03. 🌷 Ternyata itu Crush Ilvan!🌷

3 1 0
                                    

Selamat Membaca



03. Ravaldo Ganesha dalam Diri Edam Ganendra

Pagi hari ini, Adel dan Kinara sudah berada di pedagang bunga di jajaran TPU.

"Bunda, bunga buat kak Jarrel yang mana? Tanya Kinara kepada Adel yang masih memilah.

"Menurut kamu harus yang mana?" Bukannya menjawab, Adel malah balik bertanya.

"Yang ini Bunda, bunga mawar!" Seru Kinara sambil menunjuk bunga mawar yang sudah terpisah-pisah.

"Oke."

"Bu, bunga mawar merahnya dua plastik sama mawar putihnya satu bucket," ucap Adel pada pedagang bunga tersebut.

Dulu Jarrel tidak pernah mengatakan apapun mengenai hal yang paling disukainya selain tokoh karakter spiderman. Tetapi dalam buku hariannya Jarrel menuliskan beberapa hal yang ia sukai, salah satunya bunga mawar dan tulip putih meskipun tak banyak yang menanamnya disini.

Kinara berjalan terlebih dulu, ia dengan semangat menghampiri nisan hitam dengan tulisan emas yang berada di bawah pohon rindang.

Jarrel Kalingga Lhais
Bin
Joko Wiguna

"Halo Kak Jarrel!" Kinara berjongkok di sisi kiri makam Jarrel.

"Sayang, doa dulu ya," intrupsi Adel yang langsung dilakukan Kinara.

Setelah berdoa selesai, Adel dan Kinara mulai menabur bunga dan mengucurkan air keatas gundukan tanah yang kini dipenuhi rumput hijau terawat.

Adel hanya mendengarkan curhatan-curhatan Kinara kepada Jarrel. Gadis tiga belas tahun itu duduk tanpa alas diatas rumput, ia terus berceloteh memberitahu perjalanan hidupnya pada manusia yang kini sudah berada di alam lain.

Adel tidak bisa mengeluarkan perkataannya, ia menatap Kinara dengan senyum tipis yang terpatri di wajahnya.

"Sayang, kamu bahagia disana?" Adel menyentuh nisan Jarrel. Ia berbicara dalam hatinya.

"Sekarang Kinara udah besar, dia sayang banget sama kamu. Jarrel, keadaan banyak berubah. Alex sebentar lagi jadi Psikiater, kamu ingat kan dia itu bocah doyan banget godain cewek di lorong sekolah? Sekarang dia udah beda banget. Tapi kalo Ilvan, dia sering jahil sama Kinara, nyebelin dia."

"Bunda, udah jam tujuh," ucap Kinara tiba-tiba.

Mendengar perkataan itu, Adel lantas melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Yaudah, pulang yuk," ajaknya membuat Kinara mengangguk semangat.

"Sebentar, Kinara pamitan dulu sama Kak Jarrel," Kinara berdiri dari duduknya, ia mendekatkan mulutnya pada bagian sisi batu nisan.

Kinara berkata dengan berbisik kecil, "Kak Jarrel, Kakak lepasin Bunda, ya. Kinara tau Kak Jarrel sayang banget sama Bunda. Tapi guru agama Kinara bilang, kalau seseorang belum mengikhlaskan mungkin orang yang sudah pergi itu tidak melepaskannya...

...Kalau Kak Jarrel belum lepasin Bunda, Kinara minta tolong buat lepasin ya. Kinara mau bunda bahagia, gak nangis terus. Kinara sayang Bunda, Kinara juga sayang Kak Jarrel. Sebenarnya masih banyak yang mau diceritain Kinara, tapi bunda udah nunggu. Kinara pamit ya, assalamualaikum."

Dibawah Jumantara Kota LembangWhere stories live. Discover now