S2 Bab 2 💐

32.8K 1.8K 83
                                    

🌷HAPPY READING🌷


Asta kembali ke rumah dan langsung mendapati Vania yang berdiri di depan pintu sambil berkacak pinggang.

"Dari mana?" tanya Vania dengan nada yang dingin.

"H-habis ganti oli motor tadi," tentu saja jawaban itu hanya alibi dari Asta.

"Tadi ngomong pergi beli sesuatu, sekarang ganti oli motor, yang bener yang mana hah!"

"Kamu gak masuk? Di luar dingin, Axel mana?" Asta berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Jawab pertanyaan gue!"

Asta menghela nafasnya sebentar kemudian menjawab,

"Iyaa maaf gue tadi ketemu Rendi terus ngobrol bentar," jujur Asta akhirnya.

"Kenapa gak jujur dari tadi aja sih? Emang susah ya, gue kira lo udah percaya sama gue, ternyata masih suka bo'ong."

"Bukan gitu Van, ayo masuk dulu."

Asta segera menarik tangan istrinya itu untuk masuk agar tetangga tidak mendengar pertengkaran mereka.

"Gak usah pegang-pegang!" Vania menghempaskan tangan Asta yang memegang pergelangannya.

"Maaf Van."

"Axel mana? Mama sama papa mana?"

Vania memutar bola matanya malas,

"Mama sama papa keluar, Axel udah tidur dari tadi emang lo pikir ini jam berapa hah!" balas Vania dengan ketus.

Jika Vania sudah menggunakan kata lo-gue itu artinya, ia benar-benar marah.

"Maaf Van, gue udah minta maaf. Kenapa sih cuman masalah sepele kaya gini lo marah-marah."

"Gue juga pengen punya waktu buat seneng-seneng, bahkan tadi gue gak nyampe satu jam di luar."

Setelah mengatakan semua itu, Asta langsung masuk ke dalam kamar. Dari nada bicaranya, Vania bisa tau jika Asta juga ikut kesal.

Vania mengepalkan tangannya kuat, matanya mulai berkaca-kaca memikirkan ucapan suaminya tadi.

Bahkan Vania tidak pernah meluangkan waktu agar bisa berkumpul bersama Nessa dan Amel, ia selalu fokus pada Axel.

"Gue rela-in waktu gue, karena gue gak tega ninggalin Axel. Sedangkan lo, gue nyuruh lo pulang bukan tanpa alasan Asta sialan!" batin Vania yang tak kuasa menahan tangisnya.

***

Beralih pada Rendi yang baru saja sampai ke rumahnya, pria itu melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar untuk menemui Nessa.

Ceklek

Suara pintu kamar terbuka.

Rendi bisa melihat Nessa yang sedang fokus di meja belajarnya, ia tau jika istrinya itu sedang mempersiapkan diri untuk masuk ke universitas.

"Ness lo masak apa malam ini?" tanya Rendi yang baru masuk,

Nessa tak menjawab, bahkan mungkin tak mendengar pertanyaan Rendi.

"Nessa, gue tanya lo masak apa malam ini." ulang Rendi lagi,

"Gue gak masak," balas Nessa begitu singkat.

"Anjir, terus kita makan apa?"

"Bukannya lo dari luar? Kenapa gak makan di luar aja." Nessa berucap dengan tidak mengalihkan pandangannya dari laptop miliknya.

"Seenggaknya lo masak lah Ness, gimana sih lo jadi ibu rumah tangga."

Mendengar ucapan Rendi, Nessa langsung membalikan tubuhnya, ia sedikit tersinggung mendengar ucapan suaminya itu.

"Apa lo ngomong apa tadi?"

Rendi menatap tajam ke arah Nessa, kemudian memilih keluar dari kamar dari pada harus berdebat dengan Nessa si gadis keras kepala.

Nessa berdecak melihat kepergian Rendi, tetapi ia tidak terlalu ambil pusing kemudian melanjutkan acara belajarnya yang sempat tertunda.

***

Vania dan Asta sudah kembali pindah ke apartemen, walaupun sudah pindah Martha tidak membiarkan begitu saja.

Martha akan tetap terus mengunjungi Vania agar membantu menantunya itu untuk mengurus sang cucu.

Asta menggendong Axel di dalam kamar apartemen sedangkan Vania sedang membuat makan siang di dapur.

"Gemess," guman Asta yang tanpa sadar menggigit pipi Axel yang membuat pipi gembul bayi itu sedikit lecet dan mengeluarkan darah.

Axel yang merasakan sakit langsung menangis sejadi-jadinya, sedangkan Vania yang berada di dapur langsung berlari cepat mendengar tangisan Axel yang tidak seperti biasanya.

Saat masuk Vania langsung melihat Asta yang sudah ketar-ketir menenangkan Axel dan, Vania melototkan matanya melihat pipi Axel yang mengeluarkan sedikit darah.

Dengan segera Vania mengambil paksa Axel dari gendongan suaminya.

Vania tidak berkata apa-apa, ia tidak marah seperti biasanya, ia juga tidak mengomeli Asta. Tapi dari tatapannya Asta tau jika istrinya itu sedang menahan amarahnya.

"Maaf Van, gak sengaja."

Vania tidak membalas ia menghiraukan ucapan Asta, lalu membawa Axel ke dapur.

Berbeda dengan Asta yang langsung dilanda rasa bersalah dan tak enak pada Vania. Lebih baik kena omel seperti biasa dari pada Vania diam seperti ini.

Vania menenangkan Axel dengan memberikan bayi itu ASI-nya , setelah kembali tertidur Vania dengan perlahan mengelap bekas darah yang tersisa di pipi Axel. Kemudian mengoleskannya dengan obat agar bayinya tidak merasakan sakit lagi.

Asta masuk ke dapur melihat kondisi Axel yang sudah kembali tertidur. Ia tau pasti Vania masih marah padanya jadilah ia memilih untuk mengambil alih tugas Vania untuk membuat makan siang.

***

ASTA & Bad Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang