BAB 7 - The Idol And Exposed

1K 82 4
                                    

Annyeong!

Update lagi pren?

Sebelumnya jangan lupa klik tombol bintang disamping bawah ya? Biar aku makin semangat nulisnyaa.

Btw aku mau bocorin satu rahasia cerita ini deh pren. Asal kelen tau, sebenernya cerita ini lahir karena pengen balikin kekocakan aku biar kayak zaman dahulu kala.

Soalnya dulu aku suka buat cerita2 komedi gitu loo, cuman karena waktu itu nyoba2 tulis di angst jd bawaannya zerius mulu.

Yaudah hayuk

⎯⎯ ୨ 𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 ୧ ⎯⎯

Mata Ayara terbuka sedikit demi sedikit, ia menetralkan rabun yang ia rasakan.

Ayara menilik sekitar, melihat ruangan bernuansa putih dengan bau obat-obat yang menjadi ciri khas ruangan tersebut.

"Aya? Kamu udah bangun?"

Ayara menatap kearah seorang gadis disebelahnya. Itu Anara, gadis itu bangun dari duduknya dengan senyum merekah.

Ayara tak menghiraukan Anara, ia melihat Bumi tertidur disofa panjang ruangan itu.

Kini Ayara menghembuskan nafas sembari menatap langit-langit ruangan.

"Dimana?" Tanyanya

Anara terdiam berusaha memahami pertanyaan yang Ayara lontarkan. Beberapa detik setelahnya, ia baru paham.

"Oh, ini di rumah sakit. Tadi kamu pingsan pas dibawa kesini, tapi kata dokter kamu cuman masuk angin, kurang istirahat dan kurang makan Aya." Jawab Anara

"Jangan panggil gue pake sebutan itu. Lo bukan siapa-siapa gue," Ayara berujar jutek

Anara merasa bersalah sekarang, ia menundukkan kepalanya. "Maaf... Aku gak sengaja..."

Ayara diam beberapa detik lalu menatap Anara, melihat gadis disampingnya dengan tatapan yang kurang menyenangkan.

Ayara memegang dagu Anara lalu menariknya keatas.

"Naikkin kepala lo, jangan jadi cewek lemah yang cuman bisa berharap sama tenaga cowok. Lo bukan hewan yang harus jadi bayaran, gue paling jijik sama cewek lemah." Ucap Ayara

"Maaf..." Hanya satu kata tersebut yang bisa Anara ucapkan, ia tak mampu berucap yang lain lagi.

Sejak kecil, Anara sudah dididik sebagai gadis penakut dan penurut yang harus takut terhadap lelaki. Tekanan dari sang ayah membuat Anara menjadi seseorang yang tak berani menyampaikan pendapat ataupun isi hatinya.

"Bangunin Bumi, kalian terlalu lama disini. Sekarang pulang aja, gue bisa urus diri gue sendiri." Ayara berkata

"Gak apa-apa Ayara, kita cuman dua jam disini. Kasihan kamu sendirian disini, lebih baik kita temenin kamu." Balas Anara

"Terserah." Ayara menjawab

Mereka terdiam sejenak, Anara berusaha mencari topik perbincangan yang asik dan membuat Ayara tak bosan, ia juga ingin lebih dekat dengan Ayara. Terlepas dari itu semua, Anara merasa bersalah besar pada Ayara.

The Two Worlds He CreatedWhere stories live. Discover now