- 32 -

657 133 26
                                    

Dalam sekelip mata, satu bulan telah berlalu. Semua orang telah beradaptasi dengan jadwal sekolah yang sangat padat khususnya siswa kelas akhir yang memiliki jadwal tambahan untuk belajar materi-materi untuk tes universitas.

Selain menyelesaikan materi kelas tiga, mereka pada dasarnya kembali mengulang materi-materi yang telah dipelajari sejak semester awal karena dalam ujian universitas nanti, soal-soal yang keluar bukan hanya soal dari materi kelas akhir namun sejak semester awal.

Baik mereka yang mendapatkan kuota eligible ataupun tidak, semua orang mengikuti kelas tambahan ini karena eligible bukanlah jaminan untuk mereka pasti masuk ke universitas. Walaupun kelas tambahan ini tidak berarti untuk siswa seperti Teraksa.

Setiap hari, pukul delapan hingga setengah empat sore adalah jam untuk mata pelajaran umum dan pukul empat hingga enam sore adalah kelas tambahan.

Walaupun melelahkan, tetapi tidak ada yang protes dan mereka menerima materi serta mengerjakan soal-soal yang diberikan dengan baik dan serius.

Maksudnya, tidak ada yang protes secara terbuka.

Hanya setelah bel pulang akhirnya terdengar untuk kedua kalinya —yang pertama adalah bel pulang untuk adik kelas—, setelah guru pembimbing keluar dari kelas, hampir tiap siswa berseru dan berteriak melepaskan stress mereka.

"Aaah akhirnya selesai!!" seru Sean sambil meregangkan lengannya.

Gevani yang jarang mengeluh saat pelajaran pun menghembuskan napasnya dan meletakkan kepalanya di atas meja dengan malas. Dia sangat lelah hingga berdiri untuk membereskan barang-barangnya saja malas.

Teraksa di sampingnya tertawa kecil melihat Gevani. "Ayo pulang," ajaknya.

Gevani menatap Teraksa selama beberapa saat sebelum menutup matanya, "bentar, mataku panas,"

"Nah Gev, kalau nggak mau pulang sekarang ntar sama aku aja nggak papa, Teraksa pasti sibuk ngurusin birtday party-nya, kan? Biarin dia pulang duluan~" Arel menyahuti dari depan dan menyeringai tipis sambil menatap Teraksa.

Teraksa menaikkan sebelah alisnya, "nggak juga, kenapa harus aku yang repot kalau bisa bayar orang buat ngurusin?"

Sean mencibir, "mau pamer kekayaan, huh?"

Teraksa menghendikkan bahu, "enggak juga, nggak perlu pamer juga udah pada tau,"

"Bener tapi kok agak emosi gitu ya dengernya," Arel bergumam sambil memajukan bibirnya kesal.

Gevani, yang sedari diam tertawa pelan dan mendongakkan kepalanya, menatap Teraksa dan bertanya dengan nada main-main, "oke tuan muda Teraksa yang kaya raya yang besok ulang tahun, mau hadiah apa?"

Teraksa menyeringai tipis, "kalau aku pengen sesuatu tuan muda Olivie bakal ngabulin, kah?"

Gevani menaikkan kedua alisnya, "selama permintaanmu masuk akal dan nggak minta sertifikat rumah sama perusahaan sih nggak papa,"

Teraksa mengelus ujung dagunya lembut, "menarik, tapi aku udah punya semua termasuk sertifikat perusahaan jadi biarin aku mikir dulu mau minta apa,"

Ketiga omega yang mendengar ucapan tuan muda super kaya itu hanya memutar bola mata mereka. 

Gevani yang energinya telah kembali akhirnya membereskan barang-barangnya ke dalam tas dan berdiri dari kursinya. "Oke ayo pulang," ujarnya pada Teraksa.

Dua orang itu berpamitan dengan teman-temannya yang masih di kelas sebelum akhirnya berjalan keluar dari gedung. Sudah bukan pemandangan yang asing untuk para siswa Sapphire saat melihat Teraksa dan Gevani berjalan berdampingan dan masuk ke dalam mobil yang sama. Walaupun masih tidak tahan untuk mengambil potret untuk dibagikan ke forum, mereka tidak lagi terkejut dan bersikap berlebihan.

Gland Disorder『 Taegyu ABO 』Where stories live. Discover now