chapter 10.

1.4K 77 3
                                    

Happy Reading:).

Author Pov......


" Harus gue tanya nih ke para kurcaci, ga beres." Gumam Gavin di sela sela perjalanannya menuju ke kelasnya.

"WOIIIIIII LO LO LO SEMUA SINI DUDUK DI DEPAN GUE, GAPAKE LAMA!!!!!!." Teriak Gavin yang baru masuk ke kelas tiba tiba.

Dion, Regan, Cakra dan Alden yang merasa terpanggil itu pun langsung duduk di depan meja Gavin.

" Ada apa nih, pagi pagi dah emosi aja." Tanya Dion yang sudah duduk santai di kursi depan Gavin.

Yang lain pun mempertanyakan hal yang sama seperti apa yang di tanyakan sama Dion.

"Ada apa Vin?." Tanya Cakra ke Gavin.

Gavin pun menarik nafas panjang sebelum memulai obrolannya, " kemarin malam yang bawa gue ke kamar siapa? Kalian?." Tanya Gavin sambil memandang sahabatnya satu persatu.

Mereka yang di tanya pun saling menatap satu sama lain.

" Lah Vin, gue kan dah teler duluan sebelum Lo Lo pada." Ucap Regan, karena benar saja kalo Regan ini gampang mabuk dia.

" Kalo gue sih bangun bangun dah di kamar, ga ngerasa nganter Lo ke kamar." Ucap Cakra sambil mengingat ingat kejadian malam Minggu kemarin.

" Gue juga sama Vin, bangun bangun dah dikamar." Kata Dion.

"Sama." Kata Alden juga.

"Lah anjir, terus siapa yang bawa gue ke kamar." Batin Gavin sambil memasang wajah was was.

"Eh bukannya si Arga dkk juga ikut minum kemarin, coba Lo tanya mereka." Celetuk Regan tiba tiba.

Yang lain pun menyetujui ucapan Regan, karena ada benarnya juga.

Gavin pun tanpa ba-bi-bu langsung menuju ke ruangan OSIS untuk mencari para OSIS yang ikut party dirumahnya kemarin.

Di tengah tengah perjalanan menuju ke ruang OSIS, tiba tiba Gavin menabrak seseorang hingga terjatuh.

"Aduhhhh duh duhhh.. pantat gue." Ringis Gavin sambil mengusap usap pantatnya yang sakit itu.

Sementara yang menabrak Gavin itupun langsung berdiri dan menjulurkan tangannya untuk membantu Gavin, " Lo gapapa?." Tanya nya.

Gavin pun yang melihat siapa pemilik tangan itupun langsung segera menerima uluran tangannya dan langsung berdiri dan menepuk nepuk celananya yang kotor.

" Eh ehhh!! Lo tau ga semalam siapa yang nganter gue ke kamar?." Tanya Gavin kepada Arga yang baru saja menabraknya hingga terjatuh.

Arga pun manaikkan alisnya sebelah, " mau tau banget Lo?."

"Iya lahhhh!!! Jelas gue harus tau!!!!." Ucap Gavin menegaskan.

Arga pun tersenyum tipis lalu mendekati Gavin, hingga Gavin terpojok di dinding.

"Kenapa?? Apa tanda dari gue belum bisa dihilangin dari tubuh Lo?." Bisik Arga di telinga Gavin.

Gavin yang merasakan deru nafas arga di telinganya itu pun langsung merasa merinding.

"Ja-jadi itu semua u-ulah Lo???!." Ucap Gavin sedikit terbata bata.

Arga pun tersenyum tipis, lalu tangannya mengusap rambut Gavin yang terasa halus itu, " kalau iya kenapa? Lagian Lo duluan yang menggoda gue."

Gavin yang mendengar penuturan Arga pun langsung mengepalkan tangannya, siap untuk melayangkan tinjuan ke muka Arga.

Tetapi,, Arga dengan sigap mencekal tangan Gavin dan mengunci kedua tangan Gavin di atas kepala Gavin.

You Are Only Mine (Bxb)  | [ REVISI ]Onde histórias criam vida. Descubra agora