32. Kekhawatiran Eliza

4.9K 425 4
                                    

Haii
Welcome

Saya tegaskan untuk pertama kalinya bahwa cerita ini HANYALAH REKAYASA!

Cerita ini masih banyak kurangnya dan saya sendiri merupakan penulis pemula yang belum pernah berkarya.

Alasan saya sendiri menulis cerita ini hanya karena GABUT!

Jadi dimohon untuk para readers memberikan kritik/ saran yang membangun tanpa menambahkan suatu ujaran kebencian atau semacamnya terimakasih.

#Revisi 28 Januari 2023

Jangan lupa vote
---happy reading---
.
.
.
.
.

Eliza berbalik menatap Jeffrey, entah apa yang dipikirkannya sekarang, dia terlihat merenung sambil melamun.

"Ada apa""(Menggeleng)" lalu tersenyum manis menangkup sebelah pipi eliza

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ada apa"
"(Menggeleng)" lalu tersenyum manis menangkup sebelah pipi eliza.

Eliza tau, pasti berat bagi jeffrey saat mengetahui fakta sebenarnya. Dia hanya memberitahu siapa yang meracuni ibunya. Bahkan hal detail yang barusan ia sampaikan, Jeffrey juga baru mengetahuinya.

"Katanya kau ingin memastikan bukti kan?" Ucapnya mengalihkan topik.
"(Angguk) mungkin ada beberapa hal yang terlewat, aku bisa memberitahumu"

Jeffrey meraih pergelangan tangan eliza dan mengajaknya duduk di sofa.

"Ini adalah beberapa bukti yang sudah saya siapkan nona" ujar yulian sambil memberikan setumpuk kertas. Eliza membacanya satu persatu.

"Pemberian racun pada mendiang ratu,
Pemberian obat perangsang dari lady Margareth,
Perbuatan sihir hitam padaku,
Penggelapan dana ratu Lalisa,
Penyiksaan terhadap anak dibawah umur,
Pencobaan pembunuhan kepadaku lewat racun,
Lalu apalagi.."

Eliza tengah berfikir dengan keras, jeffrey menyampirkan beberapa helaian rambut eliza dengan tatapan yang menyorotkan kebahagiaan. Jika eliza sedang dalam mode serius begini terlihat semakin cantik dan berwibawa.

"Ah iya aku baru saja mendapatkan fakta baru yang mungkin bisa memberatkan hukuman ratu"
"Hmm? Bukti apa?" Tanyanya dengan tangan yang terus mengelus lembut pipi eliza.

"Anna adalah adikmu" tangan jeffrey yang sedang mengelus pipi eliza langsung berhenti. Dia menatap eliza dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Maksudmu?"
"Dia adalah putri dari mendiang kaisar dan selir ketiga. Kau masih ingat kan"

Jeffrey diam mengingat kejadian masa lalu.

"Selir ketiga? Yang diusir bersama putrinya karena berselingkuh dengan count Margareth kan?"

Eliza langsung menjentikkan jarinya,
"Benar sekali.
Sebenarnya kejadian itu bukan kemauan selir ketiga, dia dijebak oleh ratu"
"Bagaimana bisa" tanyanya dengan raut kaget.

The extraordinary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang