[04]🐻

32 9 2
                                    

“Pagi, La!”

Semesta tersenyum hangat ketika dirinya menemukan Nahla baru saja bangun dari tidurnya. Masih dengan muka bantalnya, cewek itu duduk di meja pantri seraya termenung mengumpulkan nyawa. Sedangkan Semesta terlihat sibuk menyiapkan sarapan untuk pagi ini.

Meskipun Semesta memang dikenal bandel, dan menjengkelkan. Gini-gini dia pinter masak, bahkan Nahla yang cewek aja kalah. Semesta sering banget masak buat Nahla kalau cewek itu lagi sendirian di rumah. Seperti sekarang contohnya. Bersyukurnya Nahla, dia tidak perlu keluar uang banyak untuk beli makanan di luar.

“Pagi.” Nahla tampak menguap menahan kantuk.

“Jordan sama Nathan mana?” tanyanya. Melihat ke ruang tengah, dia sudah tidak menemukan kedua laki-laki somplak itu.

“Udah pulang. Mereka harus siap-siap ke sekolah,” jawab Semesta sambil menyeduh kopi untuk dirinya sendiri.

“Kok nggak diajak sarapan dulu?”

“Mereka yang nggak mau.”

Nahla hanya mengangguk-angguk paham kemudian mengambil piring. Omelet buatan Semesta terlihat sangat menggiurkan dengan toping tomat dan sosis di sampingnya.

“Cuci muka dulu sana, kebiasaan banget.” Semesta langsung menjauhkan makanan itu dari jangkauan Nahla.

Wajah Nahla kelihatan bete. Namun, ia tetap menuruti ucapan Semesta. Gadis itu segera bangkit dari atas kursi lalu masuk ke dalam toilet. Tidak butuh waktu lama, dia kembali ke meja pantri dan menikmati sarapannya bersama Semesta.

“Habis pulang sekolah lo mau kemana?” tanya Semesta.

Nahla berpikir sejenak. “Hmm, nggak kemana-mana.”

“Emang kenapa?”

“Nggak papa sih, siapa tau lo mau ditemenin.”

Nahla kemudian terdiam, ucapan Clarine kemarin sempat membuatnya terpikirkan kembali. Cewek itu melirik Semesta, ada sesuatu yang ingin dia tanyakan mengenai rahasia cowok itu. Hanya saja Nahla masih ragu. Antara percaya tidak percaya jika Semesta adalah anggota geng motor.

“Kenapa lo?” Semesta peka, bahwa saat ini Nahla sedang curi-curi pandang kearahnya.

“Enggak papa.”

Semesta tersenyum misterius. “Jangan-jangan lo mau ungkapin sesuatu ya?”

Wajah Nahla terlihat menegang sekaligus bingung. “Soal apa?”

“Lo mulai suka ya sama gue?”

Diam-diam Nahla bernafas lega. Dia pikir Semesta tahu sesuatu tentang kecurigaannya.

“Ngarep banget sih lo.”

“Jujur aja udah, gue ganteng, perhatian, keren, populer, apalagi coba yang kurang dari gue,” tuturnya seraya membanggakan diri.

“Kurang menarik perhatian gue.”

ʕ´•ᴥ•'ʔ

Kesialan saat ini tengah menimpa Ivanna. Ketika dirinya baru setengah jalan menuju ke sekolah, tiba-tiba motor yang digunakannya berhenti mendadak.

SEMESTAKUWhere stories live. Discover now