32. BERKUNJUNG

81 16 0
                                    

"Eugene? Sejak kapan kau disini?"

Eugene berbalik dan melihatku dari atas ke bawah. Dia seperti baru saja melihat mayat hidup yang berjalan ke arahnya. Mungkin karena perban dan luka-luka yang terlihat.

"Apa yang terjadi padamu?"

"Hmm? Kau tidak melihatku bertanding?"

"Kantor tiba-tiba memberiku misi, maafkan aku tidak melihatmu bertanding. Tapi apa yang terjadi sampai kau jadi seperti ini?" Eugene memegang tanganku dan memeriksa tubuhku.

Jika itu misi dari kantor pengendali, tentu saja dia akan pergi. Apa misi lamanya telah selesai? Aku ingin bertanya lebih jauh nanti. Ada hal yang harus aku lakukan saat ini.

"Aku melawan Amoun dan menang. Ini hanya luka kecil, jangan khawatir. Ayo masuk!" Aku menarik Eugene ke dalam asrama.

Jika kami tetap disini mungkin ada seseorang yang melihat kami. Aku tidak mau membuat rumor aneh sebelum ingatanku kembali. Akan jadi masalah jika Melvin tahu akan hal ini. Aku harap dia tidak akan pernah tahu.

"Misi apa yang kerjakan Eugene?" Tanyaku mengambil mie instan.

"Menangkap penculikan anak, biarkan aku yang memasak, kau duduk saja!" Eugene mengambil mie dari tanganku.

"Aku akan menyiapkan coklat nanti. Apa film kesukaanmu?"

"Aku bisa menonton apa saja, jika kau menyukainya aku juga akan suka."

Apa film percintaan anak SMA lagi? Tidak, aku mengajaknya untuk menonton film horor. Mungkin Eugene tidak akan takut jika melihat hantu atau lainnya. Dia terlihat berani, jika dilihatpun dia seperti seseorang yang tidak mengenal rasa takut.

"Ada apa?" Eugene menatapku.

"Kau tampan!"

Eugene memalingkan wajahnya dan kembali pada panci mie yang telah mendidih. Harumnya sangat menggodaku untuk memakannya sekarang.

"Ka-rena aku laki-laki tentu saja tampan."

"Tidak, kau tampan Eugene. Dengan rambut pirang dan mata biru cerahmu itu. Kau sangat tampan, berapa perempuan yang telah kau kencani? Atau kau memiliki kekasih?"

"Mari makan dan bicara nanti!"

Apa dia mengalihkan pembicaraan? Aku mengikuti Eugene dan duduk bersamanya. Ini lebih enak dari mie buatanku.

"Misi apa yang kau lakukan?"

"Ada kasus penculikan anak. Aku membantu mencari pelaku, ada banyak orang yang polisi curigai. Kau mau minum?" Eugene berdiri dan mengambil sesuatu di lemari es.

Harusnya aku yang melayani tamu, dia seperti pemilik kamar ini. Eugene membuka botol dan menyerahkan padaku. Dia laki-laki yang peka dan perhatian. Kenapa dia seperti ini? Aku jadi merasa dia semakin terlihat seseorang yang mengisi ingatanku.

"Saat kau menjadi seorang pengawas, apa yang kau lakukan?"

"Hanya misi biasa, aku hanya perlu memeriksa orang-orang yang dicurigai kantor. Ada banyak kandidat peringkat 10 teratas, aku menangani mereka yang bukan termasuk."

"Kau berhasil?"

"Itu mudah dilakukan. Sekarang aku banyak waktu luang. Mungkin aku juga ingin menantang seseorang bertarung."

"Siapa? Apa aku?"

"Apa kau ingin bertarung lagi dengan keadaanmu seperti ini? Istirahatlah Blossom!"

Takkk...

"Arkk..."

Eugene menjitak kepalaku dan pergi membawa alat makan kami. Tapi siapa yang ingin di tantang? Aku mengusap dahiku, ini cukup sakit saat aku baru saja mengalami benturan. Dia pasti sengaja untuk mengingatkanku.

PENGENDALI ( END )Where stories live. Discover now