18. STILL LOVE?

55 9 2
                                    

Zhixin menghentikan langkahnya ketika melihat dua orang yang tak asing baginya di depan gerbang. Pandangannya cukup lama memperhatikan keduanya yang tampak asing bercenkrama di sana, dan entah kenapa, Zhixin malah cemburu melihatnya.

Dua orang itu adalah Emily dan abangnya sendiri, Yaowen. Seharusnya Zhixin sadar diri kalau dia tidak mempunyai hubungan apa-apa lagi dengan Emily sekarang, lantas, mengapa dia cemburu?

Perlu diketahui, meski hubungannya telah usai, tapi, perasaan Zhixin pada Emily tidak akan selesai.

"Jadi, mau dianter, ga?" tawar Yaowen pada Emily lagi.

"Ga usah, Kak. Emily bisa pulang naik bis, kakak pulang aja, makan siang, terus tidur," ucap Emily.

"Tau aja gue pengangguran."

Emily dan Yaowen tertawa renyah bersama ditengah ramainya anak sekolahan berpulangan. Yaowen sengaja singgah ke sekolah karena dia tau Zhixin juga bersekolah di situ.

"Ayo, Emily. Udah mau hujan, nanti kalo kehujanan lagi gimana? Kakak anter ga sampe lima belas menit sampe."

"Cepet banget."

"Mangkanya itu, ayo!"

"Ga ngerepotin?" Emily bertanya.

"Engga."

"Ya udah, deh."

Emily menerima tawaran Yaowen untuk mengantarnya pulang. Gadis itu pun naik ke motor Yaowen, setelahnya Yaowen menghidupkan motornya dan segera menancap gas meninggalkan sekolah.

Langit mendung menjadi teman bagi Zhixin saat dia merasa cemburu sekarang. Dia tidak marah seperti sebelumnya karena Emily bukan siapa-siapanya lagi sekarang.

Zhixin memilih pulang dengan jalan kaki dibanding pulang dengan naik bis. Dia akan naik transportasi jika dia mau nanti, tetapi, untuk sekarang ia ingin memakai kakinya.

Hujan turun dengan derasnya saat ia sudah setengah jalan, mengguyur tubuh Zhixin yang berdiri dipinggir jalan. Air hujan dengan cepat membasahi jalanan yang ramai siang ini, dia tidak tahu abangnya sudah menggantar Emily sampai rumah atau belum.

Kacau, itu yang pikiran Zhixin rasakan sekarang. Dia sangat tidak menyukai hujan, tapi, hari ini dia membiarkan hujan membasahi bajunya.

Zhixin terus berjalan sampai dia berada disebuah gang yang sepi. Hujan turun dengan derasnya, tentu saja orang-orang malas untuk keluar.

Langkah Zhixin berhenti ketika melihat tiga pria menghadangnya. Pria yang ditengah memegangi payung guna melindungi dirinya agar tidak basah, sedangkan pria di kanan dan kirinya tidak perduli mereka kebasahan.

"Kalian mau apa?"

Pertanyaan Zhixin bukannya dijawab oleh pria berwajah sangar itu, melainkan anak buah yang bajunya basah itu mendekatinya dan membuat Zhixin mundur perlahan.

"Hajar!"

Salah satu dari keduanya mulai menyerang Zhixin menggunakan kakinya, tetapi, Zhixin berhasil mengelak. Melihat itu, pria yang lain menjegal kaki Zhixin dan membuatnya terjatuh.

Zhixin pasrah, dia bukan Yaowen yang jago soal pukul-pukulan. Sakit, namun, tidak seberapa dengan sakit yang dibuat abangnya sendiri. Cukup lama kedua pria itu melakukan kekerasan padanya dan tidak ada perlawanan.

Pria yang memegang payung itu maju ketika anak buahnya berhenti mengeroyoki anak sekolah yang tidak berdosa hingga hampir seluruh tubuhnya terluka.

Pria itu menepuk-nepuk pipi pelan pipi Zhixin yang masih setengah sadar.

WHY FALL IN LOVE? | ZHU ZHIXINWhere stories live. Discover now