Part 12

2.8K 296 46
                                    

Chika yg mendengar ucapan shani jadi diam mematung, dia tertawa miris dan matanya berkaca-kaca menatap shani. Chika menatap shani sambil tersenyum lirih

"Jdi ini kenyataannya? Iya ci?" Tanya chika lirih

"Aku pikir, selama ini kita dekat krn cici nyaman sma aku seperti aku yg nyaman ada di deket cici" ucap chika sambil menengadahkan kepalanya keatas berusaha agar air matanya tidak menetes

"Aku pikir usaha ku untuk deket sma cici itu berhasil"

"Tpi kayaknya aku salah. Terus kenapa selama ini cici selalu deketin aku klo cici sendiri ngerasa risih? Untuk apa ci? Jawab?" Tanya chika sambil memegang kedua bahu shani dan mengguncang nya pelan

"Cici yg selalu perhatian sma aku, ci shani yg selalu ada untuk aku. Itu smw apa ci? Sandiwara doang? Iya?"

Shani diam, dia menundukkan kepalanya tanpa menjawab pertanyaan chika. Dia gak nyangka masalahnya bsa jdi se rumit ini

Melihat shani yg hanya diam, chika melepaskan tangannya dri bahu shani, kemudian memejamkan matanya

Chika menarik nafasnya panjang kemudian menghembuskan nya, membuka matanya menatap shani yg masih tertunduk

"Oke ci. Mulai detik ini dan seterusnya aku janji, aku gak akan pernah ganggu cici Ataupun deket2 sma ci shani" ucap chika

Shani mengangkat kepalanya menatap chika setelah mendengar ucapan chika

"Mulai skrg dan seterusnya, hubungan kita murni hanya sebagai partner kerja"

"Dan aku juga mau minta maaf. Maaf krn udh lancang mencintai ci shani" ucap chika lirih menundukkan kepalanya bahkan suaranya serak bergetar menahan tangis

Shani membulatkan matanya terkejut menatap chika

"Kmu...

"Iya. Aku cinta sma cici, semua yg aku lakuin selama ini buat deket sma ci shani krn aku cinta sma kamu" teriak chika disertai air mata yg mengalir di kedua pipinya

"Klo kamu cinta sma aku, gak mungkin kmu ciuman sma jinan kemarin malam di kamar kamu" ucap shani menatap chika tajam

"Ciuman? Kak jinan? Apa sih maksud cici?"

"Gak usah pura2 gak ngerti, aku liat semuanya kemarin. Kmu sma jinan duduk berdua di sofa dan wajah kalian saling mendekat. Itu yg kmu bilang cinta sma aku? Iya?" Jelas Shani ketus

Mendengar ucapan shani, chika jdi mengerti apa yg membuat shani berubah dan nyuekin dia

"Wow hebat ci hebat kamu" ucap chika terkekeh pelan sambil tepuk tangan

"Ternyata aku se picik itu ya dimata kamu. Bisa2nya kmu punya fikiran kaya gitu tentang aku" ucap chika geleng2 kepala menatap shani. Dia kecewa bisa2nya shani mikir sampe kesitu

"Berapa kali aku bilang sma ci shani, klo ci shani ngerasa ada yg salah atau ada yg mengganggu fikiran ci shani tentang aku, bilang ci, bilang sma aku. Tanyain sma aku tentang semuanya. Aku dgn senang hati akan menjelaskan semuanya sma cici" chika mengusap kasar wajahnya

"Apa lagi yg perlu di jelaskan chika? Semua yg aku liat semalem udh menjelaskan semuanya" ucap shani tajam

"Astaghfirullah ya tuhan yesus!!! Menjelaskan apa? Apanya yg jdi jelas ci?" Ucap chika kemudian memegang kedua bahu shani menatap tepat di matanya

"Dengerin aku, cici salah paham. Gak ada yg terjadi antara aku sma kak jinan kemarin malem. Yg ci shani lihat itu gak seperti yg ada di pikiran kmu ci"

"Kemarin kak jinan dateng ke kamar aku, dia cerita2, dia curhat sma aku. Dan setelah itu matanya kak jinan kelilipan, dan aku cuma bantuin kak jinan tiupin matanya. Itu doang gak lebih"

OUR STORY (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang