04. Avoid

2K 259 22
                                    

'Selamat Membaca'

Bertemu pangeran David adalah hal yang paling Alexa hindari, apapun yang terjadi ia harus jauh-jauh dari pemuda itu.

Alexa hampir saja berteriak kaget, ketika pintu kereta miliknya tiba-tiba diketuk dari luar. Ia mencoba mengsugesti dirinya agar tetap tenang, mungkin saja itu hanya Fay yang menunggunya keluar. Memberanikan diri ia mencoba membuka pintu kereta meski tangannya sedikit gemetar.

Ketika pintu terbuka, seorang gadis bersurai merah dengan cepat memasukan kepalanya ke dalam kereta, wajahnya terlihat terkejut lalu sedetik kemudian gadis itu tersenyum dengan lebar.

"Kak Lexa!"

"Putri-Valeria? Vale, ini benar kau?" balas Alexa dengan nada tidak percaya, setahunya gadis ini sedang dalam masa pendidikan di akademi.

"Kakak, iya ini aku! Ayo keluar kak." Valeria mengenggam tangan Alexa dan membantunya turun dari kereta kuda.

"Putri, bukankah seharusnya kau berada di akademi?" tanya Alexa.

"Jangan panggil aku putri kak, Vale saja seperti dulu!" Valeria menggandeng lengan Alexa erat menariknya memasuki area istana.

"Vale, kau tidak menjawab pertanyaanku! Tolong jangan katakan jika kau kabur lagi?" tebak Alexa dengan raut penuh selidik.

Valeria berhenti melangkah, "Ternyata selain tidak membalas suratku kak Lexa juga tidak membacanya yaa?"

Valeria mengerucutkan bibir sedih. Padahal ia sudah mengirimkan surat untuk memberitahu Alexa bahwa masa pendidikannya telah berakhir. Sehingga mulai sekarang ia akan kembali tinggal di istana.

Alexa mengernyit. Surat? Setelah tersadar ia memijat pelan pelipisnya. Kenapa pula ia bisa sampai lupa mengenai hal itu. Ia dan Valeria selama ini memang selalu saling mengabari melalui surat, setiap beberapa kali dalam seminggu. Namun karena kejadian yang menimpanya beberapa hari yang lalu ia jadi melupakan hal itu.

"Maaf Vale.." Alexa mengelus punggung tangan Valeria yang digenggamnya, "Beberapa hari ini aku sedang sakit, hingga melupakan tentang suratmu."

Valeria terkejut, wajah sedihnya berubah panik, "Kak Lexa sakit?"

"Astaga, kenapa tidak ada yang memberitahukan aku?" lanjut gadis bersurai merah itu kesal.

"Tidak usah khawatir Vale, aku sudah sembuh sekarang!"

"Benarkah?" gadis bersurai merah itu meneliti lekat penampilan Alexa lalu mengangguk, "Baiklah, sekarang ayo ikut ke kamarku kak! Aku punya hadiah untukmu."

Alexa tersenyum dan menggeleng pelan, "Tidak bisa Vale, saat ini aku harus pergi menemui yang mulia ratu. Mungkin nanti aku akan mampir jika urusanku sudah selesai."

"Menemui ibu?" Valeria tersenyum menggoda, "Ingin menemui ibu atau menemui kak David.."

Alexa hanya terus memaksa tersenyum walau sebenarnya hatinya sudah terlalu muak saat mendengar nama pemuda itu disebut.

"Kak, kulihat kau membawa banyak sekali barang di keretamu? Mau memberi hadiah untuk kak David yaa?" tanya Valeria sembari mengerlingkan mata.

Alexa tidak tahu harus menjawab apa mendengar pertanyaan yang dilontarkan gadis itu. Untuk sekarang Valeria belum boleh tahu tentang rencanannya yang ingin membatalkan pertunangan. Apalagi jika mengingat bahwa Valeria lah yang dari dulu selalu mendukungnya mendekati pangeran.

"Vale sepertinya ini sudah waktunya, kita lanjutkan lain kali yaa!" Alexa mengalihkan pembicaraan, ia berbalik dan melangkah cepat tanpa menunggu balasan gadis itu.

Villainess IllusionWhere stories live. Discover now