Perundungan : Part 14🌹

2.4K 113 5
                                    

Diam , aku hanyalah si pemendam rasa yang tak tau caranya untuk bersuara.

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _🌷🌷_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
"

"

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

*

Byurr..

Satu ember yang berisikan air got disiramkan begitu saja ke Arsya
Saat anak itu baru saja memasuki kelasnya.

Tak sampai di situ mereka juga melemparkan beberapa telur busuk ke baju Arsya,menyebabkan baju yang sedari berwarna putih kini berubah warna.

" Lihat nih teman teman anak buangan sudah datang "

Semua orang yang berada di kelas itu menatap Arsya dengan tatapan berbagai macam, ada yang senang ,kasian prihatin ada juga yang cuek cuek saja, termasuk Lio dia juga menatap Arsya dengan pandangan yang sulit di artikan, dia hanya diam tanpa melakukan apa apa.

" Eh bentar ada yang kurang "

Salah satu murid laki laki melangkah untuk mendekati Arsya lalu melempar tepung tepat ke arah wajah Arsya.

" Nah gini kan bagus "

" Haha.."

Mereka menertawakan penampilan Arsya saat ini bagaimana tidak ,
Penampilan anak itu kacau dengan baju kotor berbau amis, serta wajahnya yang penuh dengan tepung.

" Bagus banget gila"

" Lo lebih ganteng kalau begini"

" Cocok.."

" Emang kalau anak haram itu, cocok diapain aja "

Arsya menatap lurus ke depan dengan pandangan kosong selalu seperti ini, setiap kali mereka merasa bosan, pasti Arsya yang akan menjadi pelampiasannya.

Anak malang tak di rumah, tak di sekolah nasibnya selalu buruk.

Arsya tak pernah melawan atau pun membalas perbuatan mereka padanya , anak itu terlalu pendiam,itu sebabnya mereka berani untuk membully nya, dia hanya pasrah saja diperlakukan seperti itu.


" Kenapa Lo diam aja sih, balas sialan"



...

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"

"

Disinilah Arsya sekarang berada di toilet sekolah duduk termenung di salah satu bilik toilet.

Dia termenung saat memikirkan kejadian tadi,ini memang bukan yang pertama bagi Arsya bahkan ini sudah yang keberapa kalinya ,tapi ntah kenapa Arsya tak pernah berani untuk membalasnya.

Lemah, katakan dia lemah sebab hanya diam saja saat mereka menindasnya atau mencaci makinya sesuka hati.

Arsya selalu di bilang anak haram dan anak buangan,selain guru di sekolah itu tidak ada yang mengetahui siapa kedua orang tua dari Arsya , karna di setiap pertemuan orang tua, tidak ada yang hadir sebagai wali ataupun orang tua anak itu.

Dengan begitu mereka beranggapan bahwa Arsya adalah anak haram yang lahir tanpa ikatan trus di buang begitu saja, mereka juga tak ada yang tahu bahwa Lio dan Sakha adalah saudara seayah dengannya.

Tak semua orang di kelas itu membenci arsya,hanya orang orang yang iri ,sebab Arsya adalah anak kesayangan para guru di sana,dia termasuk murid terpintar di sekolah itu,bahkan dia selalu mengikuti berbagai macam lomba di setiap tahunnya , yang di lakukan di sekolah maupun luar sekolah, dan itu selalu menang.

Siswa berprestasi, memiliki puluhan piala yang dia simpan di dalam kamarnya.

Tapi sayang meski dengan begitu,Arsya tak bisa merubah sudut pandang ayah dan bundanya untuk melihatnya,malahan dia semakin di benci sebab di anggap sebagai penghalang untuk lio sebagai siswa berprestasi.

Setelah sekian lama berada di dalam toilet,Arsya keluar dari salah satu bilik toilet dengan baju yang lebih bersih, dia sengaja membawa baju ganti ke sekolah,

hal seperti ini sudah biasa terjadi, membawa baju ganti adalah hal yang wajib baginya,ntah sampai kapan Arsya pun tak tahu,dia hanya bisa berdoa, semoga nasib buruknya cepat berlalu, dan di gantikan dengan sedikit kebahagiaan.

...

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC.























Vote and comment
👇

Tak Di Anggap  { END }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang