34

293 32 3
                                    

Suhu ruangan terasa dingin, bahkan dirinya sampai memakai jaket didalam perpustakaan ini. Aira melirik jam dinding, masih jam 02.45, sebentar lagi pemuda itu akan datang. Netra coklatnya melihat buku novel, novel yang sudah ia baca sembari  menunggu.

Namun sekarang ia sudah bosan, lebih baik menaruh buku novel tersebut. Sembari melihat-lihat buku novel lainnya. Deretan rak yang penuh buku romantis, diabaikan lebih baik ia memilih novel horor. Atau tidak, langkah Aira terhenti. Melihat keatas rak buku, ada satu buku dengan sampul yang menarik. Melihat kanan-kiri, tak ditemukan tangga atau seseorang yang dapat membantunya, Aira memutuskan untuk melompat.

Pertama ia melompat ke rak sebelah, saat kaki kanannya menyentuh bagian menonjol rak, ia mendorong tubuhnya dengan kaki kanan tersebut dengan ringan. Kemudian dengan cepat meraih buku novel itu.

Ada pepatah mengatakan.

"Jangan melihat buku dari sampulnya."

Dan pepatah itu sangat cocok dengan buku yang ia pegang saat ini, sampulnya merah muda lembut, dengan gambar kartun seekor kucing dan anjing. Jangan salah paham, saat buku itu dibalik sudah tertera peringatan.

[BUKU INI TIDAK UNTUK ANAK DIBAWAH 18+ TAHUN]

Karena Aira anak yang patuh terhadap aturan, jadi dia mengembalikannya.

"Tapi aku penasaran," ucapnya pelan.

Dibukalah buku itu, seolah cahaya datang dari buku Aira menyipitkan matanya, kemudian menutupnya kembali.

"Memang tidak bagus untukku, lebih baik aku kembali."

Meletakkan buku tersebut di rak buku, Gadis itu melangkahkan kaki, memilih buku yang ingin dibaca lagi. Di rak belakang, tempat yang jarang dikunjungi orang, serta gelap karena cahaya tak tembus masuk kesini. Mengirim suasana horor, suhu ruangan sudah rendah, membuat tubuhnya meremang.

Walaupun begitu, ini adalah spot favorit pemeran utama kedua. Dengan ingatannya, yang meragukan. Aira datang kesini, sudah enam tahun berlalu, jadi dirinya agak lupa dengan alur cerita. Khususnya yang sudah berubah akan dirinya.

"Walaupun aku tak menyangka, Bahwa hal tersebut bisa terjadi pada Reynard." Gumamnya pelan.

Menyibak rambut depannya yang berantakan, gadis itu kembali berkata.

"Malah, sekarang harusnya Yana sudah bertemu dengan pemeran pria ke-dua."

"Tapi sepertinya dia belum bertemu," katanya sekali lagi.

Gadis itu sudah bertanya kemarin, namun Kayana terlihat tidak ada masalah. Gadis cantik itu bahkan mengatakan, bahwa ia tidak pernah melihat orang aneh. Dan masalahnya lagi, Aira lupa siapa nama sang second male lead. Yang dirinya ingat adalah bahwa pemeran utama kedua itu misterius dengan hawa suram, dan memiliki mata heterochromia.

"Aku juga belum bertemu orang yang cocok dengan gambaran tersebut."

Mengambil salah satu buku yang disampul berwarna coklat, dengan tulisan dan nomor yang ia tak tahu. Aira membuka buku itu, kemudian menutupnya lagi. Melihat sampulnya, ia membuka lagi. Seolah menemukan harta Karun langka, Aira mengambil beberapa buku dengan acak dan membukanya.

"Hohoho!!"

Siapa sangka dia akan menemukan harta Karun, bagi dirinya itu adalah harta karun. Rak itu dipenuhi buku manga, dari manga lama hingga tahun yang terbaru. Semua di rak dideretan belakang ini, di penuhi manga!

"Aku bisa betah terkurung disini." ucapnya ngawur dengan air mata palsu.

"Memangnya kau mau terkurung disini?"

Stuck in Novel Where stories live. Discover now