15

35.1K 4.1K 220
                                    

Warning!
Sedikit panjang



•••





Siang ini Arkana sedang menikmati masa istirahat tanpa kedua anaknya. Si kembar sedari pagi tadi di bawa Marvin entah kemana, Arkana tentunya memanfaatkan waktu luang itu.

Seperti sekarang walaupun cuaca sedang panas Arkana memilih nangkring di atas pohon dan memakan buah mangga.

Entah kenapa ia jadi suka sekali nangkring di atas pohon, saat sedang asik-asik nya makan, terdengar suara si kembar teriak-teriak memanggilnya.

Dengan tergesa-gesa Arkana turun dari atas pohon. Masuk ke dalam mansion dan mendekati sumber suara kedua bocah itu.

Arkana melangkah kan kakinya menuju ruang tamu, sedikit kaget karena tidak hanya ada Marvin dan si kembar saja teman-teman Marvin dan Felix pun ada.

Niel dan Nia yang melihat Arkana langsung menghampiri nya dan memeluk sang mommy. Lebih tepatnya memeluk kaki jenjang Arkana, Arkana berjongkok agar bisa membalas pelukan keduanya tapi ia baru sadar buah mangga masih berada di tangan nya.

"Lepas dulu oke? mommy mau cuci tangan." Keduanya mengangguk dan melepaskan pelukannya.

Arkana bangun dan melirik sebentar ke arah Marvin dan teman-teman nya. Lalu, ia tersenyum tipis. Pencitraan, biar keliatan sopan aja gitu.

"Kalau mau minum sama cemilan minta ke bibi aja." Ucapnya dan melenggang pergi untuk mencuci tangan.

"Felix main yu!" Ajak Niel dan di angguki oleh Felix. Ketiganya pergi untuk bermain.

Di sisi Arkana ia sedang misuh-misuh karena Aron. Iya, Aron, laki-laki itu terus menggoda Arkana lewat chat.

Arkana kesal, punya dosa apa ia dulu sampe di gangguin sama makhluk aneh kaya Aron?

Tidak ingin terlalu larut dalam kekesalan Arkana memilih menelfon Rey buat dateng ke mansion, itung-itung menemani Arkana yang gabut ini.

Arkana juga sudah mengajak gio dan Adi tapi katanya mereka berdua ngga bisa ikut, ada urusan pribadi. Yang free Rey doang, dia mah ngga ada kerjaan jadi maklumin aja.

Beberapa menit kemudian Rey menelfon Arkana mengatakan sudah ada di depan. Arkana bergegas menuju ke depan yang otomatis melewati ruang tamu.

"Bini lo mau kemana tuh, Vin?" Tanya Vano yang di hadiahi pukulan di lengan nya.

"Marvin dari tadi di sini dongo, otomatis di ngga tau lah!" Sewot Leon.

"Ya udah sih, gue cuma nanya doang ko lo sewot?!"

"Udah anjir kenapa malah pada berantem sih?" Ikutan kesal juga Sera jadinya.

Arkana lewat lagi tapi bedanya sekarang dia ngga sendirian tapi bareng Rey.

Mail yang melihat ada Rey, reflek memanggil namanya.

"Rey!"

Rey reflek berhenti, Arkana juga. Rey melihat ke arah seseorang yang memanggilnya tadi. Kini, keduanya saling beradu tatap.

Yang satu menatap sinis dan yang satunya lagi tidak terbaca tatapan apa itu.

Semua orang yang berada di situ diam semua, melihat adegan tatap-tatapan kedua orang itu.

Hingga sebuah teriakan menyadarkan mereka semua.

"TATAPAN MU~" Felix, anak itu yang berteriak hingga menyadarkan semuanya.

"Pengganggu." Batin Mail menatap sengit ke arah anaknya.

"Aunty!" Teriak Felix berlari kearah Rey, Rey yang melihat Felix berlari kearahnya dengan cepat Rey lari menghindar. Dan terjadilah adegan kejar-kejaran. Awalnya hanya Rey yang di kejar Felix tapi Mail ikut-ikutan mengejar anaknya dan terjadilah adegan kejar-kejaran.

Transmigrasi Arkana Место, где живут истории. Откройте их для себя