Marah

1.4K 63 2
                                    

.....

Seorang gadis berjalan mendekati seorang gadis yang tengah melamun di bangku sekolah, entah apa yang dia pikirkan terlihat wajah nya sangat kusam.

"Lo kenapa?" tanya gadis bernama Salsa, dia adalah anak kelas sebelah yang sering kali bertemu dengan Abela.

"Lo lagi," guman Abela.

"Ada pertandingan basket di lapangan tim kelas lo lawan tim kelas lain, mau nonton?" ajak Salsa.

"Nggak, gue lagi malas," jawab Abela dengan nada lesuh.

"Lo lihat ini," Salsa menunjukan sebuah foto dimana dia tengah di gendong oleh Rayen, seketika Abela melebarkan bola mata nya.

"Kok lo bisa dapat foto ini?" tanya Abela tecengang.

"Foto ini udah viral dimana mana, seisi sekolah ini pasti tahu lo yang di gendong sama Rayen, cowok populer di sekolah ini," sahut Salsa dengan nada santai.

"Aaargh siap banget sih," kesal Abela.

Salsa sedari tadi ingin bertanya sebenarnya ada hubungan apa antara Rayen dan Abela kedua nya sering kali bersama, berangkat dan pulang sekolah bersama.

"Sebaik nya lo jauh jauh dari Rayen, dia bukan orang baik," ucap Salsa.

Abela menaikan sebelah alis nya, tentu saja Rayen bukan orang baik, dia ketua geng motor, hobi tawuran.

"Btw ini cincin yang lo pakai kok sama kayak punya Rayen," ucap Salsa memperhatikan cincin yang melingkar di jari manis Abela, Abela segera menutupi cincin tersebut.

"Kebetulan aja, cincin beginian kan pasaran," jawab Abela berbohong, dia tidak mau ada yang tahu jika dia istri Rayen.

"Pasaran? Masasih? Kok kayak cincin mahal gitu," ujar Salsa.

"Udahlah lupain aja, gue mau ketoilet," ucap Abela kemudian melangkah pergi dari kelas meninggalkan Salsa.

Salsa tersenyum tipis, kemudian dia melangkah pergi keluar kelas.

Sesampai nya Abela di toilet, Abela segera melepaskan cincin tersebut dia tidak mau ada yang tahu tentang cincin ini.

"Terpaksa gue harus lepas cincin ini, bisa gawat kalau mereka tahu ini cincin nikah,"monolog Abela.

Abela memasukan cincin itu kedalam saku seragam nya, dia harap Rayen tidak keberatan dia melepaskan cincin itu, lagi pula biasa nya Rayen juga tidak memakai cincin itu, namun entah kenapa beberapa hari ini dia mulai memakai nya.

'Nggak mungkin dia suka sama gue, mustahil banget sih, mana ada cowok yang tertarik sama orang aneh kayak gue,' batin Abela.

Abela hendak melangkah pergi keluar dari toilet, namun langkah nya tiba tiba terhenti saat seorang siswi melewati nya dengan cepat, yang membuat dia terdiam adalah aroma bau aneh yang di keluarkan siswi itu.

"Bau bangkai tikus," guman Abela sambil menutup hidung nya.

"Nggak mungkin kan ada orang bawa bangkai tikus ke sekolah? Tapi bau nya nyengat banget pas orang tadi lewa."

Abela segera berlari keluar toilet, begitu keluar dia tidak melihat siswi tadi, tidak ada seorang pun disana kecuali dia, Abela pun memilih mencari di sepanjang koridor dia ingin memastikan apa benar atau tidak tebakan nya.

Namun saat itu dia tidak sengaja menabrak seseorang.

Bugh!

"Maaf," ucap Abela.

Siswa itu hanya diam kemudian segera melangkah pergi dengan cepat seperti orang ketakutan, Abela sekilas melihat tangan siswa itu bersimbah darah.

"Darah?" kaget Abela.

Abela hendak mengejar pria itu, namun ada yang menahan bahu nya.

"Mau kemana?" suara berat itu berasal dari Rayen yang menahan Abela.

"Rayen, gu-gue mau ke kelas," jawab Abela gelagapan.

"Itu arah ke gudang, kelas sebelah sana," ucap Rayen.

"Oh, maaf lupa gue, permisi," ucap Abela hendak melangkah pergi, namun Rayen langsung menghentikan gadis itu.

"Ada apa? Pertandingan nya udah selesai?" tanya Abela bingung, terlihat pria remaja mengenakan seragam basket itu menaikan sebelah alis nya.

"Ikut gue," tegas Rayen.

Rayen menarik gadis itu pergi dari sama, Abela tidak tahu dia akan di bawah kemana, namun seperti Rayen mengajak nya ke lapangan basket.

Dan benar saja Rayen meminta nya untuk duduk di kursi penonton, Rayen seperti nya pergi dari pertandingan demi menjemput Abela agar gadis itu mendukung nya.

"Woyy, lo pergi karna jemput Abela?" tanya Adrian.

"Dasar bucin," ledek Erion.

Namun Rayen tidak menggubris ejekan sahabat nya dia kali fokus main, sementara itu saat ini Abela menjadi pusat perhatian lagi, semua. Mata tertuju padanya, gadis itu merasa malu berada di sana.

'Dasar bego, apa lo mau buat gue malu??? Aahgh gue mau pulang,'

Di sela kekesalan nya, perhatian Abela teralihkan pada siswi yang sempat dia lihat di toilet tadi, siswi itu hanya dia menunduk dengan ekspresi sulit di artikan, terlihat gadis itu lebih ketakutan saat Abela melihat ke arah nya.

"Dia kenapa sih? Aneh banget," gerutu Abela pelan.

"Maksud lo siapa?" tanya salsa yang tiba tiba ada disamping Abela.

"Ngagetin aja lo kayak setan," omel Abela, sementara Salsa hanya tertawa kecil.

Salsa melihat ke arah siswi yang di perhatikan Abela sedari tadi, sikap Siswi itu seperti menyembunyikan sesuatu, terlihat dia juga hanya menundukan kepala nya seperti orang ketakutan.

"Dia emang aneh anak nya, sering banget keluyuran dimana mana, bau badan nya juga nggak enak banget," ucap Salsa ngeletuk.

Abela kini yakin dia tidak salah menebak tadi, bau badan gadis itu memang sangat bau seperti bau bangkai tikus.

"Lo kenal dia?" tanya Abela.

"Nggak, cuma sering lihat aja, tingkah nya juga suka aneh banget, dia anak kelas XII ips," ujar Salsa.

"Kalau dia tiba tiba ngajak lo ngobrol, mendingan lo jauh jauh deh, takut nya dia punya niat jahat," ucap Salsa pelan.

"Maksud lo dia jahat?"

"Seingat gue, dulu dia punya sahabat gitu di kelas gue, tapi sayang nya Sahabat nya meninggal bunuh diri di gudang sekolah, udah lama sih, lo nggak tau?"

Abela menghela nafas panjang, dia terlalu sibuk dengan dunia nya sampai tidak peduli dengan lingkungan sekitar nya.

"Biasa lah, gue sibuk," jawab Abela.

"Tapi gue yakin sih, dia nggak bunuh diri, coba lo tanya Rayen dia saat itu ada di lokasi kejadian," ucap Salsa mengejutkan Abela.

Rayen ada di lokasi kejadian, maksud nya Rayen melihat kejadian Siswi itu bunuh diri.

............

ALaraY (End) Where stories live. Discover now