Rey & Aira

760 80 0
                                    

Reynard terbangun ditengah malam. Merasakan seluruh tubuhnya merinding kedinginan, serta pandangan yang berkunang-kunang. Ia merasa haus, ingin ke dapur untuk meminum segelas air. Tetapi tubuhnya menolaknya, menolak untuk bangkit dari kasur empuk.

"Apa kau haus?" Sebuah suara lembut datang.

Reynard terlalu pusing untuk mengetahui suara siapa itu, dia mengangguk tanpa bersuara.

Segelas air putih disodorkan untuknya, tanpa ba-bi-bu ia meminumnya hingga tandas. Tangan dingin berada di dahinya, terasa sangat dingin dan menyenangkan.

"Kau demam." Ucap suara itu.

Reynard mendengarnya dan kembali berbaring, pantas saja tubuhnya terasa lemas tak berdaya.

"Aku akan mengambil kompres dingin dan obat, air sudah ada di nakas meja."

Mendengar itu Reynard menutup matanya untuk tertidur.



Chirp! Chirp! Chirp!

Dengan perasaan berat Reynard terbangun, ia mengerang merasakan seluruh tubuhnya terasa pegal-pegal. Aroma makanan tercium, perutnya bergemuruh menanggapi.

Sebelum ia beranjak dari kasurnya, pintu kamar terbuka menampilkan sosok gadis membawa nampan. Dengan hati-hati ia membawanya dan meletakkan di atas nakas, setelah menyingkirkan beberapa barang yang menganggu.

Gadis itu menutup pintu dan menggeret kursi, duduk disamping kasur Reynard.

"Mana yang lain? Uhuk! Uhuk!" Tenggorokannya terasa kering dan tak nyaman.

Segelas air di berikan.

"Mereka pergi belanja, paman seharusnya yang pergi tapi ada panggilan dari kantornya. Jadi Yana yang pergi berbelanja, aku mengajukan diri untuk belanja tapi Yana bilang 'lebih baik kau  menjaga Rey'." Ucapnya seraya mengikuti nada yang digunakan Kayana.

"Bagaimana Fred? Dia tak marah?" Reynard memberikan gelas kosong kepada Aira untuk diisi lagi.

"Dia awalnya protes tapi diseret oleh Yana." Aira menerima gelas itu segera mengisi dengan air, ia meletakkannya di nakas, mengambil nampan dengan mangkuk yang berisi sop ayam lezat.

"Mau pakai nasi?" Reynard menggelengkan kepalanya.

Ada keheningan yang damai kecuali suara yang berasal dari Reynard ,suara burung-burung bernyanyi, dan suara ombak yang tenang.

"Hei, Rey..." Panggil Aira.

"Hm?"

"Tante Rana kemana? Kenapa dia membiarkan Yana tinggal bersamamu dan paman?" Tanya Aira beruntun heran.

Reynard menghela nafas ia menghabiskan terlebih dahulu sop ayam itu.

"Tante Rana berada di luar negeri, jadi di menitipkan anaknya kepada paman." Reynard menjawab ekspresi wajahnya terlihat tenang, lalu lanjut memakan sop ayamnya.

"Meninggalkan anak gadis satu-satunya ke kandang macan?" Aira mengerutkan keningnya.

Aneh, pikirnya.

"Siapa yang kau bilang macan?" Pemuda itu bertanya protes, kemudian terbatuk-batuk kecil.

Aira memberikan segelas air dan menepuk pelan punggung Reynard.

"Uhuk! Terimakasih..."

Tidak ada yang berbicara, senyap didalam ruangan. Aira memutuskan untuk membaca novel dari pada menanyakan hal lain kepada Reynard, dan sang pemuda tidak mempermasalahkan hal itu dengan tenang menyelesaikan sarapannya selagi gadis itu duduk dengan tenang.

Stuck in Novel Where stories live. Discover now