17. NOT A CHOICE

62 11 5
                                    

Seisi kelas menunggu-nunggu jawaban Zhixin sekarang. Zhixin menatap wajah Ola yang masih menyimpulkan senyumnya, sungguh ia tidak membayangkan bagaimana sahabatnya sendiri akan malu jika dirinya akan menolak perasaannya.

Tidak, Zhixin sudah berjanji pada Emily, tidak seharusnya ia menerima hanya karena kasihan dan takut Ola malu. Baru saja Zhixin ingin menjawab, bel masuk telah berbunyi dan siswa-siswi segera duduk rapi di meja mereka sebelum guru di jam pelajaran pertama masuk.

Melihat seisi kelas yang tiba-tiba menjadi tertib, Ola pun mengerti dan menuju bangkunya. Zhixin bisa menghela nafasnya sekarang, jadi, dia tidak perlu menjawab Ola.

"Semuanya bisa istirahat sekarang, sampai jumpa Minggu depan dan selamat ujian!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semuanya bisa istirahat sekarang, sampai jumpa Minggu depan dan selamat ujian!"

Guru tersebut mengakhiri kelas dan keluar dari kelas ketika bel istirahat sudah berbunyi. Setelahnya, seisi kelas segera keluar karena sudah jam istirahat.

Ola duduk dibangkunya menunggu semua siswa keluar dan hanya menyisakan dirinya, Emily dan Zhixin yang berada di meja mereka. Gadis itu bangkit dan menuju meja Zhixin sembari membawa bunga lagi.


"Zhixin."

Zhixin melirik Ola dan memasang wajah malas, ia kira sudah selesai, ternyata belum.

"Sekarang udah engga ada siapa-siapa, Zhixin boleh jawab, kok! Pasti tadi Zhixin malu ya mau nerimanya?" ucap Ola.

Emily yang mendengar itu pun menatap keduanya. Ia sendirian dibangkunya sementara Zura pergi membeli jajan di kantin.

"Ola, lo sahabat gue, gimana bisa gue nerima lo jadi yang lebih? Engga, La. Gue ga bisa nerima lo," Zhixin berkata sembari menatap Ola dengan serius.

Senyum diwajah Ola memudar ketika mendengar Zhixin yang menolaknya mentah-mentah. Ola melempar bunga mawar yang ia pegang ke meja Zhixin dan memukul meja dengan keras.

"Jadi, lo nolak gue, Zhi?!" bentak Ola.

"Ya menurut lo?" Zhixin bertanya dengan santai.

Ola menepis air matanya yang sudah turun dengan kasar, "Oke kalo gitu."

Tak lama, Ola mengeluarkan sebuah cutter dari saku roknya dan mengarahkan benda tajam itu pada pergelangan tangannya.

"Ola, lepasin itu!"

Zhixin bangkit berdiri ketika melihat Ola yang bersikap nekat. Emily yang juga melihat itu terkejut dan menghampiri mereka.

WHY FALL IN LOVE? | ZHU ZHIXINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang