Prolog

5.8K 337 5
                                    

Dunia begitu luas, namun terasa sangat sempit.

Mengapa?

Karena banyak orang yang memuakkan yang mengisinya.

Manusia akan terus melanjutkan hidupnya dengan cara bertahan hidup sembari mencari sebuah harapan.

Namun apakah harapan itu menuntunnya ke jalan yang benar? Apakah cahaya yang merupakan 'harapan' itu hanyalah omong kosong belaka?

Cih! Semuanya hanyalah omong kosong yang tak berguna!

Jika kau ingin hidup maka bertahanlah!

Bertahanlah dari dunia yang memuakkan ini! Bertahanlah...

Bertahanlah sedikit lagi... Pasti... Pasti akan ada...

"Hei kau?"

Manik biru itu kembali dari lamunannya dan menatap orang yang entah sejak kapan sudah duduk di depannya.

Orang yang memanggil terpaku ketika melihat tatapan itu.

Tak lama kemudian ia tersenyum.

"Ahem. Tuan, apa kau percaya akan ada masa depan yang cerah dimana para manusia akan selalu berdamai?

"Tak ada masa depan untuk dunia yang kejam ini, Tuan Vance."

Begitu Duke Vance mendengarnya, ia tertawa dengan suara khas nya.

"Tidak ada, ya? Kalau begitu, waktu yang telah mempertemukan kita diartikan sebagai sebuah takdir, begitu kah tuan Defier of Light?"

"Takdir? Mungkin yang kau maksud adalah sebuah 'kebetulan', tidak ada takdir yang benar-benar terjadi di dunia ini, Tuan. Itu semua hanyalah kebetulan belaka."

"Oh?"

"Kalau begitu sampai jumpa, Tuan. Semoga dunia ini benar-benar seperti yang kau harapkan. Mungkin pada saat itu, kau bisa bertemu kembali denganku sambil memperlihatkan apa itu kedamaian yang kau impikan."

"Kita pasti akan bertemu lagi. Tenang saja. Karena waktu yang telah lama membuatku terpaku, kini telah mengalir lagi. Sampai jumpa, Xavier."

Haha, kebetulan... Ya?

My Time Flows To Ya, Mr. Xavier.
- Duke Vance.

My Time Flows To You (Fredrinn x Xavier)Where stories live. Discover now