LANGIT SENJA [TERBIT]

48. Hanya Kita

"Pelangi membuatku yakin, bahwa segala kesedihan akan berakhir dengan kebahagian"
____________________

[Heppy Reading♡]

****
Warningggg⚠

Sebentar Lagi cerita Langit Senja mau tamat, hanya beberapa capther lagi. Ada yang mau request ending?

Absen dulu ya....

Kalian berasal darimana?

Tau cerita ini darimana?

Pendukung sad end atau heppy end?

Typo bertebaran diman-mana!!
*
*
*

"Enggak mau Langit, malu!" tolak Senja.

"Cium, Ja! Aku maksa." desak Langit, Senja membalasnya dengan gelengan.

"Yaudah kalau gitu mereka--" sebelum Langit menyelesaikan ucapannya, Senja lebih dulu mencium pipi Langit.

Senja mencium Langit hanya sekilas, setelah selesai dengan cepat Senja membuang wajahnya. "Udah,"

"Bukan di pipi tapi di bibir."

Semuanya melotot kaget, apalagi Senja yang tengah menahan mati-matian rasa malunya. "Enggak mau!" tolak Senja.

Langit berdecak, kemudian pria itu menangkup wajah istrinya. Mencium bibirnya Senja yang lama kelamaan menjadi sebuah lumatan.

Semua karyawan memekik terkejut, sebagaian menutup wajahnya dan sebagian lagi membuang pandangan tak ingin menatap pemandangan tak mengenakan yang ada didepan mata.

"Astagfirullah.." ujar mereka bersamaan.

Dengan cepat Senja mendorong Langit menjauh. Wanita itu menunduk malu.

"Kalian boleh pergi dari ruangan saya! Untuk Dinda dan Tuti, kalian akan saya pindahkan ke cafe lain." putus Langit.

"Tapi pak--" Dinda hendak protes, namun Langit lebih dulu memotong ucapannya.

"Pergi dari ruangan saya!" titah Langit tak mau dibantah.

Dinda menghembuskan nafasnya gusar, gadis itu segera melangkahkan kakinya menyusul karyawan lain yang sudah lebih dulu keluar.

"Langit--"

"Keputusan aku udah bulat, Ja! Aku melakukan ini demi kamu. Mulai sekarang, buang jauh-jauh rasa kasihan kamu." sela Langit cepat.

Senja menghembuskan nafasnya, tangannya bergerak mengambil ponsel yang berada didalam tas selempangnya.