S2 Bab 1 💐

37.3K 1.8K 85
                                    

⚠️Cerita Asta & Bad Wife hanya ada di wattpad selain itu berarti plagiat tolong bantu laporkan⚠️

🌷HAPPY READING🌷

Sinar mentari pagi, membangunkan Axel kecil yang sedang tertidur pulas di dalam box bayi miliknya.

Karena merasa silau, bayi kecil bernama Axel itu merengek karena tidurnya terganggu oleh sinar matahari pagi.

"Hwaa....."

Vania terusik mendengar suara tangisan bayinya, ia segera bergegas bangun dari ranjang king size miliknya dan meninggalkan Asta yang masih tertidur.

"Anak mama kenapa sih, nangis-nangis, ada yang ganggu yah," ucap Vania seakan sedang berbicara dengan Axel.

Vania segera membawa Axel ke gendongannya, lalu menimang-nimang agar tangisannya mereda.

Kepala Vania sedikit pusing, karena semalam ia terlambat tertidur dikarenakan Axel yang cengeng dan tidak ingin tidur di dalam box nya.

Setelah bayi itu kembali terlelap, Vania membaringkan Axel di samping Asta.

"Asta bangun, As.. Astaa"

"Hmm, kenapa" tanya Asta dengan suara seraknya sambil menutup mata.

"Is Asta bangun, udah pagi.." gerutu Vania karena Asta enggan membuka matanya.

Asta mengusap wajahnya, kemudian membuka mata menatap sang istri yang melotot ke arahnya.

"Kenapa?" tanya Asta setengah sadar, semalam Asta juga menemani Vania menjaga Axel sehingga ia masih merasakan kantuk.

"Hati-hati ada Axel di samping kamu, aku mau bantuin mama di dapur dulu,"

Mendengar nama Axel di sampingnya, Asta bergegas bangun dan menatap putranya yang tertidur pulas.

"Jagain! Jangan iseng, awas aja kalo Axel nangis!" ancam Vania sebelum beranjak pergi dari kamar.

Asta tersenyum smrik, kemudian mendekat ke arah Axel.

"Kamu gemesin sih, gimana papa gak iseng kalo muka kamu kaya gini" monolog Asta kemudian memulai aksinya.

Cup cup cup cup

Ia mencium seluruh bagian wajah Axel, bahkan sampai tangan bayi kecil itu.

"Aargh," rasanya Asta ingin menggigit pipi gembul Axel.

Cup cup cup cup

Asta kembali melancarkan aksinya dengan mencium wajah gemas Axel hingga.....

"HWAAAAA...."

Axel kembali menangis karena ulah ayahnya.

Vania yang mendengar suara tangisan Axel, langsung berteriak marah.

"ASSTAAAA!!"

Asta yang mendengar suara tangisan Axel, terlebih mendengar suara teriakan Vania langsung panik seketika.

Pria itu ketar-ketir, karena bingung untuk menenangkan bayinya.

***

Saat ini Asta sedang nongkrong berdua bersama Rendi di sebuah kedai kecil, sebagai pasutri muda mereka saling mencurahkan isi hati mereka.

"Lo masih mending, gue cuman gara-gara gak jemur handuk, Nessa gak mau tidur sama gue. Katanya gue jorok, anying lah" ucap Rendi mengeluarkan keluh kesahnya.

"Gue juga bingung ini, mama udah nyuruh kita pindah ke apartemen, sedangkan Vania gamau ngomong sama gue," curhat Asta, karena kejadian tadi pagi, hingga saat ini Vania tidak mau berbicara pada Asta.

"Loh sih jailin Axel,"

"Axel gemes sih, pipinya ontet pengen gue gigit" Asta berucap sambil menunjukan jika dirinya benar-benar gemas dengan anaknya itu.

Rendi sedikit iri melihat Asta yang bahagia memiliki anak.

"Seseru itu punya anak As?"

"Hm, kalo cape pulang kerja pas liat Axel capenya langsung hilang Ren."

Mendengar hal itu Rendi semakin iri, ia juga ingin memiliki anak bersama Nessa walaupun usia pernikahan mereka belum lama dan mungkin Rendi dan Nessa belum saling mencintai.

Asta yang melihat raut wajah Rendi langsung mengerti.

"Nessa?"

"Hm, dia belum mau hamil dia ngomong mau kuliah dulu" balas Rendi dengan wajah lesu,

Ini juga merupakan salah satu pergumulan terbesar Rendi, ia ingin memiliki anak seperti Axel, ia juga mau memiliki semangat bekerja karena keluarga.

Tidak seperti sekarang ini, bahkan Nessa enggan meminta uang pada Rendi dan memilih memakai uang tabungannya.

"Lo berdua juga masih muda, masih banyak kesempatan Ren. Gue sama Vania cuman kesalahan, kalau bisa diperbaiki gue mau kita berdua sama-sama sukses dulu baru kaya gini" jawab Asta sambil menepuk pundak sahabatnya itu.

Rendi mengangguk paham,

"Lo juga kalo gak kaya gini, pasti masih sama Jehan, so-soan banget ngomong sukses dulu, padahal dulu benci sama Vania."

Asta tersenyum, benar jika ini tidak terjadi mungkin Asta masih akan bersama Vania.

Tetapi jujur dari lubuk hati yang paling dalam, Asta sudah tidak memiliki rasa apapun pada Jehan.

Karena perasaan sayang dan cinta Asta sudah terbagi untuk Vania istrinya dan Axel anaknya.

Sehingga pikiran Asta tidak bisa kemana-mana lagi, fokusnya hanya untuk keluarganya.

Suara ponsel Asta berdering, menandakan seseorang menelepon, Asta segera mengangkat panggilan itu.

"Hallo, kenapa Van?"

"Kenapa-kenapa! Gila lo, besok udah mau pindah dan sekarang lo malah asik-asik keluyuran?!"

Asta sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya, sedangkan Rendi berusaha menutup mulut agar tawanya tidak terdengar oleh Vania.

"Maaf tadi aku beli sesuatu," bohong Asta.

"Beli sesuatu apaan?! Beli rokok? Hah? Pulang sekarang juga Asta!!"

Teriak Vania sebelum menutup panggilan telepon itu.

"Cie dimaharin bini HAHAHAHAH" ledek Rendi dengan tawanya.

"Sialan lo,"

Setelah itu Asta segera pamit pulang begitu juga dengan Rendi yang memutuskan untuk pulang dari pada Nessa menjadi garang seperti Vania tadi.

Nessa lebih bar-bar dari pada Vania, ia bukan hanya akan memarahi Rendi tetapi juga memukul suaminya itu.

Jika kalian tidak tau Nessa merupakan mantan karate saat SMP.

***

ASTA & Bad Wife [END]Where stories live. Discover now