- 02 -

1K 145 6
                                    

Gevani tinggal dengan sepupunya di salah satu perumahan yang cukup dekat dengan sekolah. Sepupunya beberapa tahun lebih tua dan kini menempuh pendidikan di perguruan tinggi yang juga adalah perguruan tinggi impian Gevani.

Dia dan sepupunya dekat sejak kecil dan hubungan mereka sangat baik sehingga saat Gevani mengatakan dia ingin pindah ke kota Dior, sepupunya langsung menawarkan rumahnya untuk tinggal.

Rumah ini cukup besar dan nyaman dengan dua lantai. Lantai bawah untuk ruang tamu, ruang makan, dan dapur. Satu kamar utama yang ditempati sepupunya dan satu kamar lain yang akhirnya ditempati Gevani berada di lantai atas.

Walaupun bukan kamar utama, tapi kamar Gevani cukup luas. Ada tempat tidur berukuran double size di ujung ruangan dengan nakas di sisi kirinya dan meja belajar di sisi kanannya. Di sebelah kirinya terdapat sebuah ruangan yang adalah kamar mandi dan di sebelah kanannya adalah jendela prancis yang bisa dibuka untuk ke balkon. Di sisi lain kamar ada lemari baju dan rak buku yang ditata berjejer dengan rapi.

Semua yang ada di tempat ini sepenuhnya disiapkan oleh sepupunya. Saat Gevani datang, dia bahkan tidak perlu menyapu lantai karena semuanya sudah bersih. Dia hanya perlu menata pakaian serta buku-bukunya dan kemudian dia bisa tidur dengan nyaman.

Gevani benar-benar berterima kasih kepada sepupunya.

Pukul 7 malam, Gevani turun ke lantai satu dan dia bisa melihat sepupunya di ruang makan dengan orang lain, menyiapkan makan malam.

"Oh? Aku baru mau manggil kamu, ayo makan, kak Gavin beli banyak makan enak~"

Gevani tersenyum senang, mempercepat langkahnya dan duduk di kursi ruang makan dengan tertib. Dia melihat ada banyak makanan yang sudah ditata rapi di atas meja. Ada sup, salad, tumis daging cincang, dan ayam goreng yang semuanya sangat menggoda selera. Perut Gevani yang tadinya tidak terlalu lapar tiba-tiba meronta untuk diberi makan.

"Waah, ini party kah?"

Sepupunya tertawa sambil duduk di kursi di depan Gevani, "iya dong, hari ini kan hari pertama kamu masuk sekolah di sini jadi harus dirayain!"

Gevani balas tertawa, "eyy~ jadi terharu,"

Orang lain meletakkan teko besar yang berisi air minum di atas meja sebelum dia duduk di sebelah sepupu Gevani. Dia menepuk tangannya sekali dan berkata riang, "ayo makan~"

Sepupunya, "ada es krim juga di kulkas, habis makan bisa kamu ambil nanti,"

Orang lain manyahuti, "kak Gavin, aku juga mau es krim,"

Sepupunya mengangguk, "iya iya buat kamu juga,"

Gavin, Daniel Gavin Travis adalah nama sepupunya.

Berbeda dengan orang di sebelah sepupunya. Gevani memanggil sepupunya "Daniel".

Tinggi, tampan, maniknya hitam dan tatapannya tajam. Saat diam, auranya tegas dan terlihat kejam. Hanya saat dia berbicara orang akan menyadari jika Daniel sebenarnya ramah dan menyenangkan, hanya saja ucapannya jarang bisa dibantah.

Ngomong-ngomong, dia adalah alpha.

Lebih tepatnya, dia adalah dominant alpha.

Di samping Daniel adalah Stephen, walaupun dia sendiri sering menyebut namanya sebagai Steven.

Tingginya sedikit lebih dari tinggi Daniel. Wajahnya enak dipandang dan maniknya hitam cerah. Dia memiliki lesung pipit yang lebih dalam dari milik Gevani. Pendiam dan tidak banyak bicara kecuali dengan orang terdekatnya. Ramah tapi sulit didekati.

Dia juga adalah alpha.

Ngomong-ngomong, Stephen dan Daniel adalah mate.

Gevani cukup terkejut saat sepupunya mengatakan telah menemukan matenya dan orang itu sama alphanya dengan dirinya.

Gland Disorder『 Taegyu ABO 』Where stories live. Discover now