7. Ribut lagi

5.9K 587 18
                                    

Jihoon bener bener ga sengaja untuk hal ini.

"Ru hey bangun"

Jeongwoo yang panik langsung menggendong Haruto dan meninggal Park Jihoon yang masih termenung. Biarkan saja wibu gila ini menanggung akibatnya.

Jeongwoo merebahkan tubuh mungil ini diatas kasurnya. Jika Jeongwoo perhatikan anak ini manis juga ya. Berbeda ketika pertama kali bertemu.

"Manis juga"

"Auww"

Jeongwoo dengan sigap membantu Haruto untuk duduk. Kali ini peran baby sitter Haruto akan ia gantikan.

"Maaf makan siang kamu kelewatan. Aku ambilin dulu ya" ucap Haruto yang dengan bodohnya dirinya melupakan makan siang Jeongwoo

Jeongwoo menatap tajam ke arah Haruto. Bisa bisanya masih memikirkan makan siang. " Ck kali ini gue mau mandiri. Tapi besok lo tetep kerja kaya biasa. Udah tiduran aja, gue mau makan dulu sekalian ambilin buat lo"

"Apa sakit aja terus ya biar ni anak mandiri. Habisnya apa apa diambilin. Makan, mau sekolah dan semuanya. Eh ru lupa kan kamu ngasuh bayi gede" monolognya sembari menunggu Jeongwoo

Brak

Suara tendangan pintu yang tentu saja pelakunya Park Jeongwoo yang sedang membawa satu piring makanan.

"Loh gajadi makan" tanya Haruto

"Jadi. Ya lo makan sendiri ya tapi sambil suapin gue juga hehe oke"  ucap Jeongwoo dengan wajah yang memelas

Haruto menghela nafas. Dirinya sebenarnya tidak yakin tadi Jeongwoo akan makan sendiri. Terbukti kan? Anak itu membawa makanan dan minta disuapin. Inimah saja aja dia makan sendiri ujung ujungnya.

"Buka mulutnya" ucap Haruto

Jeongwoo dengan polosnya langsung membuka mulutnya dan hap satu makanan lolos masuk ke dalam perutnya. Suapan kedua begitu seterusnya tapi

"Ru gue ga suka sayur" rengek Jeongwoo

"Lah kenapa ambil sayur tadi" tanya Haruto

Jeongwoo tersenyum dan " ya buat lo. Mksd gue jangan suapin gue sayur. Cukup ayam aja"

"Bocah micin" ledek Haruto

Tentu ritual setelah Jeongwoo makan adalah nenen. Ya ini menjadi kebiasaan Jeongwoo semenjak Haruto menjadi baby sitternya. Haruto pun sudah mulai terbiasa dengan tingkah anak ini dan tanpa paksaan Jeongwoo, dirinya menaikkan kaos yang ia kenakan agar Jeongwoo dengan mudah untuk nenen.

"Pelan pelan wo gaada yang ambil"

Jeongwoo nenen dengan sangat kencang yang sudah bisa Haruto pastikan akan menimbulkan lecet. Jeongwoo udah kaya orang kesetanan kalau ketemu dada miliknya.

"Takut direbut wibu jelek"

Haruto terkekeh pelan.

Jeongwoo mengehentikan aktivitas nenennya dan " Ru gue dapet info dari Jaehyuk. Katanya dada lo bisa gede tau. Jadi tinggal disuntikin obat aja terus jadi gede. Biar gue puas nenennya mau ga? Asahi juga make itu. Eh tenang aja, obatnya bereaksi 3 jam doang, abis itu dada lo bakal balik. Mau ya please? Gue ga puas kalau cuma ukuran kecil gini"

Sialan. Jeongwoo meledek dada miliknya? Yaiya kecil orang dirinya cowok.

"Tapi"

"Usttt no tapi tapi atau gue laporin nyokap terus lo di pecat dan lo ga punya pekerja dan" ucapan Jeongwoo terhenti

"Oke fine "

Senyum kemenangan Jeongwoo perlihatkan. Setelah mendengar cerita dari Jaehyuk, dirinya ingin mencoba obat suntik itu pada Haruto. Beh membayangkan saja Jeongwoo bisa gila, apalagi kalau beneran.
















Seperti biasa Haruto pulang menggunakan bus. Dirinya sengaja menolak tawaran Jihoon ataupun Jeongwoo untuk mengantarnya. Haruto tidak mau jika kehadiran dirinya terlalu dekat akan menjadi penyebab retaknya hubungan persaudaraan keduanya.

Tapi hari ini entah mengapa bus yang biasa ia gunakan belum tiba. Padahal biasanya pukul 3 sore bus sudah tiba dan sekarang pukul 3 lewat tapi tidak ada tanda tanda kedatangan bus. Merasa lama dan khawatir akan Junghwan yang sendirian di rumah, Haruto pikir dia akan menunggu 5 menit dahulu, jika bus tidak tiba juga maka ia akan memutuskan untuk  jalan kaki. Ya doakan saja kakinya gajadi kaki gajah.

"Gue yang nganterin dia. Lo diem sini"

"Ck gabisa wibu, dia baby sitter gue. Jadi gue yang nganterin"

Kedua kakak beradik ini memang sedari tadi mengintip Haruto yang sedang duduk di halte bus.

"Lo bacot banget anjg. Udah balik sana gue yang anterin. Lo jangan sokap deh sama Haruto. Dia punya gue" ucap Jeongwoo

Jihoon tertawa. Jeongwoo bilang miliknya? Cuih selama Haruto masih sendiri ya siapapun bebas mendekatinya bukan?

"Wah bangsat berani juga lo sama gue ya? Inget gue abang lo"

"Mau abang kek atau siapa kek gue ga peduli"

Jihoon menarik kerah baju sang adik. Jeongwoo memang keras kepala dan sulit diatur. " Nurut atau gue pukul"

Jihoon pikir dirinya takut? Selama hidupnya gaada kata mengalah sekalipun dengan saudara sendiri.

"Lo maunya gimana hah? Kenapa dari dulu apa yang gue punya selalu pengen lo rebut? Ga cukup lo rebut kasih sayang mama? Ga cukup fasilitas yang harusnya milik gue jadi punya lo. Sekarang punya gue mau lo ambil? Bajingan banget" tawa Jeongwoo

BUGH

Satu pukulan mendarat di pipi kanan Jeongwoo.

"Ha mau lawan gue lo" ucap Jeongwoo dan membalas pukulan ke perut Jihoon dengan keras.

BUGH

Satu pukulan mendarat di rahang tegas Jeongwoo

Kalian ga salah kira. Mereka berdua benar benar adu jontos di pinggir jalan raya, yang tentunya membuat perhatian Haruto yang semula pada hpnya kini memusatkan perhatiannya ke sebelah.

Haruto cape banget liat mereka terus berantem dari kemarin. Haruto inisiatif ambil ember yang ada di sebelahnya dan mengisinya dengan air got lalu

BYURRR

"Berantem terus ampe Susanti pulang ke Indonesia. PULANG SEKARANG KALIAN" Teriak Haruto yang tentunya dua anak ini langsung kabur masuk ke dalam rumah.




























Park bersaudara ini cocoknya kita apain ya 🤭
















Kalau ada typo maap ye, ni jari segede harapan aku ke Haruto

SWEETIE MAIDWhere stories live. Discover now