21

963 93 5
                                    

KRINGGG! KRINGGG! KRINGGG!

Bel Berbunyi tiga kali tanda pelajaran telah usai, Kayana menarik nafas lega kemudian merenggangkan anggota tubuhnya. Hingga menimbulkan bunyi renyah tulang, memijat punggungnya pelan. Pegal terlalu lama duduk di kursi.

"Yana, kau jadi latihan denganku tidak nanti sore?" Tanya Tatia, mengambil biola miliknya.

Kayana mengangguk tanpa suara, dia belum memiliki tenaga untuk bangun dari kursinya.

"Apa kau sekalian menunggu Reynard?"

Kayana menjawab dengan 'ya' dengan pelan. Dia ingin cepat-cepat berlatih piano dan pulang kerumahnya.

"Mau cari cemilan dulu? Buat dimakan disana." Tawar Tatia, melihat teman barunya yang tak bersemangat.

"Boleh, aku kira menjadi siswi jurusan musik akan longgar. Ternyata sangat padat," ujar Kayana selagi mengemas barang miliknya.

Tatia tertawa,"Kita tak ada bedanya dengan siswa/siswi lainnya, sekolah ini memang kayak gitu."

Kayana mengangguk, tubuhnya sedikit lelah padahal baru seminggu dia berada disini, tubuhnya sudah merasakan kelelahan. Apa gara-gara kurang tidur ya? Dia juga tidak diperbolehkan minum obat sebelum tidur, agar tidak terjadi apa-apa dengan tubuhnya. Mungkin dia memang butuh hiburan.

"Aku ingin eskrim," kata Tatia terlepas begitu saja mewakili perasaan Kayana yang juga ingin makan eskrim di sore yang panas.




Satu suapan eskrim segar masuk kedalam mulut, mencair didalamnya memanjakan lidah dengan rasa strawberry bercampur coklat.

"Segarrnyaaa!" Tatia tersenyum senang tidak menyesal dengan pilihannya.

"Um!" Kayana juga tampak senang, rasanya benar-benar sangat enak dan segar di sore terik begini.

"Hei, Yana!" Kayana menoleh, menatap wajah sang teman yang tersenyum lebar.

Kayana mengerutkan kening, tanda-tanda bahwa Tatia memiliki ide buruk.

"Bolos latihan, yuk!"

Tuh,kan...apa dia bilang.

Kayana merengut sebal. Menggelengkan kepalanya tegas. Walaupun dia sangat setuju dengan ide tersebut, tapi dia masih sayang nilai.

"Gak," ujarnya singkat, padat, dan jelas. Tatia mendengus sudah tahu jawaban yang keluar.

"Jangan lupakan bahwa kita harus tampil di panggung saat HUT sekolah," kata Kayana memperingati.

"Justru itu tak masuk akal! Kita baru masuk sekolah sudah disuruh belajar!" Protes Tatia.

Kayana menyetujui dalam hati, belum lagi adanya penampilan bakat dalam waktu dua Minggu. HUT sekolah sengaja diadakan bersamaan dengan masa pengenalan lingkungan sekolah. Dalam seminggu menuju HUT sekolah, maka pembelajaran ditiadakan diganti dengan acara-acara menyenangkan.

Tahun ini kebetulan HUT bertepatan dengan MPLS siswa baru. Yang dijadikan sebagai ajang menemukan bakat siswa atau siswi baru. Kayana memijat bahunya pelan, seraya menghela nafas.

Di satu sisi sekolah ini sangat menyenangkan, disisi lainnya tidak. Apa dia menyesal? Tidak, ini keputusan yang ia ambil.

Kayana mengambil satu cup eskrim lagi dan memakannya dengan pelan, sambil membayangkan wajah sahabat lamanya.

Sosok berambut hitam panjang dan sosok tinggi dengan rambut pirang berkilau.

'Reynard lagi ngapain ya?' pikirnya bertanya-tanya pada diri sendiri.

Stuck in Novel Where stories live. Discover now