28. Moments

118 18 1
                                    

Seturun mereka dari Rumah Doa, Nichi dan Apollo langsung mencari sarapan. Mereka memang lapar, sangat lapar. Keduanya pun memilih untuk makan di warung yang ada.

Nichi memilih untuk memesan wedang kacang sedangkan Apollo memilih untuk memesan buntil daun talas.

Pesanan yang ditunggu pun tiba. Nichi mencicipi sedikit wedang kacangnya dan rasanya enak.

“Enak, Po. Lo udah pernah nyoba?”

Apollo yang baru saja meminum air putih sebelum makan itu menatap Nichi. Apollo menggangguk sebagai jawaban. “Udah. Sesuai selera lo?”

Nichi tersenyum. “Eumm.. sesuai selera gue. Selamat makan, Apollo.”

Apollo pun ikut tersenyum akannya. “Selamat makan juga, Nichi.”

Lalu keduanya pun memilih untuk fokus terhadap makanan mereka. Lapar mereka perlu untuk dihilangkan dengan mengenyangkan perut. Oleh karena itu untuk sementara mereka tidak berbicara sampai selesai makan nantinya.

~

Setelah mereka selesai dengan sarapan, kini keduanya sudah berada di destinasi yang dituju.

Arung jeram.

Nichi menggaruk keningnya melihat arus air. Untung saja cuaca hari ini cerah jadi aktivitas ini dapat dilakukan.

“Lo nggak salah? Arung jeram?”

Apollo mengangguk sebagai jawaban. “Yep. Basah-basahan kita sekalian mandi.”

Nichi mendesah pelan. “Benar-benar di luar dugaan. Tapi kayaknya seru sih.”

Adrenalin di dalam diri Nichi mengalir dengan keras. Ia cukup menyukai olahraga yang menantang seperti ini. Pelampung dan perlengkapan lainnya untuk melindungi tubuh sudah mereka kenakan. Kini hanya tinggal mendengar instruksi nanti dan eksekusi.

“Seru. Gue jamin. Lo belum pernah ‘kan?” Apollo bertonggak pinggang sambil menatap air yang mengalir dengan derasnya itu.

“Belum. Gue cuma pernah coba yang biasa-biasa aja, kayak bungee jumping, paralayang yang kayak gitu kalo gini belum pernah.”

“Tahu nggak sih, Chi, apa persamaan kita berdua?”

Pertanyaan itu membuat Nichi menatap Apollo yang sudah menatapnya. “Apaan?”

“Sama-sama suka outdoor activities, ya meski pun nggak selalu cuma kita lebih condong suka berada di luar ruangan.”

Nichi setuju karena ia memiliki pemikiran yang sama. “Karna outdoor activities itu bisa menjernihkan pikiran yang penuh apalagi kalo mumet sama pekerjaan lo. Cara pelampiasan terbaik ya kayak gini. Itu buat gue, dan mungkin lo, karna tiap orang punya cara mereka masing-masing untuk mencari hiburan.”

“Bener. Kegiatan kayak gitu itu buat otak gue lebih jernih dan ngerasa lega aja. Ketemu alam, melakukan olahraga yang menantang udah ngisi batrei gue sampe full lagi. Dan ya, nggak semua orang cocok sama outdoor activities.”

Nichi tidak lagi menyahuti perkataan Apollo karena pandangannya kini sudah tertuju ke arus di depannya. Tidak ada yang lebih menyenangkan selain melihat bersihnya dan jernihnya air di depannya.

Perlahan senyumnya mengembang lebar. “Gue udah nggak sabar pengen basah.”

Apollo yang melihat Ncihi itu tersenyum geli. “Gue juga. Ah itu skippernya. Yuk.”

Nichi mengangguk lalu mengikuti langkah Apollo untuk menerima arahan dalam arung jeram nanti. Dan Apollo tidak meninggalkan sisi Nichi sama sekali.

~

Little Things [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang