Timi

1.2K 58 1
                                    


.......

Abela masih memikirkan tentang seseorang yang menemui nya waktu itu, padahal dia bukan Rayen namun Abela yakin itu Rayen, sampai sekarang dia masih memikirkan kejadian tersebut, saat gadis itu hendak mengambil buku, karna dia melamun dia tidak sadar buku ada buku di rak atas yang jatuh ke arah nya.

Spontan ada tangan yang menarik tubuh nya menjauh dari rak.

Bugh!

Sebuah buku tebal jatuh ke lantai, tidak bisa di bayangkan jika buku itu jatuh tepat mengenai kepala Abela, pasti gadis itu bisa pingsan.

"Ma-makasih," ucap Abela yang segera melepaskan lingkaran tangan Rayen di pinggang nya.

"Lo mikirin apa sih?" tanya Rayen.

"Nggak ada," jawab Abela sambil mengembalikan  buku itu ke rak atas, namun karna dia pendek, dia tidak sampai tepat ke rak itu.

Rayen mengambil buku tersebut dari Abela, dia meletakan buku itu kembali ke tempat nya, tubuh kedua nya saling menempel, Abela hanya terdiam malu, Rayen memang lebih tinggi dari nya, andai dia bisa setinggi Rayen dia pasti bisa mengembalikan buku itu ke rak nya.

"Makasih lagi," ucap Abela.

"Ayo ke kantin," ajak Rayen.

"Kantin lagi ramai, gue males kesana," sahut Abela.

"Kantin ada banyak Abela, bukan disana maksud gue," ucap Rayen kemudian dia menarik tangan Abela.

Kedua nya bergandengan tangan keluar dari perpustakaan, terlihat petugas perpustakaan yang melihat itu melebarkan bola mata nya.

"Apa ini mimpi?" guman bu hana dia adalah petugas perpustakaan.

"Bukan bu, itu realita yang sangat pahit, seperti nya cowok populer di sekolah ini sudah tidak jomblo lagi," ucap seorang siswi kelas XI Ips bernama Timi.

"Baguslah setidak nya anak itu tidak berbuat masalah," ucap bu Hana.

"Timi, jangan lupa buku tahun lalu di kembalikan, saya tidak mau tahu buku itu harus kembali dalam keadaan seperti se--"

Ucapan bu Hana terhenti saat Timi mengeluarkan sebuah sampul buku kusam, itu adalah buku yang dia pinjam satu tahun lalu, kini hanya tersisa Sampul nya saja.

"TIMI!!"

"Maaf Bu, buku nya di makan kambing peliharaan kak Erion!!"

........

Di sisi lain terlihat beberapa gadis tengah memberikan lem pada kursi seseorang.

"Kasih yang banyak," ucap Alen.

"Ini udah banyak," ucap Sindi.

"Kurang tuh, tambahin lagi," timpal Fania.

"Dari pada lu bacot, mending bantu gue anjir," omel Sindi.

Setelah mengoleskan lem di kursi mereka segera keluar dari sana, tanpa mereka ketahui Erion dan Adrian datang ke kelas.

Tanpa sengaja Erion justru malah duduk di kursi tersebut.

"Woy, jangan duduk di kursi Abela," tegur Adrian yang tengah menatap malas sahabat nya itu.

"Bentar aja kok," sahut Erion masa bodoh, dia tetap duduk di kursi itu, tanpa dia sadari kursi tersebut sudah di berikan lem oleh Alen dkk.

"Btw, lo udah dapat info tentang orang yang di maksud Farhan?" tanya Adrian.

"Belum, gue nggak nemu siapa dia, udah kayak hilang ketelan bumi, terakhir kali dia muncul juga sudah 2 tahun lalu," ucap Erion.

Kedua nya masih mencari tahu siapa yang menyuruh Farhan dkk untuk menbunuh salah satu anggota geng tiger, hal ini membuat kedua geng kembali bermusuhan, pasti geng tiger akan kembali lagi menyerang mereka suatu hari nanti.

"Abela ada hubungan apa ya sama Rayen?" tanya Erion penasaran dia ingin tahu kedua nya pacaran atau tidak.

"Gue juga nggak tau, tapi kayak nya mereka menyembunyikan sesuatu," ucap Adrian.

"NAH BENER-BENER TUH!"

"ANJING!! MONYET!!" pekik Erion terkejut.

"Keluarin seisi kebun binatang semua bang," ucap Timi.

"Dasar anak setan, datang tuh pakai salam dulu kek, asal nyahut aja lu," omel Erion.

"Sorry bang, gue lupa," ucap Timi santai.

Ingin rasa nya Erion memusnahkan adik nya ini, tapi jika dia membunuh Timi pasti keluarga nya akan membunuh nya, Timi adalah putri paling di sayangi, tentu saja dia akan mati jika melukai gadis lucu itu.

"Lo ngapain kesini? Temen lo mana? Udah kabur?" tanya Erion.

"Mereka lagi mules katanya karna makan masakan Timi, padahal Timi ingat Timi nggak kasih racun," jelas Timi dengan wajah polos nya.

Untung saja Erion tidak pernah mau memakan makanan masakan Timi, dia tidak mau masuk rumah sakit untuk kesekian kali nya lagi karna sakit perut.

"Semoga mereka masih hidup," guman Adrian.

"Ha? Kak Adrian mau Timi masakin bekal?" tanya Timi Antusias.

"Nggak terimakasih, uang gue masih sanggup beli makanan," sahut Adrian, dia tidak mau masuk rumah sakit lagi karna masakan Timi  sudah cukup dia sakit perut beberapa bulan lalu karna makan masakan gadis itu, entah apa yang dia masukan dalam makanan nya.

"Ih, kak Adrian sama aja kayak bang Erion, kenapa sih nolak masakan Timi enak loh, Dafa aja suka sama masakan Timi," ucap Timi.

"Pasti ada malaikat maut sekarang di sisi nya," celutek Erion.

"Btw, tadi Timi liat Kak Rayen sama Kak Abela pergi gitu gandengan tangan, pasti mereka pacaran," beritahu Timi.

"Lo yakin?"

"Iya beneran, Timi liat sekarang langsung," sahut Timi.

"Kita harus bisa membukti kan apa hubungan mereka sebenar nya, gue nggak yakin Rayen bisa moveon dari Flora," ucap Erion.

"Hadeh bang, ngapain masih suka sama orang yang udah mati, mendingan cari yang baru," timpal Timi.

"Mari kita buktikan saja, mereka katanya mau ke kantin sih," ucap Timi.

Timi dan Adrian pun hendak melangkah pergi, namun langkah mereka terhenti karna Erion tidak bisa berdiri.

"Ini kenapa kursi nya nempel ke bokong gue anjir?"

"Masak sih?"

Adrian mencoba membantu Erion melepaskan kursi namun tetap saja tidak bisa.

"Woy, jangan tarik nanti celana gue robek!!" pekik Erion.

Timi memegangi kursi sementara Adrian menarik Erion, cara ini gara Erion dapat melepaskan kursi itu.

"Satu!!"

"Dua!!"

"Tig-"

Krak!!!!

Seketika Adrian dan Timi terdiam saat kursi sudah berhasil lepas dari bokong Erion, tapi seperti nya Erion harus beli celana baru.

"Ya sobek bang!" pekik Timi melihat sibekan celana yang menempel tepat di kursi.

"ANJING!!! CELANA GUE!!"

"Kolor bang Erion Barbie!!!" Teriak Timi.

........

ALaraY (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang