60. Undangan

899 112 1
                                    

"Salam pada Tuan Duke, saya mendapatkan undangan dari Tuan Liam. Dia meminta saya untuk datang kediaman anda."

Duke Lion terkejut melihatku dan Etlas. Mungkin Liam tidak memberitahu semua orang akan kedatangan kami ini. Aku seperti datang tanpa di undang. Liam muncul dari atas dan tersenyum melihatku. Apa dia merencanakan semua ini?

"Akhirnya kau datang juga, Vy. Aku sangat menunggumu. Aku akan mengantarmu berkeliling tempat ini. Ada banyak tempat yang bisa kau lihat sebelum kita membahas hal lain."

"Tuan Liam, kami datang untuk membahas bisnis dengan anda. Terima kasih atas tawaran anda, tapi kami hanya ingin membicarakan tentang bisnis saja."

"Aku ingin memperlihatkan rumahku ini padamu. Kenapa kau tidak ingin melihat-lihat lebih dulu?"

"Bisnis adalah bisnis. Tunjukan saja dimana kita membahasnya!" Etlas menekan setiap kata dari mulutnya.

Aku tidak menyukai keadaan sekarang. Duke Lion hanya diam saja tanpa mau menghentikan Liam yang bertindak demikian. Aku memegang erat tangan Etlas, Raiyn dan Melisa muncul bersamaan. Aku bertemu dengan mereka semua lagi.

"Baiklah, jika itu maumu Vy!"

Kami pergi ke tempat yang aku sangat ingat betul bagaimana berada disini. Ini tempatku dan Rose saat kami melakukan pesta teh bersama. Menari tarian Zamrud dan menikmati malam itu dengan saling tertawa. Aku terdiam melihat kursi yang cukup untuk lima orang.

"Aku lupa menyediakan tempat lagi. Melisa bisakah kau menyingkir, tempat ini untuk Vysata!"

"Apa? Apa-apaan kau ini?"

"Kami sedang membahas bisnis, kau tidak tahu bukan tentang bisnis keluarga. Lebih baik kau kembali saja ke dalam. Duduklah, Vy!"

Aku duduk di tempat yang Liam sediakan. Melisa terlihat marah padaku. Tapi memang pertemuan ini bukan untuk acara minum teh biasa. Kami akan membahas bisnis keluarga ini. Di samping itu, Melisa tidak pernah sakalipun terlibat di dalamnya. Dulu, aku yang mengurusnya sampai aku tahu betul apa kelebihan hasil bahan alam yang kami peroleh. Setiap bulan aku akan pergi ke wilayah utara dan mendengarkan keluhan warga disana. Mereka kesulitan untuk mendapatkan pupuk jadi aku menyarankan untuk membuat pupuk organik yang dihasilkan dari tanaman busuk. Hal itu bisa menekan biaya pupuk dan membuat alternatif lainnya.

Mungkin Liam yang melanjutkan bisnis keluarga ini. Duke Lion sering memerintahkannya untuk pergi mengurus tentang hubungan bisnis. Liam begitu mirip dengan Duke Lion dalam segi apapun.

Melisa menghentakkan kakinya dan kembali ke rumah.

"Maafkan, tentang apa yang kau lihat barusan. Dia memang seperti itu."

"Itu bukan masalah Tuan Liam. Jadi, apa yang ingin anda bicarakan?"

"Kau pasti tahu tentang wilayah utara milik keluarga kami. Kami sudah menyelesaikan permasalah tentang pengiriman. Ternyata banyak orang-orang yang ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk mengirimkan barang cacat pada Zamrud. Kedepannya aku akan mengurusnya hal itu secara langsung. Kalian tidak perlu mengkhawatirkannya. Hanya saja, sulit untuk mengirimkan bahan alam dari utara saat musim yang tidak menentu. Beberapa kali kami gagal penen dan mendapatkan hasil yang buruk." Jelas Liam.

"Kami mendapatkan serangan dari wilayah barat. Meski kami sudah melakukan apa yang Raja Wallis katakan. Serangga-serangga itu tetap menyerang hasil tanaman." Duke Lion ikut berbicara.

Mungkin pestisida alami belum terlalu kuat untuk mengusir serangga-serangga yang berdatangan. Pasti memerlukan banyak waktu untuk pestisida alami berhasil. Selama itu aku tidak bisa mengharapkan hasil tanaman mereka. Wilayah timur juga pasti akan mengalami hal yang serupa.

"Bagaimana jika hasil bahan alam digantikan dengan hasil pertambangan untuk sementara waktu. Permasalahan ini cukup memakan waktu, Yudiska juga perlu menyimpan bahan alam untuk menghadapi musim dingin. Saya akan membicarakannya kembali dengan Raja Wallis mengenai hal ini."

"Bagaimana dengan batu permata? Kami memiliki pertambangan di wilayah utara. Sebenarnya pertambangan itu milik adik saya, Lyiana. Ayah berencana untuk menghadiahkannya pada ulang tahunnya yang ke 19. Tapi sayangnya dia telah meninggalkan rumah ini. Jika kalian menginginkannya, kami akan mengirimkan hasil tambang permata."

Menghadiahkannya untukku?

Aku tersenyum mendengarnya, tidak mungkin itu untukku. Di cerita aslinya, hadiah itu milik Melisa yang akan segera menikah. Itu bukan milik Lyiana.

"Kita telah membuat kesepakatan Tuan Liam."

"Aku akan mengirimkan contohnya. Kau bisa melihatnya bagaimana batu itu sangat indah. Begitu bersinar terang." Liam tersenyum sembari menatapku.

"Terima kasih, saya akan senang melihatnya."

☄️☄️☄️

"Aku ingin sekali membakar rumah itu!" Etlas menatap sengit ke arah rumah yang baru kami tinggalkan.

Pertemuan ini berjalan dengan lancar tanpa halangan selain Melisa yang melihatku tidak suka. Liam juga tidak menunjukkan kepribadiannya di depan Duke Lion dan Raiyn. Dia hanya seperti seseorang yang menjalankan bisnis denganku.

"Mereka tidak menyentuhku."

"Tapi mereka membuat seolah pertambangan itu untukmu."

"Itu bukan untukku. Pertambangan itu akan diberikan kepada pernikahan Melisa. Mereka tidak mungkin memberikannya."

"Kau hanya mencoba memikirkan hal lain tapi aku tahu maksud mereka."

Brukkk...

Kereta terguncang hebat, tubuhku terhuyung kesana-kemari. Etlas menarikku dan memelukku erat. Dia menggunakan sihirnya untuk membuat kereta ini kembali ke posisi awal. Apakah kami baru saja terjatuh?

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Etlas melihat keadaanku.

"Apa yang terjadi?"

"Keluar kalian! Keluar dari kereta ini dan serahkan barang-barang kalian." Teriakan keras terdengar dari luar kereta.

Apa mereka perampok?

"Tetaplah di dalam kereta. Jangan pernah keluar!" Etlas membuka pintu kereta.

Apa dia akan menghadapinya? Bukankah kami memiliki pengawal dari istana? Dimana mereka? Aku menutup telingaku tidak mau mendengar apapun dari luar sana. Ini pertama kalinya bagiku berhadapan dengan segerombolan perampok. Mereka lebih berbahaya! Pintu terbuka pelan, jantungku berdetak sangat cepat saat sebuah tangan berlumuran darah terlihat.

Aku tidak bisa menggunakan sihir atau pedang. Aku juga tidak bisa melakukan bela diri. Napasku seakan berhenti, apa Etlas dalam bahaya di luar sana?

"Tutup matamu, Vy. Kau tidak bisa melihatku seperti ini!"

"Apa kau baik-baik saja?"

"Aku tidak terluka sama sekali. Tapi, kau pasti akan jijik melihatku. Bisakah kau menutup matamu sampai kita kembali ke istana?"

Aku menutup mataku dan merasakan pergerakan Etlas masuk ke dalam kereta. Sayangnya aku bukan seseorang yang akan patuh seperti dulu. Aku membuka mata dan melihat Etlas yang penuh dengan darah disekujur tubuhnya. Bahkan wajahnya berlumuran darah. Apa dia membunuh perampok itu? Dia membunuhnya?

"Apa yang kau lakukan? Jangan melihatku! Aku sangat kotor!" Etlas menutup wajahnya.

"Tapi kau menyelamatkanku, Etlas. Kenapa kau melarangku melihatmu? Biarkan aku melihatmu!" Aku menarik tangan Etlas.

Ini memang biasa terjadi di zaman ini. Aku mulai terbiasa dengan kekejaman apa yang berada di dunia ini.

"Kau akan takut padaku!"

"Tidak, untuk apa? Kau menolongku dan melindungiku. Aku tidak takut padamu. Aku baik-baik saja, terima kasih Etlas."

☄️☄️☄️

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

I Will Leave This Story ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang