#12 [Ribut sama guru]

21 12 0
                                    

"Ca, kok lo lama banget sih sama Deon?" tanya salah satu sahabatnya.

"Gatau, gue ga sadar karena gue pingsan"

"H-hah? Cuman dipijat, lo sampai pingsan?"

Ketiga sahabatnya kaget mendengar hal itu padahal cuman dipijat kakinya, kok sampai bisa pingsan. Positif thinking aja mungkin sakit banget pas dipijat.

"Ga tau. Gue ngerasain sakit doang pas dipijat, abis itu gue udah ga sadar diri."

Sahabat-sahabatnya itu berpikir. Ga mungkin kalo cuman dipijat kakinya doang.
Apalagi si Charsya pingsan. Ga mungkin juga tetep dipijat kakinya. Hmm?

"Ca, lo ga di apa-apain sama si tukang pijat kan?" tanya Rena.

"Udah Ren ga usah bahas kek gituan lagi. Yang penting Charsya ga kenapa-kenapa." jawab vella.

"Nah iya tuh." -Riva.

"Itu yang dibelakang pada berisik, kalian bahas apa?" tiba-tiba guru menegur mereka yang sedang membahas hal tadi.

"E-eh maaf bu" -Vella

"Salah satu dari kalian sini maju ke depan."

"Ngapain bu?"

"Kamu nanyea?"

"Ga" sahut Charsya.

"Ca, ga boleh gitu lo astaga" -Riva.

"Ayo cepat maju. Bahas ulang apa yang saya jelaskan tadi."

"Maaf bu ga denger penjelasan ibu tadi" -Rena.

"Kalian dari tadi malah ngapain hah?" tanya guru itu lagi.

"Mabar ep ep bu." sahut Rena lagi.

"Hah? ep ep apa yang kamu bicarakan?"

"Game." ujar Charsya.

"Udah Ca, cukup nanti malah lo kena kasus."

Ujar Vella yang sudah geram mendengar ocehan guru. Ditambah Charsya yang menjawab gurunya seperti itu.

"Hm"

"Udah mulai berani ya kamu sana gurumu ini! Mau jadi apa kamu?!"

"Saya mah gampang bu. Ortu saya CEO semua." sahut Charsya lagi sampai guru itu geram.

"Ortu? Ayah kamu saja sudah meninggal. Dan kekayaan mu itu juga hasil darinya dulu. HAHAHA"

Charsya yang awal mulanya santai membalas perkataan gurunya itu. Dan setelah mendengar perkataan gurunya yang menyinggung, Charsya mulai menatap tajam ke arah gurunya itu.

Mengucapkan hal tentang kematian ayahnya itu sebenarnya tidak masalah, namun dari cara bicaranya guru itu membuat Charsya tak bisa menahan amarah.

"Oh shit, ayah saya memang sudah meninggal. Tetapi kekayaan tetaplah kekayaan. Bagaimana denganmu? yang sekarang masih menjadi guru yang tidak berguna."

Charsya mulai mengatakan hal yang membuat satu kelasnya menjadi terdiam.

"Kamu berani sama saya?!"

"Saya bukannya berani, tetapi saya hanya menunjukkan rasa tidak takut kepada anda."

"Saya akan laporkan kamu ke kepala sekolah!!"

"Pft silahkan saja."

Sahabat Charsya tidak tau bagaimana cara membuat Charsya agar tidak bersikap seperti itu lagi kepada gurunya.

"Ca, udah cukup ca.. Nanti lo yang kena lagi." Rena melerai Charsya agar tidak melanjutkan perdebatannya lagi.

Guru itu keluar kelas dan sementara itu Charsya tetap bersikap santai seakan tidak khawatir hal yang akan terjadi selanjutnya.

ALCHARA [Sedang di revisi]Where stories live. Discover now