuki Matsumoto. Cantik sekali Mami kami dan Papi ganteng banget.” Ucapan selamat dan pujian itu membuat kedua orang tua mereka tertawa kecil, tepuk tangan pun terdengar. Lalu suasana kembali hening, memberi waktu bagi Kara untuk lanjut berbicara.

“Ternyata usia pernikahan Papi Mami sama dengan usiaku dalam beberapa bulan lagi. Udah tua ternyata aku ya..” Ucapan Kara mengundang tawa para tamu dan orang tuanya. Kara sendiri tersenyum. “Ini kejutan untuk Papi dan Mami yang Kakak dan Adik-adik persiapkan untuk kalian. Seumur hidup jadi anak-anak Papi Mami, kami belum pernah kasih acara begini untuk kalian, jadi kami berinisiatif membuat ini untuk kalian dengan dibantu EO tentunya.”

Kara menatap semua tamu undangan yang ada, ia lalu beralih menatap suami dan anaknya yang duduk di kursi belakang Alarick dan Miyuki. Lalu matanya menatap kedua adiknya dan terakhir pada orang tuanya.

Little Things [Completed]Where stories live. Discover now