CH 03 - Phone number

144 25 11
                                    

Malam itu Xavier pulang ke hotelnya dengan hati cerah ceria, bukan karena dia baru saja memenangkan juara season, well mungkin itu juga, tapi lebih karena dia berhasil mendapatkan nomor handphone Cecilion, model cantik yang memeganginya payung di race tadi siang.

Sesampainya dia di hotel tempat dia menginap, Xavier segera mandi, tiga puluh menit kemudian Xavier baru selesai mandi dan segera berpakaian Xavier mencoba menelpon nomor handphone yang tadi diberikan Cecilion kepadanya.

Satu kali, dua kali, tiga kali, sampai lima kali dia mencoba menelepon nomor itu tapi tidak juga diangkat. Xavier mulai ragu, tidak mungkinkan Cecilion memberikannya nomer palsu? Iya kan? Xavier bertanya-tanya dalam hatinya.

Xavier mencobanya beberapa kali lagi namun tetap sama teleponnya tidak diangkat, Xavier akhirnya mencoba mengirimkan pesan WhatsApp namun pesan itu pun hanya terkirim dan tidak dibaca.

"Aaaaarrrgghh sial" Xavier mengumpat.

"Kenapa tadi tidak aku coba menelepon dia waktu masih bersama"

Xavier meringkuk di atas kasurnya, rasa senang yang tadi dia rasakan sirna begitu saja.

"Kenapa aku bodoh sekali..."

Setelah beberapa menit menyesali kebodohannya, Xavier mencoba mengingat-ingat apa tadi Cecilion mengatakan dimana dia tinggal, atau dimana dia bekerja sambil memejamkan matanya.

Xavier hanya tahu halte bis nya, namun kemana bis yang Cecilion naiki menuju, Xavier tidak tahu. Dia bahkan tidak tau apa Cecilion tinggal didekat sini atau hanya menginap dihotel seperti dirinya.

Setelah beberapa saat kemudian Xavier menyadari kalau dia tidak punya cukup info untuk mencari tahu dimana Cecilion tinggal.

Xavier akhirnya menyerah untuk saat ini setidaknya, karena dia sangat lelah, mungkin setelah tidur, besok pagi dia akan punya ide lain untuk mencari info tentang Cecilion.

Baru saja dia mulai terlelap saat handphone nya berdering, Xavier sontak terbangun.

"Cecilion?"

"Cecilion Siapa? Ini aku Alucard"

"Xavier sudah tidur, silahkan tinggalkan pesan setelah nada beep. Beeeb" Xavier berkata meniru mesin penjawab otomatis dengan suara datar.

"Becanda loe ya, Semua orang udah nungguin loe disini, buruan kesini."

"Ga mau, aku capek, bilang saja Xaviernya sudah tidur."

"Gila emang, semua petinggi dateng nih nyariin loe, buruan kesini sekarang!!"

Telepon itu pun langsung dimatikan oleh Alucard.

Xavier merasa benar-benar enggan untuk turun ke lobi tempat pesta kemenangan team nya itu di adakan, Xavier memejamkan matanya kembali, namun lima menit kemudian handphone nya berdering lagi.

Kali ini dia memastikan untuk melihat dulu siapa yang menelponnya, dan ternyata itu masih seniornya di dunia balap, Alucard.

"Apalagi?"

"Kesini loe cepetan, jangan tidur lagi"

"Iya iya!!"

Xavier mematikan handphone nya dan bangun dari tempat tidurnya, dia mengganti bajunya memakai sesuatu yang lebih resmi tapi simple.

Xavier bercermin sebentar untuk merapihkan rambutnya yang berantakan, mukanya kecut.

Setelah semuanya terlihat sempurna, kecuali ekspresi mukanya, Xavier segera turun ke lobi dimana event private untuk merayakan kemenangan dirinya itu diadakan.

Begitu Xavier memasuki lobi semua orang langsung bersorak-sorai dan mengucapkan selamat kepadanya, dia melihat hampir semua petinggi di team dan sponsornya ada disana, Xavier pun segera memasang muka default tersenyumnya yang jika diperhatikan baik-baik sebenarnya agak sedikit mengerikan.

Namun Xavier beruntung semua orang sepertinya sudah setengah mabuk atau terlalu terbawa suasana gembira, hingga tidak ada yang sadar akan hal itu.

Setelah berbasa-basi kesana-kemari Xavier duduk di sofa seorang diri, dia mengeluarkan handphone nya dan mengecek apakah ada pesan atau telepon dari Cecilion, tapi ternyata masih tidak ada.

Xavier yang merasa frustasi menengok kekanan-kirinya.

Tidak jauh dari tempatnya duduk, Alucard sedang duduk dengan seorang pria yang cukup menarik, well tidak secantik Cecilion pastinya batin Xavier. Terlihat jelas Alucard seniornya itu sedang mendekati pria disampingnya, mulutnya tidak berhenti berbicara, entah apa, Xavier tidak bisa menangkap perkataannya, namun pria di sampingnya hanya terdiam dan mengangguk sesekali menandakan kalau dia mendengarkan.

Alucard yang menyadari Xavier sedang melihat kearahnya, tiba-tiba mengedipkan matanya sekali kearah Xavier.

Xavier menghela nafasnya dan mengalihkan pandangannya, dia merasa sangat kesepian, kalau Cecilion mengangkat teleponnya tadi mungkin dia bisa mengajaknya kesini, dan jika Cecilion disini dia tidak akan menjadi sebosan ini.

Tanpa sadar Xavier akhirnya melamun, meratapi nasibnya yang tidak pernah beruntung dalam percintaan. Sampai tiba-tiba suara notifikasi pesan datang terdengar, bukan cuma sekali, tapi berkali-kali.

"Maaf"

"Aku ketiduran dan baru baca pesanmu"

"Handphone ku masih di tas ku di ruang tv, jadi aku tidak dengar waktu kamu telepon"

"Maaf ya"

"Sebagai permintaan maaf aku sudah fotokan untuk mu"

"Ini..."

[Photo #1]

[Photo #2]

Seketika darah mengalir dari hidung Xavier yang melihat foto-foto syur Cecilion tanpa persiapan.

"XAVIER KAMU TIDAK APA-APA??"

Terdengar suara Alucard berteriak, dia kaget melihat Xavier yang tiba-tiba mimisan.

Xavier menoleh ke arah Alucard, dengan rasa bingung.

"HIDUNG MU ITU BERDARAH"

"Aaah?" Xavier mengecek hidungnya dan memang benar ada darah mengalir. Dia ingin mengambil saputangan disaku celananya saat dia mendengar kembali suara pesan masuk ke handphone nya.

[Photo #2]

[Photo #3]

"Gimana pendapatmu?"

"Hey, Xavier Jangan diam saja"

"Masih marah ya?"

"Nanti aku fotokan lagi, tapi jawab dulu."

"Xavier"

"XAVIER!!" Suara Alucard menggema, sedetik setelah suara seperti benda besar jatuh kelantai terdengar diruangan itu.

Tapi itu bukan suara sembarang benda, itu adalah suara Xavier yang tersungkur jatuh dari tempat duduknya setelah dia melihat dua foto syur terbaru yang Cecilion berikan padanya, hidungnya masih mengeluarkan darah, namun raut wajahnya terlihat amat sangat bahagia.

Bersambung ke part 4

Author's Note:

Perlu aku gambarin ga ya foto2 syur yg dikirim in Cecil ke Xavier? 😏

Menanti Untuk Mu [ XavCeci | Xavier x Cecilion ] OngoingWhere stories live. Discover now