Chapter 29

207 27 1
                                    

Bian pun pergi keruangan kerjanya

"Ada apa kenapa kau meminta untuk bertemu?"

"Memangnya tidak boleh jika ingin menjalin hubungan baik kembali bersama sahabat lama??"

"Tidak perlu karena di antara kita bertiga sudah tidak ada hubungan apapun lagi. Aku tidak sudi melihat penghianat seperti kalian"

"Ayolah Bian , niatku kali ini benar-benar ingin menjalin hubungan baik kembali bersamamu. Atau perlu aku meminta bantuan kekasihmu"

"Dari mana kau tau jika aku sudah memiliki kekasih?. Apa jangan-jangan apa yang terjadi pada kekasihku itu ulahmu"

"Tenang Bian, jangan emosi. Aku tau karena supirku tempo hari tidak sengaja melihat kau membawa pria masuk kedalam mansion dengan merangkul pinggangnya. Kalau bukan kekasih tidak mungkin kau mau mengajaknya masuk mansionmu bukan??"

"Iya dia kekasihku , jangan coba kau sentuh dia. Maka jangan harap aku akan membiarkanmu hidup kedua kalinya"

"Dasar sangat posesif sekali. Aku tidak mungkin menyentuh kekasih sahabatku sendiri sekaligus mantan kekasihku. Tapi bolehkan jika aku ingin mengenal orangnya seperti apa. Orang yang telah berhasil membuat Bian Dirga Sumettikul kembali membuka hatinya"

"Tidak akan ku biarkan kau bertemu dengannya, jika tidak bersama denganku. Kau mengerti!!!" Ucap Bian lalu menutup sambungan teleponnya

"BRENGSEK!! Dia menutup teleponnya sepihak. Lihat saja kau Bian, aku akan membuatmu kehilangan orang yang kau sayang saat ini untuk selamanya. Tunggu saja tanggal mainnya" geram Aleena emosi

.
.

Setelah mengakhiri pembicaraan bersama Aleena , Bian kembali ke kamarnya lalu menyusul Saka yang sudah terlelap dalam tidurnya

"Selamat malam sayangku. Tidakkan kubiarkan siapapun menyentuhmu lagi" gumam Bian

.
.

Keesokkan harinya

Tok..tok..tok

Suara ketukkan pintu membangunkan Bian. Dia pun segera membuka pintu untuk melihat siapa yang telah berani menganggu tidurnya

Ceklek..

"Ada apa" ucap Bian dingin

"Tuan, ini kursi roda pesanan anda telah sampai" ucap White

"Oke, kau bisa kembali lanjutkan tugasmu"

"Baik tuan, kalau begitu saya permisi"

Bian pun membawa masuk kursi roda itu ke dalam kamar

"Baby , ayo bangun" ucap Bian membangunkan pelan Saka

"Eeuugghh" erangan kecil keluar dari mulut Saka , dia pun perlahan membuka matanya tapi pemandangan di depannya membuatnya malu.

Bagaimana tidak saat ini, Bian menatapnya dengan jarak yang sangat dekat, sehingga dia bisa merasakan hembusan nafas Bian di wajahnya

"Pagi baby , gimana tidurmu nyenyak semalam??" Tanya Bian dan di jawab dengan anggukan pelan dari Saka

.
.

Bian pun membantu Saka duduk dan menyenderkan tubuh Saka pada tepi ranjang tempat tidurnya

Bian pun membantu Saka duduk dan menyenderkan tubuh Saka pada tepi ranjang tempat tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Unpredictable Destiny [ BIANSAKA ] || END √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang