CH 05 - Xavier's Dilemma (R18)

188 18 8
                                    

Warning: Ada adegan 🔞

Sabtu pagi itu lumayan cerah mengingat musim sudah memasuki musim gugur.

Dua minggu telah berlalu sejak perayaan kemenangan Xavier, selama dua minggu ini dirinya disibukan oleh begitu banyak sesi wawancara, promosi, iklan dan sebagainya. Dia tidak munafikan dirinya senang dengan pundi-pundi uang yang mengalir begitu cepat, tapi lama kelamaan dia mulai lelah, dan yang paling penting dia rindu Cecilion.

Sudah dua minggu sejak terakhir dia bertemu dengan Cecilion, walau mereka selalu video call setiap kali Xavier punya waktu luang, tapi bagi Xavier itu pun masih belum cukup menghilangkan rasa rindunya.

Dia ingin melihat Cecilion secara langsung lagi, dia sudah menanti hari ini, hari dimana dia dan Cecilion akan bertemu dan meluangkan waktu bersama.

Xavier sudah merencanakan hari ini sesempurna mungkin, dia ingin memanjakan Cecilion dan membuat dirinya terpukau, hingga Cecilion tidak bisa melupakan kencan pertama mereka.

Xavier sudah memesan tempat di sebuah restoran istimewa, tadinya dia ingin memberikan kejutan kepada Cecilion, tapi karena Cecilion menolak untuk dijemput, dengan berat hati Xavier terpaksa memberitahu lokasi dimana mereka akan berkencan.

Xavier agak sedikit kecewa karenanya, namun Xavier menghargai apa yang Cecilion inginkan apapun alasannya, entah karena Cecilion masih tidak ingin Xavier tahu dimana dia tinggal, atau mungkin ada alasan lain, apapun itu tidak masalah bagi Xavier.

Yang menjadi masalah bagi Xavier saat ini yaitu...

"Haruskah aku bawa kondom?"

Xavier yang sedang duduk di kursi di dalam apartemennya berpikir dalam benaknya.

Tangannya sedang memutar-mutarkan sebuah box kondom diatas meja. Xavier tidak tahu apakah Cecilion tipe orang yang tidak keberatan bercinta dengan pasangan kencannya di hari pertama kencan, atau tipe yang harus menunggu hingga tiga kali kencan.

Xavier tidak ingin membuat Cecilion takut karena pendekatannya yang terlalu cepat, tapi dia juga tidak ingin melepaskan kesempatan untuk bisa memiliki Cecilion sesegera mungkin.

Walaupun dari kecil Xavier sudah terbiasa menjalani kehidupan sebagai seorang racer dengan apa-apa yang serba cepat, tapi baru kali ini dia merasakan gejolak dan keinginan untuk memiliki seseorang dengan rasa urgensi yang begitu sulit untuk ditahan seperti ini.

Rasanya melewati satu hari tanpa kepastian bahwa Cecilion belumlah menjadi miliknya merupakan ketidakpastian yang membuat hatinya gundah, dan tidak tenang.

Cecilion begitu cantik, siapapun yang melihatnya pasti akan setuju dengan fakta ini, siapapun yang melihatnya bisa langsung jatuh hati dengannya, lalu bagaimana jika ada orang lain yang menginginkannya juga?

Inilah yang membuat hati Xavier tidak tenang, dia tidak ingin ada orang lain yang mendahuluinya apalagi menikungnya dalam mendapatkan Cecilion.

Namun disisi lain, Xavier juga harus memikirkan perasaan Cecilion, apa Cecilion akan menerimanya atau mungkin dia malah akan takut kalau Xavier mendekatinya terlalu cepat.

Kepala Xavier terasa pusing tujuh keliling.

Memikirkan bagaimana cara membalap rival-rivalnya di pertandingan saja tidak pernah membuatnya sepusing ini.

Tangannya pun berhenti memutar-mutar box kondom yang bertuliskan XXL size - isi 12 itu, Xavier menghela nafasnya dalam-dalam, dan akhirnya meletakkan box kondom itu di meja dengan sedikit dibanting, lalu berjalan menuju pintu.

Saat berada tepat di depan pintu, tangan Xavier lagi-lagi terhenti di gagang pintu, dia menoleh sekali lagi kearah box kondom itu, dan tiba-tiba dipikirannya muncul image foto-foto yang Cecilion berikan pada dirinya, foto-foto itu sudah menemaninya selama dua minggu terakhir ini membuat dirinya bisa tertidur pulas.

Penisnya berdenyut-denyut mengingat fantasinya akan Cecilion disetiap malam.

Xavier memejamkan matanya dan image Cecilion di dalam fantasinya yang hanya memakai garter belt hitam muncul di benaknya.

Cecilion itu berlutut di hadapannya, kakinya terbuka, penisnya yang sudah berdiri terlihat kemerahan dengan pre-cum yang menetes sedikit demi sedikit.

Cecilion di fantasinya itu memandang dirinya dengan pandangan yang memelas dan mata yang berkaca-kaca, pipinya merona begitu merah, mulutnya terisi penuh oleh penis Xavier yang sepertinya terlalu besar untuk mulutnya, Cecilion menghisap dan menjilat-jilat kejantanan Xavier dengan nikmatnya seperti layaknya sedang menikmati sebatang lollipop yang manis.

Cecilion berusaha memasukan penis Xavier dalam-dalam, memanjakannya dengan kehangatan rongga mulutnya, lidahnya menelusuri penis Xavier tanpa lelah, kedua tangannya memijat-mijat bagian kejantanan Xavier yang tidak bisa masuk ke dalam mulutnya.

Cecilion menghisap dan mengulum penis Xavier sekuat tenaga memberikan Xavier kenikmatan yang tiada duanya.

Sesekali dia mengeluarkan kejantanan Xavier dari mulutnya dan mengelus-eluskan penis Xavier ke wajahnya yang cantik itu, mencium dan menjilat-jilat kepalanya yang berwarna pink, menghirup aromanya dalam-dalam dan menyebarkan precum Xavier ke wajahnya, seperti menandakan bahwa sepenuhnya dirinya adalah milik Xavier.

Xavier menghela nafasnya kembali.

"Bawa sajalah"

Xavier pun menyerah pada hasratnya, dan akhirnya mengantongi satu box kondom itu, mengambil mantel berwarna broken white nya dan segera turun dari apartemennya menuju ke parkiran mobil.

Setelah masuk kedalam mobilnya Xavier mengirimkan pesan kepada Cecilion,

"Aku sudah berangkat" tulisnya singkat.

Bersambung.

Author note: Mrk belum ehemehem, baru fantasinya Xavier aja 🤭

Menanti Untuk Mu [ XavCeci | Xavier x Cecilion ] OngoingWhere stories live. Discover now