─ 13 ʿ

125 63 11
                                    

Hampir pukul delapan malam sewaktu Seonghwa tiba di asrama. Dirinya tersesat di sekitar danau dengan keadaan wajah yang pucat pasi. Separuh nyawanya seperti tertinggal, Seonghwa benar-benar hampir mati di sana.

Tungkainya tidak melangkah masuk ke dalam asrama, ia lebih memilih untuk diam di luar dan memandang ke atas gedung.

Dahinya mengernyit tatkala maniknya menatap cahaya yang menembus tirai jendela dari dalam sana.

"Siapa yang menyalakan lampu di kamar Wooyoung?"

Seonghwa ingat betul letak kamar Wooyoung, yang membuat dirinya heran—mengapa lampu kamar Wooyoung menyala padahal lampunya selalu dibiarkan mati.

Seonghwa pun bergegas pergi ke sana, batinnya terus berkata jika dirinya harus ke kamar Wooyoung.

Sesampainya di depan kamar Wooyoung, tidak ada yang aneh di sana, bahkan pintu kamarnya masih tertutup sempurna.

Seonghwa merogoh saku celananya dan mengambil kunci kamar Wooyoung. Jangan heran, karena Seonghwa memiliki kunci kamar teman-temannya yang lain juga.

Tapi teman-temannya tidak tau, jika Seonghwa mempunyai duplikat kunci kamar mereka.

ceklek

Pintu dibuka dengan lebar. Pemandangan yang pertama Seonghwa lihat adalah sebuah kain putih yang menutup sesuatu di baliknya tepat di samping ranjang.

Seonghwa tidak ingat ada benda itu sebelumnya, ia pun melangkah masuk dan tangannya terulur untuk membuka kain tersebut.

Sebuah kanvas besar yang dilukis sesuatu—membuat Seonghwa bergidik ngeri. Bahkan bau lukisan itu tidak seperti bau cat air, tetapi lebih seperti bau anyir darah.

"Baphomet, all seing eye.." gumam Seonghwa.

Seonghwa tertegun sepersekian detik. Otaknya bertanya—siapa yang melukis hal tersebut? Mengapa tidak objek lain saja yang dilukis.

Netranya beralih ke bagian bawah kanvas, ada satu hal yang membuatnya tambah bingung.

"Libra?"

Sebuah zodiak libra tergambar di sana.

BRAK

Seonghwa tersentak ketika pintu kamar Wooyoung tertutup dengan sendirinya. Ia langsung berbalik ke belakang dan retinanya melebar.

"W-wooyoung?!"

Wooyoung tersenyum, tapi senyuman itu berbeda dari biasanya, sangat mengerikan. Seonghwa sampai merinding dibuatnya.

"Kau masih hidup?!"

Seonghwa tidak percaya dengan pemandangan yang ada di depannya. Tidak mungkin Wooyoung bisa hidup kembali, Seonghwa bahkan melihat jelas mayat Wooyoung beberapa hari yang lalu. Pasti ada sesuatu yang salah di sini.

Ekspresi Wooyoung berubah hebat.

"Hanya ragaku yang mati, tidak dengan jiwaku. Aku tidak bisa pergi kemana pun." Kata Wooyoung dengan suara yang bergetar.

"K-kenapa?" dengan keberanian yang entah dari mana akhirnya Seonghwa bertanya.

"Aku terikat sesuatu yang seharusnya tidak aku lakukan, aku tidak bisa keluar dari zona itu. Aku bersekutu dengan mereka, tapi ternyata mereka membunuhku."

Jari telunjuk Wooyoung terulur, ia menunjuk kanvas itu. Atensi Seonghwa beralih pada benda yang ditunjuk oleh Wooyoung.

"Kau lihat itu? Seseorang melukisnya, dia gemar sekali melukis hal-hal yang menakutkan dan masuk ke aliran sesat."

highway to hellHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin