02

64K 6.6K 101
                                    

Arkana termenung di dalam kamar mandinya, ia masih mencerna kejadian-kejadian yang baru saja dialaminya. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang masih berputar-putar di dalam pikirannya, sungguh ia bingung.

Ia menyebut dirinya mommy saat bersama niel tadi kenapa semudah itu? walaupun ia menyukai anak kecil tapi rasanya kalau di ingat-ingat geli juga, hei dia ini pria dan menyebut dirinya mommy itu sedikit aneh pikirnya tapi ya sudahlah, jika di pikir-pikir kenapa harus di pikir? lagian kan tubuh ini dari awalnya sudah di panggil mommy.

Dan soal alkana, bukan kah pria mungil itu sudah meninggal tetapi kenapa marvin seperti biasa-biasa saja saat bertemu nya di bawah tadi, marvin bahkan masih bisa meninggikan suaranya apakah marvin tidak takut melihat tubuh alkana bangkit lagi?.

Saya sudah mati dua hari di kamar bodoh, jelas saja dia tidak tahu bahwa saya sudah tidak bernyawa.

Saat arkana melamun tiba-tiba saja ada suara samar-samar yang seperti menjawab pertanyaan itu tapi tidak ada wujudnya. Arkana mengusap tengkuknya, ia jadi merinding.

Arkana mencoba mengabaikan rasa takutnya. "Ekhem, gila masa gak ada yang masuk kamar lo buat ngecek gitu? marvin atau ga pelayan lah"

Mereka tidak berani masuk kamar saya karena saya sendiri yang melarang mereka. Tidak ada yang boleh masuk ke dalam kamar saya. untuk marvin? haduh sudah saya bilang kan? kita sama-sama tidak perduli pada urusan masing-masing.

"Oh gitu ya, terus kenapa lo masih bisa jawab pertanyaan gue? arwah gentayangan ya lo?! ga di terima di sana ya?"

Nih manusia rese banget sih

"Dari pada lo arwah gentayangan, udah lah hush hush sanaaaa" Arkana mengibas-ngibaskan tangannya seperti sedang mengusir nyamuk.

Setelah di rasa tidak ada suara arwah alkana lagi, alkana kembali termenung. "Berarti gue udah gak sekolah dong? disini kan umur alkana 22 tahun yaudahlah lagian gue juga pusing sama pelajaran yang di sekolah haduh.. masa apel jatoh sama benda geser aja harus di itung sih!" gumam nya.

"Eh btw kasian juga ya nasib lo arwah, meninggal ga ada yang tau udah gitu jadi arwah gentayangan lagi ckckck" lanjutnya.

Arkana menggelengkan kepalanya dan mencuci mukanya. Setelah selesai mencuci muka Arkana pun keluar dari kamar mandi.

Arkana berjalan kearah walk in closet milik alkana, ia mengambil satu setelan piyama untuk di gunakan.

"Nah cakep banget gue walaupun cuma pake piyama." ucapnya saat berkaca.

Arkana berjalan menuju kasurnya dan merebahkannya tubuhnya di kasur dengan posisi terlentang.

"Haahh pusing banget" Arkana perlahan memejamkan matanya dan mulai tertidur.

Keesokan paginya Arkana terbangun dan melihat jam dinding di kamarnya. "Uh udah jam lima ternyata" ia bangun mengambil handuk dan pergi mandi setelah selesai ia pun memakai baju oversize dan celana pendek membuat celana nya tertutup oleh baju oversize yang ia pakai.

Arkana keluar kamarnya dan menuruni tangga, ia berjalan ke arah dapur untuk memasak. Heiiii jangan salah, walaupun dia nakal tetapi ia juga jago masak. karena ingatlah, Arkana sudah di tuntut sejak kecil yang harus membuat nya mandiri dan saat ia remaja ia memilih untuk tinggal di kost²an saat kedua orang tuanya resmi bercerai, karena ia dulu masih sekolah dan malas bekerja jadi ia memilih untuk balapan agar menghasilkan uang nah uangnya untuk ia belanjakan di pasar jadi arkana makan masakan nya sendiri, agar lebih hemat kan ia juga harus membayar biaya sekolah nya.

Ahh sudahlah yang penting sekarang ia bisa makan enak. Arkana berjalan kearah kulkas untuk melihat ada apa saja yang bisa di masaknya.

"Halah udahlah nasi goreng aja, males masak yang berat-berat lagian kan cuma buat sarapan doang kan." Gumamnya dan mulai memasak.

Setelah beberapa menit akhirnya nasi goreng buatannya pun jadi, ia melihat dengan bangga. Arkana mengambil setengah nasi goreng nya dan menaruh di piring saat ia akan makan tiba-tiba saja teringat kedua anak tiri nya si alkana.

Menghela nafasnya dan berdiri untuk pergi ke kamar kedua anak itu, saat sampai di depan pintu kamar mereka Arkana langsung masuk. Pertama-tama ia harus mematikan AC nya terlebih dahulu dan membuka tirai jendela nya, setelah itu ia berjalan ke ranjang niel dan nia.

"Niel, nia ayo bangun sayang." Arkana mengguncang-guncangkan tubuh niel lalu nia. Niel dan nia membuka kelopak matanya dan duduk di atas kasur nya.

"Morning!"

"Morning too mommy." balas kedua sembari mengucek kedua mata mereka.

"Jangan di kucek sayang, nanti perih."
Niel dan nia hanya mengangguk menurut.

"Nah sekarang kalian mandi ya, selesai mandi turun kebawah untuk sarapan, mommy sudah membuatkan nasi goreng." Mata mereka berbinar dan langsung mengambil handuk untuk pergi ke kamar mandi.

Saat arkana akan keluar dari kamar mereka terdengar suara ribut. Ia menolehkan kepalanya terlihat lah kedua anak yang berbeda jenis kelamin itu sedang berebut siapa yang akan mandi terlebih dulu.

"Niel, nia jangan berebut, kalian bisa suit agar tahu siapa yang akan mandi terlebih dulu." Ucap Arkana menggelengkan kepalanya lalu keluar dari kamar mereka berdua. Ia akan turun dan kembali kedapur untuk menyiapkan nasi goreng untuk niel dan nia.

Saat tiba di meja makan ia melihat marvin, suami alkana sedang memakan nasi goreng nya dengan setelan kantornya yang sudah siap.

"NASI GORENG GUEE!!" Sungguh, teriakan Arkana begitu keras membuat marvin tersedak dan langsung minum dan menatap Arkana datar.

"Tidak usah berteriak, kau bisa meminta pelayan untuk membuat kan nya lagi untuk mu." Ucapnya datar.

"Hei asal lo tau ya! Itu nasi goreng buatan gue anjir, gue males bikin lagi."

"Ya kalau malas tinggal minta pelayan, lagipula rasanya tidak akan jauh beda." ucapnya dan langsung berdiri meninggalkan arkana. Marvin berbohong soal rasanya, itu jauh lebih enak dari pada biasanya, pantas saja enak buatan istrinya ternyata.

Arkana menatap nanar piring yang sudah kosong itu, di wajan memang masih ada tapi kan itu untuk niel dan nia. Ia ingin buat lagi pun malas.

Hahh sudahlah, Arkana memilih ke dapur untuk mengambil sisa nasi goreng yang ada di wajan untuk niel dan nia tetapi saat ia membuka tutupnya ternyata sudah habis, pantas saja si marvin menyuruh nya untuk membuat lagi kalau ia pengen ternyata oh ternyata.

Emosinya sudah di puncak. "MARVINNN!!!" Marvin terkejut, padahal jarak ruang tamu sama dapur sedikit jauh tapi teriakan alkana sangat terdengar jelas di telinga nya.
Begitupun para pelayan yang meringis menutupi kedua telinga mereka.




Tbc

Segini dulu okey, kalau gak jelas maaf hehe ini hanya cerita kegabutan saya semata

Transmigrasi Arkana Where stories live. Discover now