36. Takdir Tuhan

51.5K 3.1K 419
                                    

'Terkadang yang berat itu bukan rindu, tapi kehilangan seseorang yang kita sayangi'
____________________

[Heppy Reading♡]

****
Warningggg⚠

Absen dulu ya....

Kalian berasal darimana?

Tau cerita ini darimana?

Pendukung sad end atau heppy end?

Typo bertebaran diman-mana!!
*
*
*

Lintang terduduk dihalaman depan rumah Senja, air matanya tak berhenti tumpah.

"Jangan kekanak-kanakan Tang, Amel lagi sakit dan dia butuh aku."

"Maaf, Tang. Acara makan malam kita ditunda dulu ya, Amel kritis."

"Kamu pulang naik taksi aja, ya? Kasian Amel pulang sendiri."

"Ini, kasiin ke Senja, bilang dari pangerannya."

"Senja biar Bayu yang antar pulang, Bun."

"Lintang! Jangan egois, sekarang Senja lagi butuh aku, tolong ngerti!"

"Kenapa rasanya menyakitkan Tuhan?" gumamnya pelan.

Lintang memang terlihat kuat, tapi kenyataannya dirinya rapuh. Lintang tidak sekuat yang orang lain lihat.

Bayu berjalan menghampiri Lintang, cowok itu duduk disampingnya. Perlahan tangan Bayu terangkat mengusap air mata gadis itu.

Dengan cepat Lintang menepisnya. "Lo siapa? Jangan kurang ajar!"

Sebelum gadis itu berdiri, Bayu lebih dulu memeluknya. "Maaf.."

Lintang tertegun beberapa detik. Sebelum akhirnya ia memberontak. "Kamu ngapain kesini? Berapa kali aku bilang, jangan pernah deketin aku lagi! Aku benci kamu, Bay!"

Dada Bayu terasa sesak. "Jangan gini, aku mohon! Aku tau aku salah, aku minta maaf..."

"Maaf? Segampang itu kamu minta maaf? Kemana aja kamu selama ini?! Aku butuh kamu, tapi apa kamu ada disamping aku? Enggak! Yang kamu pikirkan hanya Amel dan Senja, sedangkan aku?" Lintang menggeleng pelan.

"Aku gak pernah kamu prioritaskan kan, Bay." lanjutnya lirih.

"Aku minta maaf, Tang. Aku ngaku salah, tapi tolong jangan hindari aku seperti ini! Kasih tau aku gimana caranya agar kamu bisa maafin aku."

"Kembalikan semuanya seperti dulu, bisa? Buat aku kembali bisa melihat lagi, bisa? Enggak kan?! Jadi mulai sekarang jauhin aku!" pekik Lintang.

****

Langit duduk dipojok sel, matanya menatap tempe dan ayam goreng yang ada didepannya. Rasanya Langit tidak nafsu makan.

"Gue kangen lo, Ja. Sekarang lo lagi apa?" gumam Langit, manik matanya beralih menatap selembar poto Senja yang dirinya bil dari kantung celana.

LANGIT SENJA [TERBIT]Where stories live. Discover now