7. JUST FRIENDS

52 12 0
                                    

Keesokan paginya, Emily sudah bisa hadir ke sekolah seperti biasanya. Gadis itu datang dengan senyum cerianya, dan saat hendak masuk ke dalam kelas, ia berpapasan dengan Zhixin yang juga ingin masuk ke kelas.

Tatapan keduanya bertemu, selama beberapa detik tak ada yang mengadahkan pandangannya terlebih dahulu.

Emily mengembangkan senyum membuat Zhixin juga melakukan hal yang sama walaupun sedikit kikuk.

"Duluan."

Suara Zhixin membuat pandangan Emily padanya berpaling, ia segera masuk terlebih dahulu lalu Zhixin masuk setelahnya.

"Emily!"

Suara gadis bernama Kazuha itu sangat nyarin memembuat Emily refleks menutup kupingnya. Sahabatnya itu berlari kearahnya dan memeluk Emily dengan erat.

"Kangeeennn."

"Ra, gue baru ga masuk sehari doang," ucap Emily.

"Tetep aja. Zura kangeennn sama Emily. Ayo, ayo, duduk! Entar Emily pingsan lagi."

Zura menarik Emily untuk duduk, ia khawatir kalau sahabatnya itu akan pingsan lagi.

"Tau, ga? Gaada elo, kayaknya gue ngerasa kesepian banget," kata Zura.

"Oh, jadi gue ga dianggep gitu, Ra?" sahut Rei yang duduk di bangku depan.

"Ya elah, Rei, lo mah deketnya sama Emily, sama gue emang iya? Kalo gaada gue aja lo baru main sama Emily."

Ucapan Zura hanya dibalas helaan nafas kasar dari Rei yang menatapnya tajam. Gadis itu berbalik lagi dan tidak menatap ke belakang lagi.

"Gimana? Udah baikan? Masih pusing? Obatnya ga lupa diminum, kan?" tanya Zura pada Emily yang duduk disebelahnya.

Emily tersenyum, "Udah, Kazura. Khawatir banget."

"Iya, dong!"

Keberuntungan Emily adalah mempunyai sahabat yang perhatian padanya seperti Zura. Zura menjadi sahabat dengannya sejak awal masuk SMA. Alasan Emily memilih Zura adalah karena Zura itu sefrekuensi.

Pandangan Emily tertuju pada meja Zhixin, di sana, ia melihat Zhixin yang mengobrol dengan temannya, dan ia tersenyum melihat wajah cowok itu.

"Cie, kenapa liatin dia?" tanya Zura sedikit berbisik.

Emily menoleh pada Zura, ia mendekat pada Zura seolah ingin mengatakan sesuatu yang hanya boleh didengar oleh sahabatnya tersebut.

"Semalem, Zhixin jenguk gue."

Zura memberikan ekspresi terkejut, padahal, ia sudah tau kalau Zhixin akan menjenguk Emily. Zura sengaja melakukan itu agar Emily tidak mengira kalau Zhixin datang seolah dipaksa oleh Zura.

"Beneran? Ngasih apaan?" tanya Zura penasaran.

"Ngasih cake sama carousel buat gue."

"Carousel yang kotak musik itu? Aaaaa so sweet."

"Iya, Ra. Gue bener-bener ga nyangka kalau Zhixin bakal jenguk gue."

"Seneng?"

Emily mengangguk semangat dengan senyum yang bahagia. Zura turut senang melihat sahabatnya ini bahagia apalagi diperlakukan baik oleh orang ia suka, walaupun orang itu belum tentu tau perasaan Emily.

 Zura turut senang melihat sahabatnya ini bahagia apalagi diperlakukan baik oleh orang ia suka, walaupun orang itu belum tentu tau perasaan Emily

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
WHY FALL IN LOVE? | ZHU ZHIXINDonde viven las historias. Descúbrelo ahora