3. Pertunangan

2.3K 154 3
                                    

"Jaga sikapmu!" Ayah mengandeng tanganku menuju tempat Daniel berada.

"Iya ayah."

Mereka mempersiapkannya dengan sangat baik. Gaun, dekorasi, kue besar, dan Daniel yang terlihat sangat tampan. Hari ini aku bisa menjadi seorang putri sungguhan. Tersenyum pada orang-orang dan berdansa dengan Daniel.

"Kau sangat cantik." Daniel tersenyum.

"Anda sangat tampan."

Laki-laki ini memiliki senyuman menawan. Sangat indah. Lebih indah dari matahari yang terlihat. Daniel tersenyum dan memelukku.

"Mereka melihat yang mulia. Anda tak bisa seperti ini!"

"Kenapa? Kau kekasihku! Kau tunanganku!"

Benar, untuk saat ini. Tapi jika Lyiana asli muncul. Apa kau akan tetap tersenyum padaku? Apa kau akan membuatku menjadi satu-satunya wanitamu? Jika saat itu tiba, apa yang kau lakukan Daniel?

"Kapan kau akan memanggil namaku saja? Sudah lama kau memanggilku yang mulia."

"Saya tidak bisa."

"Kenapa? Kau kan istriku nanti."

Wajahnya sangat mengemaskan. Dia mengembangkan pipinya dan membuatnya seperti bola yang siap meledak.

"Jika waktunya tiba. Saya akan memanggil anda nama saja."

"Hmm, aku akan menunggunya."

Saat itu mungkin aku bukanlah seorang wanita mu!

☄️☄️☄️

"Duduklah! Kau pasti sangat lelah."

"Saya tidak apa-apa."

"Ly, aku akan mengurusnya. Dimana Rose? Aku akan memanggilnya untuk menemanimu!"

Daniel pergi meninggalkanku di kursi ini. Dari sini semuanya terlihat sangat jelas. Orang-orang datang dan berdansa. Pergi sesuka hati. Minum dan tertawa. Melisa melihatku dengan pandangan merendahkannya dan Liam menatap tajam padaku. Aku seperti tontonan badut di atas sini. Raja dan ratu nampak sangat menikmati acara. Musik yang mengiringi dan aula yang begitu megah. Aku sangat lelah dengan semua ini. Duduk sendirian dan hanya bisa menatap sepatu ku saja.

"Nona, apa anda haus?"

"Tidak, ini indah kan Rose?"

"Iya. Apa anda bahagia?"

Bahagia? Aku melihat Daniel yang tersenyum pada para tamu. Tentu saja aku bahagia. Untuk sekarang, aku sangat bahagia bersamanya.

"Apa nona tidak apa-apa?"

"Tidak, aku baik-baik saja."

Mereka tidak mengundang banyak tamu kerajaan lain. Hanya beberapa kerajaan terdekat yang mereka undang di pertunangan kami. Bahkan ini tak semeriah pesta pertunangan Duke Nicole. Aku tahu. Aku paham. Ratu tersenyum kearahku dan menatap putra sulungnya.

Aku paham bahwa aku hanyalah orang yang tak pantas dikenalkan.

"Nona, saya harap anda selalu bahagia!"

"Terima kasih."

☄️☄️☄️

"Arghttt... Hentikan, Kak! Arghttt..."

Melisa menarikku menuju taman belakang. Dia mendorongku sampai menabrak pohon besar. Apa lagi ini? Aku baru saja terbangun dari mimpi indah semalam. Kenapa dengan Melisa?

"Puas? Kau puas merebut teman adikku?"

Adik? Lyiana?

"Harusnya tempat itu milik adikku. Kau hanya menumpang nama di keluarga ini. Kau tak pantas bersanding dengan putra mahkota. Kau harusnya tahu diri! Kau hanya rakyat jelata!"

I Will Leave This Story ( END )Où les histoires vivent. Découvrez maintenant