Bab 54

1.6K 215 231
                                    

Gak tau kenapa setiap liat Winter selalu inget November 🥲🥹

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gak tau kenapa setiap liat Winter selalu inget November 🥲🥹

Suka banget sama dia. Cantik, berbakat, lucu dan imut banget gila. Aku aja yang cewek naksir 🥹

Kalau kalian suka idol cewek siapa?

***

Akhir-akhir ini, entah sudah ke berapa kali November selalu terbangun di rumah sakit. Ruangan putih yang sendu, aroma kesakitan yang mendayu, dan juga berbagai perasaaan yang terbelenggu. November bukannya benci rumah sakit, hanya saja mengingat ia akan berakhir di tempat ini membuatnya benar-benar tidak nyaman. 

Pertama kali membuka mata, November langsung mendengar suara Fara. Obsidian gadis itu melirik ke samping dan mendapati kedua orang tuanya tengah berbincang di sofa. Keadaan November sama sekali tidak baik. Tangannya tersambung selang infus, dan mulutnya terbungkam ventilator. Mendadak matanya berkaca-kaca, ia benar-benar tak berdaya. 

"Bunda..., Ayah...," panggil November pelan, yang untungnya masih bisa terdengar oleh dua orang tersayangnya.

Fara sedikit terlonjak, tetapi langsung bergerak cepat mendekati sang anak. "Nobi Sayang. Alhamdulillah, akhirnya kamu sadar, Nak."

"Alhamdulillah Ya Allah. Sebentar, Ayah panggilkan dokter." Jaya berpindah ke sisi lain ranjang dan menekan tombol bantuan, lalu mengelus kepala November penuh sayang. "Ada yang sakit gak, Nak?"

Kepala November menggeleng pelan. Dusta yang semua orang tahu. November merasa sakit, hanya saja ia tidak tahu bagian mana yang terasa dicabik-cabik. "Nobi baik-baik aja, Ayah."

"Tunggu dokter datang, ya? Setelah itu Ayah bisa percaya kalau kamu baik-baik aja." 

Tak lama pintu ruangan kelas VIP itu terbuka. Vian dan dua orang perawat muncul membawa beberapa alat dan data rekam medis. Setelah sapaan basa-basi, Vian lekas memeriksa kondisi November yang kian menurun. Begitupun perawatnya yang mengecek cairan infus dan monitoring denyut nadi serta detak jantung November.

"Untuk saat ini kondisi November bisa dikatakan stabil, dan beruntung November punya daya tahan tubuh yang cukup. Hasil pemeriksaan sama seperti sebelumnya, dan tidak ada tanda-tanda membaik," tutur Vian seraya melirik ke arah November yang juga mendengarkan. "Nanti temui saya di kantor. Ada beberapa hal yang harus saya sampaikan."

"Terima kasih bantuannya, Vian," ucap Jaya tulus. 

"Sudah tugas saya. Kalau begitu saya permisi dulu." Vian tersenyum. Sebelum benar-benar pergi ia menoleh ke arah November. "Semangat ya, November. Saya tahu kamu anak yang kuat."

November melempar senyuman tipis, lalu memejamkan mata kala rasa sakit menyerang. Gadis itu sedikit penasaran, sudah berapa lama ia tak sadarkan diri? 

Dengan mata yang masih tertutup rapat, samar-samar November mendengar suara pintu yang kembali terbuka dan seseorang berbicara pada Fara. Kening November mengernyit, merasa mengenali suara tersebut. Mungkin karena berada di batas alam sadar dan nyata, sehingga November memilih melanjutkan niatnya untuk tidur. 

Goodbye, NovemberWhere stories live. Discover now