Bab 43

1.8K 304 108
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Happy Reading

Kondisi November kian hari tak sesehat dulu lagi. November sudah melalui kemoterapi kedua yang dimana belum memberi kemajuan atas sel kanker yang semakin menggerogotinya. Tubuhnya lebih kurus, bahkan pipi chubby nya nyaris hilang. Setiap detik November tak lepas dari yang namanya lipbalm agar bibirnya senantiasa lembab dan berwana merah muda. 

Seperti sekarang ini, November tengah berada di kantin bersama dua sahabatnya dan para inti Wolfgang. Entah sudah berapa kali November mengoles lipbalm, membuat mereka yang satu meja dengannya menatap gadis itu dengan heran.

"Lo ngapain sih make begituan tiap detik?" tanya Satrio gregetan. "Kaya percuma banget lo pake lipblam kalo ujung-ujungnya ilang kena kuah bakso."

November melirik Satrio tajam. "Berisik."

"Bakso lo jadi rasa strawberry dong, Bi," canda Mila, yang mana membuat Erol menatapnya.

"Kalo punya lo rasa apa, Mil?" 

"Eh?" beo Mila tak paham. "Yaa..., rasa bakso."

"Bukan, lipbalm lo rasa apa?" 

"Cherry, Kak...,"

"Enak gak? Gue jadi pengen cobain."

"Ka-kakak mau nyoba lipbalm aku?"

"Boleh emang? Tapi langsung dari bibir lo, ya?"

"Uhuk...," Mila terbatuk mendengar perkataan Erol. 

Dengan sigap Yuna menepuk-nepuk punggung sahabatnya agar lebih baik, sedangkan si pelaku hanya tersenyum miring sembari menggeser es teh ke samping Mila.

"Anjir, Erol ngalus banget," ujar Satrio menoyor kepala Erol yang duduk di sebelahnya. "Jangan mau digombalin Erol, Mil. Dia emang suka bikin cewek baper tapi gak pernah dikasih kejelasan. Kasihan lo, mending sama gue."

"Emang bedanya gue sama lo apa, su?" balas Erol.

"Kalau gue mah jelas kali, gue kasih status."

"Bener, kalau Satrio gue percaya dia selalu kasih status jelas sama cewek-ceweknya." 

Satrio mengangguk-angguk senang kala Gentar membelanya, tetapi tak bertahan lama sebab ucapan selanjutnya dari lelaki itu. "Terbukti dari nama kontak di hp lo. Bukannya nama orang malah pacar 1, pacar 2, pacar 3, gue yakin itu nama kontak pacar ada kali lebih dari 10."

Mendengar itu, baik Yuna maupun Mila bergidig ngeri. Memang sudah jadi rahasia umum jika Satrio memilik banyak kekasih, dan tetap saja membuat mereka tak habis pikir. November sendiri tak merespon obrolan yang terus berlanjut itu, ia lebih memilih menghabiskan makan siangnya agar segera kembali ke kelas dan memakai waktu istirahat yang tersisa.

Goodbye, NovemberWhere stories live. Discover now