6. Menginap

1.5K 221 3
                                    

SEHABIS makan malam, Haechan langsung masuk ke dalam kamar. Tidak ada pembicaraan yang dilakukan di meja makan. Selama makan malam berlansung dia selalu menghindari tatapan Mark, atau pura-pura tidak mendengar jika Mark memulai pembicaraan. Dia masih malu, jika diingat-ingat akan kejadian yang terjadi di dalam kamar sore tadi. Terlebih lagi mereka dipergoki oleh tuan Kim saat keduanya berada di posisi yang tidak meyakinkan. Rasanya sangat aneh, tapi dia akui jika ciuman yang dilakukan oleh Mark sangat memabukkan. Dibuat pusing jadinya.

Mark menyuruh Haechan untuk menginap malam ini karena alasan dia sendirian di rumah, dia asing jika harus tidur sendirian walapun banyak pelayan berada di rumah, tapi dia kukuh ingin Haechan untuk tinggal. Awalnya Haechan menolak, tapi melihat wajah Mark yang memelas seperti anak kucing mau tidak mau Haechan menurut. Lagipula dia juga bisa berangkat dari sini untuk ke kantor besok. Soal pakaian Haechan bisa meminjam punya Mark jika perlu. Dia juga dapat menghemat ongkos keberangkatan untuk besok.

Suara pintu terbuka pelan. Haechan beringsut masuk ke dalam selimut. Dia tahu siapa yang masuk ke dalam kamar. Dia semakin merapatkan selimut saat dirasakannya kasur sedikit berderak dan bergoyang.

"Chanie?"

"Hmm__katanya mau tidur di kamar orang tuamu. Kenapa kemari?" Haechan semakin mengeratkan selimutnya, dia masih malu dan hanya bisa menjawab dengan cicitan kecil.

Mark diam, dia merasa bersalah akibat tindakan yang dilakukan. Tapi afeksi yang diberikan Haechan sangat luar biasa, walapun Haechan hanya diam menatapnya dengan mata binar itu. Segala sesuatu yang ada pada Haechan telah menarik dirinya, Mark bahkan lupa jika Haechan adalah tuannya dulu. Dilihat dari mata manusia, Haechan sangat berbeda saat dilihat dari mata kucing.

Ia meringkuk, menempelkan tubuhnya pada tubuh Haechan yang terbalut selimut tebal.

"Mau tidur dengan Chanie, apa tidak boleh? Biasanya kita juga tidur berdua. Apa kau tidak merindukan Neko? Aku rindu tidur dengan Chanie, saat tangan itu mengelus kepalaku. Aku akan tidur dengan nyenyak, rasanya nyaman dan hangat."

Jika diingat-ingat Haechan memang sangat merindukan Neko, bagaimana manja sang kucing yang akan naik ke atas perutnya dan meminta untuk dielus hingga tidur. Bagaimana bulu-bulu halus itu akan membuatmu perutnya hangat, dan bagaimana dengkuran halus itu terdengar menemaninya saat tidur. Itu sangat menyenangkan, Haechan menarik nafas panjang mengangkat sisi selimut dengan pelan. Dirasakannya punggung ditempeli sesuatu benda. Dan saat dilihatnya itu adalah tubuh Mark yang meringkuk menunggu responnya.

"Kau takut tidur sendirian?" Haechan membalik tubuhnya, dilihatnya wajah Mark masih nampak murung di sana.

"Tidak, hanya saja aku rindu tidur satu kasur denganmu. Aku merindukan semuanya." wajah itu semakin ditekuk, membuat Haechan merasa bersalah.

"Kalau begitu mari tidur di sini saja denganku."

Tawaran yang diberikan Haechan padanya tentu saja membuat Mark tersenyum sangat lebar. Dia langsung memajukan tubuhnya, beringsut masuk ke dalam selimut dan memeluk tubuh Haechan di sana. Satu tangan di selipkan di leher sedangkan satu tangan lagi diselipkan di pinggang. Dan wajahnya dibenamkan di dada Haechan.

Di sisi lain, Haechan hanya bisa terdiam. Bau shampoo sehabis mandi dapat diciumnya walapun ia menggunakan shampoo yang sama tapi di rambut Mark aroma itu lebih tercium kuat.

"Aku merindukan ini semua."

"Mark nanti ada yang masuk."

"Aku sudah mengunci pintu, tenang saja."

"Kalau begitu, tidur." Haechan berseru lesu, tenaganya habis hanya demi memikirkan kejadian lalu.

Mark merapatkan tubuh. Menelusupkan wajahnya ke ceruk leher Haechan dan diendus, rasanya nyaman seperti saat ia tinggal di rumah Haechan sebelum pergi meninggalkan sang majikan sendirian. Rasa rindu itu benar-benar sudah masuk ke dalam tubuh. Di dalam selimut yang menutupi tubuh, perlahan Haechan usap punggung Mark seperti kebiasaannya pada Neko. Tidak lupa juga Haechan usap kepala Mark sampai saat dia mendengar dengkuran halus dan nafas hangat dari pemimpin timnya itu. Benar-benar kebiasaan Neko yang selalu ingin tidur di atas kasur bersamanya.

[PRSNT 3K] - Neko-chanWo Geschichten leben. Entdecke jetzt