18.luka itu tak akan pergi

769 66 0
                                    

Arsen meniup lilin yang ada di kue ulang tahunnya, sebenarnya dia tidak ingin melakukan itu namun karena Abraham memaksanya jadi dia tidak menolak.

"Biarkan kue itu, sekarang kamu pasang cincin ini pada bela, begitu juga bela akan memasangkan cincin pada Arsen" Ucap Abraham yang memegang sepasang cincin.

Rasanya lia ingin pergi dari sana, dia menahan air matanya agar tidak jatuh, dia berusaha untuk terlihat baik-baik saja.

Mendengar perkataan Abraham Arsen menatap lia yang juga menatapnya, entah mengapa menurut Arsen tatapan lia begitu dalam kepadanya.

Arsen mengalihkan pandangannya lalu berkata:

"Maaf pah Arsen gak mau tunangan" Perkataan Arsen membuat semua orang terkejut, kecuali lia yang merasa bahagia mendengar perkataan Arsen.

"Maksud kamu apa Arsen" Ucap Abraham yang sedikit emosi.

"Dengerin Arsen dulu pah, Arsen mau langsung nikah gak pake acara tunangan, jadi acara ini kalian gunakan untuk membicarakan pernikahan".ucap Arsen dengan santai.

" Deg"

Lia yang tadinya tersenyum langsung murung, baru saja dia merasa bahagia setinggi langit namun harus jatuh kembali ke bumi.

"Kenapa kau tidak ingin melaksanakan pertunangan ini Arsen? "tanya Abraham.

" Seperti yang sudah aku sebutkan tadi"jawab Arsen.

"Jika itu keinginan nak Arsen kami akan menurutinya" Sambung papa bela.

"Baiklah jadi sekarang kita akan membicarakan tanggal pernikahan" Putus Abraham.

Mereka semua serempak duduk disofa kecuali lia yang berdiri tak jauh dari mereka.

Sejak tadi lia diperhatikan oleh kedua orang tuanya, lia tidak menyadari itu dia hanya meng fokuskan pandangannya kedepan.

"Jadi menurut kalian pernikahannya akan dilaksanakan kapan? " Tanya papa bela.

"Seperti yang sudah kita bicarakan sebelumnya karena kalian sibuk pada tiga bulan mendatang, jadi pernikahannya akan dilaksanakan setelah urusan kalian selesai" Ucap Abraham.

"Baik kami setuju,pernikahannya akan dilaksanakan tiga bulan lagi" Ujar papa bela.

Bela tersenyum bahagia, dia menatap lia yang tak sengaja juga menatapnya, bela seperti mengejek lia dari tatapannya itu, lia tidak mempedulikan itu dia langsung mengalihkan tatapannya kearah lain.

Acara pun sudah selesai orang tua bela dan juga bela telah pulang, begitu juga dengan orang tua lia.

"Heh cepat bersihkan semuanya" Perintah Abraham pada lia, lalu kemudian dia pergi keatas sepertinya Abraham akan menginap disini.

Lia mengangguk dia mulai membersihkan ruang tamu dibantu oleh berati dan juga beberapa pelayan.

Setelah selesai lia ingin pergi ke kamarnya, dia beranjak dari sana lalu menaiki tangga, lia sudah sampai didepan pintu kamarnya dia membuka pintu itu secara perlahan.

"Ceklek"

Dia melihat Arsen yang sudah menutup matanya diranjang yang ada dikamar itu, lia masuk kemudian kembali menutup pintu kamar tak lupa juga menguncinya, lia berjalan mendekati ranjang yang ditempati oleh Arsen, lia mendudukkan bokongnya disebelah Arsen yang tengah berbaring menutup mata.

"Kak lia gak mau kakak nikah lagi, lia ga pengen berbagi" Ucap lia.

"Lia gak bakal menyerah sampai kapanpun untuk mendapatkan hati kakak".

" Tidur yang nyenyak ya hubby " ucapnya lalu mengecup singkat dahi Arsen, kemudian dia turun dari ranjang lalu mulai membaringkan tubuhnya dilantai.

Sedangkan Arsen dia membuka matanya, sejak tadi dia hanya menutup matanya namun dia tidak tertidur, jadi dia mendengarkan semua yang lia ucapkan tadi.

"Apakah sudah menjadi kebiasaanmu seperti itu nona lia" Gumam Arsen, entah kenapa jantungnya berdetak dengan kencang, dia mengingat yang menyebutnya hubby.

Tak mau berlarut memikirkannya Arsen menutup matanya kembali sampai dia terlelap.

...

Sedangkan ditempat lain dua sejoli yang sudah berbulan madu kini sudah bersiap untuk pulang, ya mereka adalah maya dan felix.

Mereka pergi liburan ke Bali, dan malam ini mereka akan mengatur keberangkatan untuk pulang.

"Sepertinya kita akan tiba pagi dirumah" Ucap felix.

"Hm" Maya hanya berdekhem.

                                ...

Jam empat pagi lia sudah terbangun,dia pergi kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah itu dia keluar dari kamarnya menuruni tangga lalu pergi kedapur, disana lia sudah melihat birati yang sudah berada disana.

"Bi" Panggil lia.

"Udah bangun non, non lia nyapu aja biar bibi yang masak" Ucap birati.

"Makasih ya bi udah bantu lia" Lia jadi merasa tidak enak pada birati.

"Udah tugasnya bibi non" Timpal birati.

Lia pergi dari sana mulai menyapu rumah besar itu, setelah selesai lia membantu birati menata makanan dimeja makan.

Setelah semuanya beres lia pergi ke ruang tamu untuk istirahat, dia sangat lelah dia pun berbaring disofa yang panjang yang ada diruang tamu itu.

...

"Percayalah luka itu akan selalu datang diiringi oleh rasa sakit yang tidak mudah menghilang"

                                - Aurelia veronika

"Aku yang membawa luka itu padamu, namun aku sendiri terluka ketika melihat dirimu dalam luka itu".

-Arsen Axal Abraham

ARSENIO [KEPERGIANNYA]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang