11. Alexandra Whitney Calister

1.3K 140 23
                                    

'Selamat Membaca'

Deep in the darkest night the force is coming and there's no way out.
-fx-

Alexa terhanyut dalam suasana hening tak mengenakkan saat perjalanan pulang sebab sedari tadi ayahnya tidak kunjung membuka suara sedikitpun. Sudut matanya sesekali melirik sang ayah yang hanya berdiam diri seraya memejamkan mata.

Ingin sekali Alexa bertanya, mengapa ayahnya itu bisa tiba-tiba datang menjemputnya di istana. Apalagi hingga mengerahkan begitu banyak kesatria bersamanya. Aneh, bukan?

Duke Alexander yang merasa sedang ditatap, membuka mata dan menoleh pada sang putri.

"Ada apa?"

Alexa menjadi tegang sendiri saat manik lavendernya menangkap raut datar ayahnya. Pertanyaan yang ingin ia tanyakan sedari tadi seakan menggantung tertahan di ujung bibir. Nyalinya menciut saat melihat sang ayah menampakan wajah tidak bersahabat.

"Tak ada apa-apa, ayah."

Duke Alexander menghela napas, "Mengapa kau bisa berada di istana, Alexa? Bukankah baru saja kemarin kau berkata pada ayah ingin menyerah mengejar pangeran."

Alexa tersenyum kecut, ternyata ayahnya belum bisa mempercayai dirinya sepenuhnya. Untuk hal seperti ini saja ayahnya langsung dengan mudah mencurigainya. Pasti ayahnya berpikir kalau ia masih lah dirinya yang dulu, Alexa yang arogan dan tak berpendirian.

"Tak seperti itu ayah, aku sendiripun juga sama sekali tidak menyangka bisa bertemu pangeran hari ini..." Alexa menjelaskan dengan suara pelan, "Pangeran membawaku ke istana hanya untuk mengobati lukaku, tidak lebih."

Raut datar Duke Alexander berubah khawatir saat mendengar penjelasan dari sang putri, "Jadi itu benar, kau terluka? Bagaimana, bagian tubuh mana yang terluka?"

Padahal tadi di istana ia sudah memastikan sendiri dan yakin bahwa putrinya baik-baik saja tanpa lecet sedikitpun. Tapi kenapa Alexa malah berkata jika dia memang sempat terluka. Apa itu artinya surat aneh yang dikirim ke kediamannya bukanlah sebuah kebetulan.

"Aku sudah baik-baik saja, pangeran menyembuhkan lukaku dengan sangat baik. Tapi apa maksud ayah?" raut bingung terlukis jelas pada wajah cantik Alexa, "Memangnya ayah tahu jika aku sempat terluka?"

Tidak menjawab, Duke Alexander malah mengeluarkan sebuah sapu tangan dari dalam kantong jasnya. Memperlihatkan benda persegi tersebut pada putrinya.

"Apa benar ini milikmu?"

"Oh..." Alexa mengangguk pelan saat menyadari bahwa itu adalah sapu tangannya yang beberapa saat lalu ia buang saat di butik madam Elle.

"Kenapa sapu tanganku bisa ada pada ayah?"

Alexa mengambil alih sapu tangan bermotif daun maple tersebut dari tangan ayahnya. Namun, ia membelalak kaget saat mendapati ada banyak bercak darah ketika lipatannya dibuka. Membuatnya reflek menjatuhkan benda tersebut pada lantai kayu kereta.

"Apa itu ayah, kenapa sapu tangannya berdarah?" Alexa bergidik ngeri saat bertanya, "Pagi tadi aku kehilangan sapu tangan itu saat berada di butik."

Ekspresi Duke Alexander mengeras saat melihat raut terkejut yang ditampakkan Alexa. Dirinya tahu sekarang, bahwa seseorang yang mengirimkan surat tersebut ternyata berada di sekitaran putrinya. Apa sebenarnya tujuannya mengirim informasi dengan cara tidak biasa seperti ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 09, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Villainess IllusionWhere stories live. Discover now