9. DUA ANGIN

158 23 0
                                    

"Apa? Untuk apa? Apiku akan mati!"

"Rentangkan tanganmu, berpura-pura lah kau memiliki elemen angin."

"Bagaimana bisa?" Dean berteriak kencang.

"Lakukan saja! Kau mau kita masuk ke pusaran itu?"

Dean menggeleng cepat, aku juga tidak mau terombang-ambing dan terlempar. Kepalaku harus tetap aman sampai akhir. Dean merentangkan tangannya di depanku. Aku membuat angin puting beliung yang sama dengan milik Matteo.

"Ugh..."

"Blossom, kau tidak apa-apa?"

Aku mimisan lagi. Aku mengusap hidungku dan menabrakkan anginku kearah Matteo. Tubrukan dua angin membuat ledakan angin yang besar, aku memegang tubuh Dean dan menurunkan kami ke bawah. Aku harus membuat dinding tanah untuk kami. Aku meraba tanah dan membuat dinding besar untuk melindungi kami. Ledakan angin membuat seluruh tempat terkena dampaknya. Semua orang berteriak dan berlarian pergi. Apa ini sudah selesai?

Tesss... Tesss...

Darahku? Darahku semakin banyak.

"Blossom?" Dean memegangi tubuhku.

Aku tak tahan lagi.

Brakkk...

"Hah... Itu cukup menarik." Matteo muncul setelah menghancurkan dinding tanah. Dia suka sekali menghancurkan segala hal. Aku tidak bisa melanjutkannya lagi, kepalaku sangat pening. Kenapa Matteo menjadi dua orang? Aku memegangi telingaku yang ikut berdenging.

"Arghttt..."

"Blossom, kau tidak apa-apa?"

Dadaku juga sakit. Aku meremas baju Dean, aku ingin pergi dari sini. Profesor tidak boleh tahu!

"Sepertinya aku akan menang dengan mudah!" Matteo mengeluarkan pedang apinya.

"Kau gila! Kau mau membunuh kami?" Teriak Dean.

"Tidak ada larangan untuk melukai." Matteo tersenyum lebar.

"Kau! Cukup, kami menyerah!" Dean menggendong tubuhku dan keluar dari arena.

Bukankah poinnya akan berkurang jika dia menyerah? Apa yang laki-laki ini lakukan? Dia bisa didepak keluar dari asrama. Harusnya kami pura-pura pingsan saja. Aku menggigit bibirku, ini salahku. Harusnya aku tidak perlu melawannya lebih lama. Tapi Matteo tidak membiarkan kami untuk bernapas.

"Dean, antarkan aku ke asrama!"

"Apa?"

"Profesor tidak boleh tahu aku jadi seperti ini lagi, kumohon!" Aku bersembunyi didada Dean. Jika profesor tahu, mungkin aku tidak lagi berada di tempat ini. Dean akan sendirian dan mendapatkan banyak masalah besar karena ku. Banyak orang yang akan menantangnya.

Ini semua salahku!

Harusnya aku tidak datang ke tempat ini.

"Baiklah."

❄️❄️❄️

"Ck, mereka membuatku kesal." Aku menatap orang yang sedang duduk disampingku.

"Kenapa?"

"Mereka sangat jahat! Katanya wajahku jelek dibalik penutup kepala."

Orang-orang itu! Aku tidak akan memaafkan mereka! Aku akan membuat mereka tidak akan lagi bisa bertarung! Aku sangat kesal!

"Kau cantik!" Dia mengusap wajahku dengan lembut.

"Apanya? Penampilan ini juga biasa saja. Ada banyak wanita yang cantik." Aku memalingkan wajahku.

Perempuan lain lebih cantik dariku. Aku hanyalah manusia biasa yang tak secantik mereka. Mungkin benar jika aku jelek. Aku menutup wajahku dan terisak.

"Jangan menangis! Kau memang cantik, rambut hitammu yang berkilau, matamu seperti lubang hitam yang menjeratku, dan wajah yang lucu mu ini. Kau sangat cantik." Dia mencubit hidungku.

"Hiskkk... Kau ini!" Aku memukul dadanya.

"Jika mereka mengatakannya lagi, aku bisa membuat mereka tidak bisa berjalan dengan benar besok pagi. Siapa yang mengatakannya?"

Dia tidak boleh tahu! Dia tidak pernah takut untuk mematahkan tangan atau kaki seseorang. Aku menggeleng dan memeluknya. Jika dia tahu, poinnya akan berkurang banyak. Mana mungkin aku mau dia keluar dari rangking 10 teratas. Aku tidak bisa lagi bekerja bersamanya.

"Mau ayam goreng?" Tawarnya.

"Hmm... Mau."

"Pacarku sangat mengemaskan!" Dia mencubit kedua pipiku yang pasti sangat merah.

"Kau juga pacarku yang sangat tampan. Aku sangat menyukaimu..."

❄️❄️❄️

Apa aku bisa mengatakan kalimat itu pada seorang laki-laki? Apa tingkahku bisa menjadi sangat menjijikan seperti itu? Tubuhku merinding ketika mengingatnya. Aku benar-benar memiliki seorang pacar dan dia adalah rangking 10 teratas. Aku menutup mataku, kuharap itu hanya mimpi bukan ingatanku. Bagaimana bisa aku menyukai seseorang dari peringkat 10 teratas? Siapa dia? Aku tidak tahu ciri-ciri atau namanya. Suaranya juga sangat samar-samar. Aku memijat kepalaku, apa ingatanku kembali saat aku pingsan karena bertarung?

Dean datang membawa bubur untukku. Peringkatnya kembali ke posisi awal. Aku jadi sangat merasa bersalah padanya.

"Maaf."

"Untuk apa?" Dean mengaduk bubur dan mencoba menyuapiku.

"Aku bisa sendiri." Aku memegang tangan Dean dan menarik sendok dan mangkuk berisi bubur.

Aku bukanlah anak kecil, umurku juga lebih tua darinya. Aku memakan buburku dalam diam, rasanya lumayan untuk ukuran sebuah bubur.

"Aku membuatmu turun peringkat. Besok, ayo tantang seseorang dari kandidat rangking 10 teratas."

"Kau gila? Tidak! Kau tahu apa yang terjadi pada kita? Kita hampir mati!"

"Matteo memang lawan yang sulit. Tapi tidak untuk peringkat lainnya. Aku akan mencobanya, ingatanku kembali saat aku bertarung. Mungkin jika aku bertarung lagi ingatanku akan kembali sepenuhnya."

Ini hanya teori saja. Mungkin hanya mungkin, aku bisa mengembalikan ingatanku sepenuhnya.

"Ingatanmu kembali?"

"Tidak banyak. Jadi aku harus mencobanya, apa kau tahu siapa saja kandidat rangking 10 teratas?"

"Aku tahu. Cain, Akio, Matteo, kau, Yonna, Cleo, Sachio, tiga lainnya masih menjadi misteri."

Siapa ketiga orang itu?

"Ada banyak kandidat rangking 10 teratas, bahkan ada yang menyakini lebih dari 15 orang. 5 diantaranya adalah orang-orang pengendali di luar kantor. Mereka hanya mencari kesenangan untuk bertarung saja. Ditambah kau lagi mungkin menjadi 16. Hanya pihak kantor pusat yang tahu siapa mereka, dimana mereka, poin nilai juga tidak tergantung kita bertarung saja, jika kita menyelesaikan misi dari kantor. Poin kita akan bertambah tanpa melakukan pertarungan antar pengendali."

Aku mengangguk, jadi seperti itu. Sistem ini membingungkan, untuk apa mereka menyembunyikan identitas ke 10 orang ini. Aku memijat kepalaku, banyak kandidat untuk menjadi rangking atas dan diantara mereka adalah pacarku jika kami belum putus. Kenapa dia tidak menemuiku? Jika dia kekasihku harusnya dia datang dan telah sadar kembali.

"Ayo, kita lawan salah satu dari mereka. Siapa saja, aku tidak peduli."

❄️❄️❄️

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

PENGENDALI ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang